I.Persiapan
Tambak Lele merupakan suatu jenis usaha yang mudah digeluti,bagi para
wirausahawan baru atau pun bagi wirausahawan yang telah lama
berkecimpung dalam bisnis.memiliki jenis usaha ini sangatlah sederhana
dan mudah karena tidak dibutuhkan banyak penelitian dan biaya yang
sangat besar dalam memulai usaha bahkan dalan operasionalnya Tambak
Lele.
Bila dilihat dari prospek usaha Tambak Lele sangat menjanjikan karena
untuk daerah jakarta,pasar yang tersedia untuk menyerap hasil budidaya
Tambak Lele sangat lah luas,ini memungkinkan hasil dari budidaya tambak
Lele sangat cepat dalam pengembalian uang dari Investasi yang
ditanamkan.sebagai gambaran dari jalan rawa belong menuju batusari yang
terletak Jakarta Barat terdapat tempat makan kaki lima pecel ayam dan
lele sebanyak 5 pedagang.padahal panjang jalan antara pedagang yang satu
dengan yang lain berdekatan tetapi untuk konsumsi kebutuhan akan Ikan
Lele permalam minimal 10 ekor ,hal ini sangat bagus karena kita sudah
bisa perkirakan berapa ekor ikan lele yang dapat kita jual kepedagang
kaki lima tersebut.
II. Pembenihan Lele.
Adalah budidaya lele untuk menghasilkan benih sampai berukuran tertentu
dengan cara mengawinkan induk jantan dan betina pada kolam-kolam khusus
pemijahan. Pembenihan lele mempunyai prospek yang bagus dengan tingginya
konsumsi lele serta banyaknya usaha pembesaran lele.
III. Sistem Budidaya.
Terdapat 3 sistem pembenihan yang dikenal, yaitu :
1. Sistem Massal. Dilakukan dengan menempatkan lele jantan dan
betina dalam satu kolam dengan perbandingan tertentu. Pada sistem ini
induk jantan secara leluasa mencari pasangannya untuk diajak kawin dalam
sarang pemijahan, sehingga sangat tergantung pada keaktifan induk
jantan mencari pasangannya.
2. Sistem Pasangan. Dilakukan dengan menempatkan induk jantan
dan betina pada satu kolam khusus. Keberhasilannya ditentukan oleh
ketepatan menentukan pasangan yang cocok antara kedua induk.
3. Pembenihan Sistem Suntik (Hyphofisasi).
Dilakukan dengan merangsang lele untuk memijah atau terjadi ovulasi
dengan suntikan ekstrak kelenjar Hyphofise, yang terdapat di sebelah
bawah otak besar. Untuk keperluan ini harus ada ikan sebagai donor
kelenjar Hyphofise yang juga harus dari jenis lele.
IV. Tahap Proses Budidaya.
A. Pembuatan Kolam.
Ada dua macam/tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam galian).
Pemilihan tipe kolam tersebut sebaiknya disesuaikan dengan lahan yang
tersedia. Secara teknis baik pada tipe bak maupun tipe galian,
pembenihan lele harus mempunyai :
Kolam tandon. Mendapatkan masukan air langsung dari luar/sumber
air. Berfungsi untuk pengendapan lumpur, persediaan air, dan penumbuhan
plankton. Kolam tandon ini merupakan sumber air untuk kolam yang lain.
Kolam pemeliharaan induk. Induk jantan dan bertina selama masa
pematangan telur dipelihara pada kolam tersendiri yang sekaligus sebagai
tempat pematangan sel telur dan sel sperma.
Kolam Pemijahan. Tempat perkawinan induk jantan dan betina.
Pada kolam ini harus tersedia sarang pemijahan dari ijuk, batu bata,
bambu dan lain-lain sebagai tempat hubungan induk jantan dan betina.
Kolam Pendederan. Berfungsi untuk membesarkan anakan yang telah menetas
dan telah berumur 3-4 hari. Pemindahan dilakukan pada umur tersebut
karena anakan mulai memerlukan pakan, yang sebelumnya masih menggunakan
cadangan kuning telur induk dalam saluran pencernaannya.
B. Pemilihan Induk
Induk jantan mempunyai tanda :
– tulang kepala berbentuk pipih
– warna lebih gelap
– gerakannya lebih lincah
– perut ramping tidak terlihat lebih besar daripada punggung
– alat kelaminnya berbentuk runcing.
Induk betina bertanda :
– tulang kepala berbentuk cembung
– warna badan lebih cerah
– gerakan lamban
– perut mengembang lebih besar daripada punggung alat kelamin berbentuk bulat.
C. Persiapan Lahan.
Proses pengolahan lahan (pada kolam tanah) meliputi :
– Pengeringan. Untuk membersihkan kolam dan mematikan berbagai bibit penyakit.
– Pengapuran. Dilakukan dengan kapur Dolomit atau Zeolit dosis
60 gr/m2 untuk mengembalikan keasaman tanah dan mematikan bibit penyakit
yang tidak mati oleh pengeringan.
– Perlakuan TON (Tambak Organik Nusantara). untuk menetralkan
berbagai racun dan gas berbahaya hasil pembusukan bahan organik sisa
budidaya sebelumnya dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok
makan)/100m2. Penambahan pupuk kandang juga dapat dilakukan untuk
menambah kesuburan lahan.
– Pemasukan Air. Dilakukan secara bertahap, mula-mula setinggi
30 cm dan dibiarkan selama 3-4 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai
pakan alami lele.
Pada tipe kolam berupa bak, persiapan kolam yang dapat dilakukan adalah :
– Pembersihan bak dari kotoran/sisa pembenihan sebelumnya.
– Penjemuran bak agar kering dan bibit penyakit mati. Pemasukan air
fapat langsung penuh dan segera diberi perlakuan TON dengan dosis sama
D. Pemijahan.
Pemijahan adalah proses pertemuan induk jantan dan betina untuk
mengeluarkan sel telur dan sel sperma. Tanda induk jantan siap kawin
yaitu alat kelamin berwarna merah. Induk betina tandanya sel telur
berwarna kuning (jika belum matang berwarna hijau). Sel telur yang telah
dibuahi menempel pada sarang dan dalam waktu 24 jam akan menetas
menjadi anakan lele.
E. Pemindahan.
Cara pemindahan :
– kurangi air di sarang pemijahan sampai tinggi air 10-20 cm.
– siapkan tempat penampungan dengan baskom atau ember yang diisi dengan air di sarang.
– samakan suhu pada kedua kolam
– pindahkan benih dari sarang ke wadah penampungan dengan cawan atau piring.
– pindahkan benih dari penampungan ke kolam pendederan dengan hati-hati
pada malam hari, karena masih rentan terhadap tingginya suhu air.
F. Pendederan.
Adalah pembesaran hingga berukuran siap jual, yaitu 5 – 7 cm, 7 – 9 cm
dan 9 – 12 cm dengan harga berbeda. Kolam pendederan permukaannya diberi
pelindung berupa enceng gondok atau penutup dari plastik untuk
menghindari naiknya suhu air yang menyebabkan lele mudah stress.
Pemberian pakan mulai dilakukan sejak anakan lele dipindahkan ke kolam
pendederan ini.
V. Manajemen Pakan.
Pakan anakan lele berupa :
– pakan alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil (paling baik) dikonsumsi pada umur di bawah 3 – 4 hari.
– Pakan buatan untuk umur diatas 3 – 4 hari. Kandungan nutrisi harus tinggi, terutama kadar proteinnya.
– Untuk menambah nutrisi pakan, setiap pemberian pakan buatan dicampur
dengan POC NASA dengan dosis 1 – 2 cc/kg pakan (dicampur air
secukupnya), untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh karena
mengandung berbagai unsur mineral penting, protein dan vitamin dalam
jumlah yang optimal.
