ARTIKEL PILIHAN

GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

ARTIKEL PILIHAN

Derajat Hadits Sholat Tasbih ( Ada beberapa hadits yang menjelaskan tentang shalat tasbih )

Written By Situs Baginda Ery (New) on Senin, 19 Agustus 2013 | 18.54

Ustadz Luqman Jamal, Lc
 
PERTANYAAN
Sering terdengar, bahkan pernah terlihat, bahwa ada kaum muslimin yang melakukan shalat tasbih pada malam-malam tertentu, khususnya malam Jum’at. Apakah hal ini ada dasarnya dari Al-Qur`ân dan sunnah?
JAWABAN
Ada beberapa hadits yang menjelaskan tentang shalat tasbih:
Hadits Pertama
Hadits Ibnu ‘Abbâs,
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِلْعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ يَا عَبَّاسُ يَا عَمَّاهْ أَلاَ أُعْطِيْكَ أَلاَ أُمْنِحُكَ أَلاَ أُحِبُّوْكَ أَلاَ أَفْعَلُ بِكَ عَشْرَ خِصَالٍ إِذَا أَنْتَ فَعَلْتَ ذَلِكَ غَفَرَ اللهُ لَكَ ذَنْبَكَ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ قَدِيْمَهُ وَحَدِيْثَهُ خَطْأَهُ وَعَمْدَهُ صَغِيْرَهُ وَكَبِيْرَهُ سِرَّهُ وَعَلاَنِيَّتَهُ عَشَرَ خِصَالٍ أَنْ تُصَلِّيَ أَرْبَعَ رَكْعَاتٍ تَقْرَأُ فِيْ كُلِّ رَكْعَةٍ فَاتِحَةَ الْكِتَابِ وِسُوْرَةً فَإِذَا فَرَغْتَ مِنْ الْقُرْاءَةِ فِيْ أَوَّلِ رَكْعَةٍ وَأَنْتَ قَائِمٌ قُلْتَ سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ خَمْسَ عَشَرَةَ مَرَّةً ثُمَّ تَرْكَعُ فَتَقُوْلُهَا وَأَنْتَ رَاكِعٌ عَشَرًا ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ مِنَ الرُّكُوْعِ فَتَقُوْلُهَا عَشْرًا ثُمَّ تّهْوِيْ سَاجِدًا فَتَقُوْلُهَا وَأَنْتَ سَاجِدٌ عَشْرًا ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ مِنَ السُّجُوْدِ فَتَقُوْلُهَا عَشْرًا ثُمَّ تَسْجُدُ فَتَقُوْلُهَا عَشْرًا ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ فَتَقُوْلُهَا عَشْرًا فَذَلِكَ خَمْسٌ وَسَبْعُوْنَ فِيْ كُلِّ رَكْعَةٍ تَفْعَلُ ذَلِكَ فِيْ أَرْبَعِ رَكْعَاتٍ إِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ تُصَلِّيَهَا فِيْ كُلِّ يَوْمٍ مَرَّةً فَافْعَلْ فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِيْ كُلِّ جُمْعَةٍ مَرَّةً فَإِنْ لََمْ تَفْعَلْ فَفِيْ كُلِّ شَهْرٍ مَرَّةً فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُ فَفِيْ كُلِّ سَنَةِ مَرَّةً فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِيْ عُمْرِكَ مَرَّةً
“Dari Ibnu ‘Abbâs, bahwasanya Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada ‘Abbâs bin ‘Abdul Muththalib, ‘Wahai ‘Abbas, wahai pamanku, maukah saya berikan padamu? maukah saya anugerahkan padamu? maukah saya berikan padamu? saya akan tunjukkan suatu perbuatan yang mengandung 10 keutamaan, yang jika kamu melakukannya maka diampuni dosamu, yaitu dari awalnya hingga akhirnya, yang lama maupun yang baru, yang tidak disengaja maupun yang disengaja, yang kecil maupun yang besar, yang tersembunyi maupun yang nampak. Semuanya 10 macam. Kamu shalat 4 rakaat. Setiap rakaat kamu membaca Al-Fatihah dan satu surah. Jika telah selesai, maka bacalah Subhanallâhi wal hamdulillâhi wa lâ ilâha illallâh wallahu akbar sebelum ruku’ sebanyak 15 kali, kemudian kamu ruku’ lalu bacalah kalimat itu di dalamnya sebanyak 10 kali, kemudian bangun dari ruku’ baca lagi sebanyak 10 kali, kemudian sujud baca lagi sebanyak 10 kali, kemudian bangun dari sujud baca lagi sebanyak 10 kali, kemudian sujud lagi dan baca lagi sebanyak 10 kali, kemudian bangun dari sujud sebelum berdiri baca lagi sebanyak 10 kali, maka semuanya sebanyak 75 kali setiap rakaat. Lakukan yang demikian itu dalam empat rakaat. Lakukanlah setiap hari, kalau tidak mampu lakukan setiap pekan, kalau tidak mampu setiap bulan, kalau tidak mampu setiap tahun dan jika tidak mampu maka lakukanlah sekali dalam seumur hidupmu.’.”
Hadits ini mempunyai empat jalan:
Pertama , dari jalan Al-Hakam bin Abân, dari ‘Ikrimah, dari Ibnu ‘Abbâs, bahwasanya Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Al-‘Abbâs bin ‘Abdil Muththalib …, kemudian dia menyebutkan haditsnya.
Dikeluarkan oleh Abu Dâud 2/29 no. 1297, Ibnu Mâjah 2/158-159 no. 1387, Ibnu Khuzaimah dalam kitab Shahîh -nya 2/223-224 no. 1216, Al-Hâkim 1/627-628 no. 1233-1234, Al-Baihaqy 3/51-52, Ath-Thabarâny 11/194-195 no. 11622, Ad-Dâraquthny sebagaimana dalam Al-Alâ`i Al-Mashnû’ah 2/37, Ibnu Al-Jauzy dalam Al-Maudhuât 2/143-144, Al-Hasan bin ‘Ali Al-Ma’mari dalam kitab Al-Yaum Wal Laila , Al-Khalily dalam Al-Irsyâd 1/325 no. 58, dan Ibnu Syâhîn dalam At-Targhib Wa At-Tarhib sebagaimana dalam kitab Al-Alâ`i Al-Mashnû’ah 2/39.
Seluruhnya dari jalan ‘Abdurrahman bin Bisyr bin Al-Hakam Al-‘Abdi, dari Abi Syu’aib Musa bin ‘Abdul ‘Aziz Al-Qinbâry, dari Al-Hakam bin Abân …, dan seterusnya.
Berkata Az-Zarkasyi dalam Al-Alâ`i Al-Mashnû’ah 2/44, “Telah meriwayatkan dari Musa bin ‘Abdil ‘Aziz, Bisyr bin Al-Hakam serta anaknya, Abdurrahman, Ishâq bin Abi Isrâil, Zaid bin Mubârak Ash-Shan’âny dan selain mereka.” (dinukil dengan sedikit perubahan).
Saya berkata, “Riwayat Ishâq bin Abi Isrâil dikeluarkan oleh Al-Hâkim 1/628 no. 1234 dan Ibnu Syâhîn dalam At-Targhib Wa At-Tarhib sebagaimana dalam Al-Alâ`i Al-Mashnû’ah 2/39.”
Komentar Para Ulama Tentang Musa Bin ‘Abdil ‘Aziz
Berkata Ibnu Ma’in tentangnya, “Lâ Arâ bihi ba’san (dalam pandangan saya dia tidak apa-apa).” Berkata An-Nasâ`i, “Lâ ba’sa bihi (tidak mengapa dengannya).” Ibnu Hibbân menyebutkan dalam Ats-Tsiqât dan dia berkata, “Rubbamâ akhtha’ (kadang-kadang bersalah).” Berkata Ibnu Al-Madiny, “Dha’if (lemah).” Berkata As-Sulaimâny, “Mungkarul hadits (mungkar haditsnya).” Lihat At-Tahdzib Wat Tahdzib .
Imam Muslim bin Al-Hajjâj berkata, “Saya tidak melihat sanad hadits yang lebih baik dari hadits ini.” Diriwayatkan oleh Al-Khalily dalam Al-Irsyâd 1/327, Al Baihaqy, dan selain keduanya.
Yang nampak dari komentar para ulama di atas bahwasanya hadits beliau itu tidaklah turun dari derajat hasan. Karena itulah, kedudukan hadits ini adalah hasan. Wallâhu A’lam.
Catatan Penting
Terdapat riwayat dari jalan Muhammad bin Râfi’, dari Ibrâhim bin Al-Hakam bin Abân, bahwa dia berkata, “Menceritakan kepada saya ayahku, dari ‘Ikrimah, bahwasanya Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda …,” kemudian dia menyebutkan haditsnya secara mursal (seorang tabiin meriwayatkan langsung dari Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam tetapi ia tidak mendengar dari beliau).
Riwayat ini dikeluarkan oleh Ibnu Khuzaimah dalam Shahîh -nya 2/224, Al-Hâkim 1/628, Al-Baihaqy 3/53 dan dalam Syu’abul Îmân 125 no. 3080, serta Al-Baghawy dalam Syarh As-Sunnah 4/156-157 no. 1018.
Saya berkata, “Riwayat ini tidaklah membahayakan riwayat Musa bin ‘Abdil ‘Aziz karena komentar para ulama terhadap Ibrahim bin Hakam sangat keras, dan yang nampak bagi yang memperhatikan komentar para ulama tersebut bahwasanya dia adalah dha’if, tidak dipakai sebagai pendukung. Terlebih lagi telah terdapat riwayat-riwayat yang mungkar dalam riwayat bapaknya dari jalannya (Ibrâhim bin Al-Hakam).”
Berangkat dari sini kita bisa menarik kesimpulan, bahwa penyelisihan yang dilakukan oleh Ibrâhim bin Al-Hakam yang meriwayatkan secara mursal kemudian menyelisihi riwayat Musa bin ‘Abdil ‘Aziz yang meriwayatkan secara maushul (bersambung) tidaklah berpengaruh. Bersamaan dengan itu, Ibrâhim bin Al-Hakam telah guncang dalam riwayatnya, karena kadang-kadang dia meriwayatkan secara mursal, sebagaimana dalam riwayat Muhammad bin Râfi’ ini, dan kadang-kadang dia meriwayatkannya secara maushul, sebagaimana dalam riwayat Ishâq bin Râhaway yang dikeluarkan oleh Hâkim 1/628 no. 1235 dan Baihaqy dalam Syu’abul Îmân 125-126 no. 3080.
Dari sini diketahui pula bahwasanya tidak perlu bagi Imam Al-Baihaqy, dalam Syu’abul Îmân 3/126, untuk berkata, “Yang benar adalah riwayat secara mursal,” karena perselisihan riwayat yang berasal dari Ibrâhim bin Al-Hakam ini menunjukkan keguncangan dalam riwayatnya, sehingga semakin jelas menunjukkan lemahnya orang ini. Demikian kaidah para ulama menanggapi rawi yang seperti ini, sebagaimana yang tersebut dalam Syarh ‘Ilal At-Tirmidzy oleh Ibnu Rajab dan yang lainnya. Wallâhu A’lam.
Kedua , dari jalan ‘Abdul Quddûs bin Habîb, dari Mujâhid, dari Ibnu ‘Abbas, bahwasanya Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya …, kemudian dia menyebutkan haditsnya.
Dikeluarkan oleh Ath-Thabarâny dalam Al-Ausath 3/14-15 no. 2318 dan Abu Nuaim dalam Al-Hilyah 1/25-26.
Berkata Al-Hâfidz Ibnu Hajar, “Abdul Quddûs sangat lemah dan dinyatakan berdusta oleh sebagian imam.” Baca Al-Futûhât Ar-Rabbâniyah 4/311 dan Al-Alâ`i Al-Mashnû’ah 2/40. Lihat pula Mizânul I’tidâl .
Ketiga , dari jalan Nâfi’ bin Hurmuz Abu Hurmuz, dari Atha’, dari Ibnu ‘Abbâs. Dikeluarkan oleh Ath-Thabarâny 11/130 no. 11365.
Berkata Al-Hâfidz sebagaimana dalam Al-Alâ`i Al-Mashnû’ah 1/39-40, “Rawi-rawinya terpercaya kecuali Abu Hurmuz. Dia matrûkul hadits (ditinggalkan haditsnya).” Lihat Mizânul I’tidâl .
Keempat , dari jalan Yahya bin ‘Uqbah bin Abi Al-‘Aizâr, dari Muhammad bin Jahâdah, dari Abi Al-Jauzâ`i, dari Ibnu ‘Abbâs.
Dikeluarkan oleh Ath-Thabarâny dalam Al-Ausath 3/187 no. 2879.
Berkata Al-Hâfidz, “Semua rawinya terpercaya kecuali Yahya bin ‘Uqbah. Dia matrûk (haditsnya ditinggalkan).”
Saya berkata, “Bahkan Ibnu Ma’in berkata (tentang Yahya bin ‘Uqbah), ‘Kadzdzâbun Khabîts (pendusta yang sangat hina).’.” Lihat Mizânul I’tidâl .
Hadits Kedua
Hadits Abu Râfi’, maula Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam.
Dikeluarkan oleh Ibnu Mâjah 2/157-159 no. 1386, Tirmidzy 2/350-351 no. 482, Abu Bakar bin Abi Syaibah sebagaimana dalam Ajwibah Al-Hâfidz Ibnu Hajar ‘Alâ Ahâdits Al Mashâbîh 3/1781 dari Misykatul Mashâbih , Ad-Dâraquthny dalam Al-Alâ`i Al-Mashnû’ah 2/38, Ibnul Jauzy dalam Al-Maudhu’ât 2/144, dan Abu Nu’aim dalam Qurbân Al-Muttaqîn sebagaimana dalam Al-Alâ`i Al-Mashnû’ah 2/41.
Seluruhnya dari jalan Zaid bin Al-Hibbân Al-‘Uqly, dari Musa bin ‘Abîdah, dari Sa’id bin Abi Sa’id maula Abu Bakr bin ‘Amr bin Hazm, dari Abu Râfi’, bahwa dia berkata, “Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Al-‘Abbâs …,” kemudian dia menyebutkan haditsnya.
Saya berkata, “Dalam sanadnya ada dua cacat:
  • Musa bin ‘Abîdah yaitu Ar-Rabâdzy Al-Madany. Yang nampak bagi saya, setelah membaca komentar para ulama tentangnya, bahwa ia adalah rawi yang dha’if yang bisa dipakai sebagai pendukung apalagi dalam hadits-hadits Ar-Riqâq.
  • Sa’id bin Abi Sa’id majhûlul hâl (tidak diketahui keadaannya).”
Maka hadits ini adalah syahid (pendukung) yang sangat kuat.
Hadits Ketiga
Hadits Al Anshâry.
Dikeluarkan oleh Abu Dâud 2/48 no. 1299 dan Al Baihaqy 2/52 dari Abu Taubah Ar-Rabî’ bin Nâfi’, dari Muhammad bin Muhâjir, dari Urwah bin Ruwaim, bahwa dia berkata, “Menceritakan kepada saya Al-Anshâry, bahwasanya Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Ja’far …,” kemudian dia menyebutkan hadits tersebut.
Saya berkata, “ Para ulama berbeda pendapat tentang siapa Al-Anshâry ini, tetapi menurut penilaian saya, tidak ada dalil yang benar yang menjelaskan siapa Al-Anshâry ini. Mungkin ia seorang shahabat dan mungkin juga bukan.” Wallâhu A’lam.
Hadits Keempat
Hadits Al-‘Abbâs bin ‘Abdul Muththalib.
Dikeluarkan oleh Ibnu Al-Jauzy dalam Al-Maudhu’at 2/143, dan Abu Nua’im, Ibnu Syahin dan Dâraquthny dalam Al-Afrâd sebagaimana dalam Al-Alâ`i Al-Mashnû’ah 2/40.
Seluruhnya dari jalan Musa bin A’yan, dari Abu Raja’, dari Shadaqah, dari ‘Urwah bin Ruwaim, dari Ibnu Ad-Dailamy, dari Al-‘Abbâs, bahwa dia berkata, “Bersabda Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam …,” kemudian dia menyebutkan haditsnya.
Berkata Al-Hâfidz tentang Shadaqah, “Dia adalah Ibnu ‘Abdillah yang dikenal dengan panggilan As-Samin. Dia lemah dari sisi hafalannya, akan tetapi dikatakan tsiqah (terpercaya) oleh banyak ulama, maka haditsnya bisa digunakan sebagai pendukung.”
Maka dari sini diketahui salahnya sangkaan Ibnul Jauzy yang mengatakan bahwa dia adalah Al-Khurâsâny.
Adapun Abu Raja’, dia adalah ‘Abdullah bin Muhriz Al-Jazary, dan kami tidak menemukan biografinya. Wallâhu A’lam.
Kemudian Ibnu Ad-Dailamy, dia adalah ‘Abdullah bin Fairuz, tsiqah (terpercaya), termasuk dari tabiin besar, bahkan sebagian ulama menggolongkannya sebagai shahabat.
Hadits ini mempunyai jalan lain, yaitu hadits yang dikeluarkan oleh Ibrâhim bin Ahmad Al-Hirqy dalam Fawâ’id -nya. Akan tetapi, dalam sanad jalan tersebut ada Hammâd bin ‘Amr An-Nashîby yang para ulama menganggap dia sebagai kadzdzâb (pendusta). Lihat Al-Alâ`i Al-Mashnû’ah 2/40.
Hadits Kelima
Hadits ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Âsh.
Dikeluarkan oleh Abu Dâud 2/48 no. 1298 dan Al-Baihaqy 3/52, dari jalan Mahdy bin Maimûn, dari ‘Amr bin Malik, dari Abu Al-Jauzâ`i, bahwa dia berkata, “Seorang laki-laki yang dia adalah shahabat, menurut mereka dia adalah ‘Abdullah bin ‘Amr, dia berkata, ‘Bersabda Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam …,’,” kemudian dia menyebutkan haditsnya.
Berkata Abu Dâud, “Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Mustamir bin Rayyân dari Abu Al-Jauzâ`i, dari ‘Abdullah bin ‘Amr secara mauqûf (dari perkataan shahabat). Diriwayatkan pula oleh Rauh bin Al-Musayyab dan Ja’far bin Sulaimân dari ‘Amr bin Malik An-Nukri, dari Abu Al-Jauzâ`i, dari perkataannya. Dikatakan dalam hadits Rauh, bahwa ia berkata, “Hadits Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam (yakni secara marfû’-pen-).” Hal serupa dinyatakan pula oleh Imam Al-Baihaqy.
Berkata Ibnu Hajar, “Akan tetapi perselisihan terletak pada Abu Al-Jauzâ`i. Ada yang mengatakan hadits ini darinya dari Ibnu ‘Abbâs, ada yang mengatakan darinya dari ‘Abdullah bin ‘Amr, dan adapula yang mengatakan dari dia dari Ibnu ‘Umar. Bersamaan dengan itu, ada perselisihan (dalam riwayatnya), apakah hadits ini marfû’ (sampai kepada Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam) atau mauqûf (sampai kepada shahabat). Dalam riwayat secara marfû’ juga ada perselisihan tentang kepada siapa hadits ini dikatakan, apakah kepada Al-‘Abbâs, Ja’far, ‘Abdullah bin ‘Amr, atau Ibnu ‘Abbâs. Ini adalah idhthirâb (kegoncangan) yang sangat keras, dan Ad-Dâraquthny banyak mengeluarkan jalan-jalan hadits ini dengan uraian perselisihannya.”
Lihat Al-Futûhât Ar-Rabbâniyyah 4/314-315 dan Al-Alâ`i Al-Mashnû’ah 2/41.
Terdapat pula jalan lain yang dikeluarkan oleh Dâraquthny dari ‘Abdullah bin Sulaimân bin Al-Asy’ats, dari Mahmûd bin Khâlid, dari seorang tsiqah (terpercaya) dari ‘Umar bin ‘Abdul Wâhid, dari Tsaubân, dari ‘Amr bin Syu’aib, dari bapaknya, dari kakeknya secara marfû’.
Saya berkata, “Mahmûd bin Khâlid tsiqah (terpercaya) demikian pula ‘Amr bin ’Abdul Wâhid, akan tetapi dalam sanadnya ada rawi mubham (tidak disebut namanya). Adapun Tsaubân, saya tidak mengetahui siapa dia.” Wallâhu A’lam.
Dikeluarkan pula oleh Ibnu Syâhin dari jalan yang lain, dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, bahwasanya Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Al-‘Abbâs …, kemudian dia menyebutkan seperti hadits Ibnu ‘Abbâs. Akan tetapi hadits ini lemah. Lihat Al-Alâ`i Al-Mashnû’ah 2/41 dan Al-Futûhât Ar-Rabbâniyyah 4/314-315.
Hadits Keenam
Hadits Ja’far bin Abi Thâlib.
Hadits ini mempunyai dua jalan:
Pertama , dari jalan Dâud bin Qais, dari Ismâ’il bin Râfi’, dari Ja’far, bahwa ia berkata, “Sesungguhnya Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya, ‘Inginkah engkau saya berikan …’,” kemudian dia menyebutkan haditsnya. Dikeluarkan oleh Abdurrazzaq dalam Mushannaf -nya 3/123 no.5004.
Dikeluarkan pula oleh Sa’id bin Manshûr dalam As-Sunan dan Al-Khatib dalam Kitab Shalat At-Tasbih , Sebagaimana dalam Al-Alâ`i Al-Mashnû’ah 2/242 dari jalan yang lain, dari Abi Ma’syar Najîh bin Abdirrahman, dari Abu Râfi’ Ismail bin Râfi’, bahwa dia berkata, “Telah sampai kepada saya bahwa Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Ja’far bin Abi Thâlib ….”
Saya berkata, “Ismâil bin Râfi’ dha’if (lemah haditsnya) bisa digunakan sebagai penguat. Akan tetapi hadits ini mursal sebagaimana yang kamu lihat.”
Kedua , dari jalan ‘Abdul Malik bin Hârun bin ‘Antarah, dari bapaknya, dari kakeknya, dari ‘Ali bin Ja’far, bahwa dia berkata, “Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadaku …,” kemudian dia menyebutkan haditsnya. Dikeluarkan oleh Ad-Dâraquthny sebagaimana dalam Al-Alâ`i Al-Mashnû’ah 2/41-42.
Saya berkata, “Abdul Malik ini matrûk (ditinggalkan haditsnya), bahkan dianggap pendusta oleh sebagian ulama dan dituduh memalsukan hadits.” Baca Mizânul I’tidâl .
Hadits Ketujuh
Hadits Al Fadhl bin ‘Abbâs.
Dikeluarkan Abu Nu’aim dalam Qurbân Al-Muttaqîn dari riwayat Musa bin Ismâ’il, dari ‘Abdil Hamîd bin Abdurrahman Ath-Thâ`iy, dari bapaknya, dari Abu Râfi’, dari Al-Fadhl bin ‘Abbâs, bahwasanya Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda …, kemudian dia menyebutkan haditsnya.
Berkata Al-Hâfidz Ibnu Hajar, “Dan dalam sanadnya ada Abdul Hamid bin Abdirrahman Ath-Thâ`iy. Saya tidak mengenal dia dan saya tidak mengenal bapaknya, dan saya menduga bahwa Abu Râfi’ adalah guru Ath Thâ`iy, bukan Abu Râfi’ Ismâ’il bin Râfi’, salah seorang di antara orang yang lemah haditsnya”. Dari Al-Futûhât Ar-Rabbâniyyah 4/310.
Hadits Kedelapan
Hadits ‘Ali bin Abi Thâlib.
Dikeluarkan oleh Ad-Dâraquthny dari jalan ‘Umar, maula ‘Afarah, bahwa dia berkata, “Bersabda Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam kepada ‘Ali bin Abi Thâlib, ‘Wahai ‘Ali, saya akan memberimu hadiah …’,” kemudian dia menyebutkan haditsnya.
Berkata Al-Hâfidz Ibnu Hajar, “Dalam sanadnya terdapat kelemahan dan keterputusan.”
Saya berkata, “Sepertinya yang diinginkan oleh Al-Hâfidz Ibnu Hajar dengan kelemahan yaitu kelemahan pada ‘Umar, maula ‘Afarah, dan dia adalah ