Setelah praktek pengobatan tradisional di luar nalar, Ponari bocah asal Jombang yang menimbulkan berbagai kontroversi akhirnya resmi ditutup oleh Kapolres baru Jombang AKBP Tomsi Tohir. Langkah tersebut diambil pada hari pertama Tomsi bertugas kemarin, sebuah langkah yang terbilang berani dan tegas.
Saat pertama kali kerja, begitu masuk kantor dia langsung mengundang Muspida (Musyawarah Pimpinan Daerah) Jombang untuk membahas praktek dukun cilik yang selama ini telah menimbulkan kontroversi. Hasil rapat sungguh mengejutkan, yakni praktek dukun cilik asal Dusun Kedungsari, Desa Balngsari, Kecamatan Megaluh Jombang itu harus ditutup untuk selamanya.
Dikatakan bahwa mulai hari ini (kemarin) tidak ada lagi pembagian kupon di rumah Ponari, pasien yang terlanjur memegang kupon, tetap diperbolehkan melanjutkan pengobatan kata Tomsi. Setelah semua terlayani, praktek harus segera ditutup.
Menurut Kapolres baru Jombang tersebut, salah satu alasannya adalah permintaan pihak keluarga dukun cilik tersebut. Kepada polisi, keluarga Ponari menyatakan ingin hidup normal seperti sebelumnya. Tak ada ribuan orang yang tiap hari mengepung rumah mereka untuk minta diobati.
Sebagai pengingat, dukun cilik Ponari tiba-tiba menarik perhatian ribuan pasien untuk berobat. Dia melayani pengobatan sejak 19 Januari 2009. Selama ini, pro dan kontra bermunculan. Orang-orang yang bisa berpikir rasional menginginkan aparat bertindak tegas menutup praktik pengobatan dengan media batu tersebut. Apalagi praktek itu secara langsung maupun tidak langsung telah mengakibatkan lima orang meninggal dunia. Selain itu, tidak sedikit mereka yang berobat justru penyakitnya bertambah parah.
Ponari yang dalam beberapa hari sudah menjadi artis, benar-benar merasakan dunia keartisan. Yaitu, cepat naik juga cepat turun. Berikut kisah perjalanan dukun cilik tersebut.
9 Febuari
Mulai buka praktik. Sekitar seminggu buka praktek, empat orang tewas karena kelelahan antre atau penyakitnya kambuh.
10 Febuari
Muspida Jombang dan keluarga sepakat menutup sementara praktek dukun cilik. Karena ribuan pasien terus menunggu, sehari kemudian Ponari kembali membuka praktek.
13 Febuari
Ayah Ponari, Kamsin dianiaya keluarga yang tak ingin Ponari berhenti praktek.
21 Febuari
Pasien boca 3,5 tahun meninggal dunia di RS setelah meminum air dari Ponari.
25 Febuari
Kapolres baru Jombang AKBP Tomsi Tohir dan unsure Muspida menggelar rapat dan memutuskan untuk menutup tempat praktek Ponari selamanya.
Kepercayaan terhada hal yang bersifat magis memang sulit dihilangkan. Namun setidaknya, kita harus berpikir secara lebih “rohani” jika tidak mau dikatakan bodoh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com