VI. Manajemen Air.
Ukuran kualitas air dapat dinilai secara fisik :
– air harus bersih
– berwarna hijau cerah
– kecerahan/transparansi sedang (30 – 40 cm).
Ukuran kualitas air secara kimia :
– bebas senyawa beracun seperti amoniak
– mempunyai suhu optimal (22 – 26 0C).
Untuk menjaga kualitas air agar selalu dalam keadaan yang optimal,
pemberian pupuk TON sangat diperlukan. TON yang mengandung unsur-unsur
mineral penting, lemak, protein, karbohidrat dan asam humat mampu
menumbuhkan dan menyuburkan pakan alami yang berupa plankton dan jenis
cacing-cacingan, menetralkan senyawa beracun dan menciptakan ekosistem
kolam yang seimbang. Perlakuan TON dilakukan pada saat oleh lahan dengan
cara dilarutkan dan di siramkan pada permukaan tanah kolam serta pada
waktu pemasukan air baru atau sekurang-kurangnya setiap 10 hari sekali.
Dosis pemakaian TON adalah 25 g/100m2.
VI. Manajemen Kesehatan.
Pada dasarnya, anakan lele yang dipelihara tidak akan sakit jika
mempunyai ketahanan tubuh yang tinggi. Anakan lele menjadi sakit lebih
banyak disebabkan oleh kondisi lingkungan (air) yang jelek. Kondisi air
yang jelek sangat mendorong tumbuhnya berbagai bibit penyakit baik yang
berupa protozoa, jamur, bakteri dan lain-lain. Maka dalam menejemen
kesehatan pembenihan lele, yang lebih penting dilakukan adalah penjagaan
kondisi air dan pemberian nutrisi yang tinggi. Dalam kedua hal itulah,
peranan TON dan POC NASA sangat besar. Namun apabila anakan lele
terlanjur terserang penyakit, dianjurkan untuk melakukan pengobatan yang
sesuai. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa,
bakteri dan jamur dapat diobati dengan formalin, larutan PK (Kalium
Permanganat) atau garam dapur. Penggunaan obat tersebut haruslah
hati-hati dan dosis yang digunakan juga harus sesuai.
VII . Perkiraan Modal
Perkiraan biaya yang dibutuhkan dalam memulai usaha ini adalah sebagai berikut:
Sewa lahan kosong untuk kolam Lele : Rp 5.000.000/ tahun
Biaya pembuatan kolam : Rp. 1.000.000
Bibit Lele @Rp.150 / ekor (umur 2 minggu) : Rp. 750.000 /5000 ekor
Gaji karyawan : Rp. 1.000.000 / bulan
Motor untuk operasional : Rp. 3.000.000
Pakan Ikan lele : Rp. 250.000 / bulan
dari biaya diatas uang yang dikeluarkan pertama kali untuk investasi
sebesar 11juta.tetapi biaya untuk investasi ini haruslah ditambah
sehingga menjadi 17 juta sampai 18 juta karena ikan lele yang ada baru
bisa dipanen 3-4 bulan kemudian.jadi
untuk sampainya usaha budidaya tambak lele ini berjalan harus disiapkan
dana lebih supaya ada dana cadangan untuk biaya biaya tak terduga yang
lain.
dari segi pendapatan yang akan diperoleh dari hasil panen lele yang
ada,bisa diperhitungkan dari 5000 lele yang ada kemungkinan 98-99 persen
pasti berhasil.karena pemeliharan ikan lele tidak lah sulit.sebagai
contoh dari lima ribu lele yang ada seumpama yang gagal seratus lele
maka perhitungannya adalah 4900 x 1500 = Rp 7.350.000 per satukali
panen.
jadi bisa diperkirakan pengembalian investasi yang ditanamkan kurang dari 1 tahun bisa kembali.jadi bila anda mau mencoba bisnis tambak lele ini,sangat menjanjikan sekali untuk memperoleh pemasukan tambahan.selamat mencoba.
http://susahnama.wordpress.com/2013/03/02/tips-memulai-usaha-tambak-ikan-lele/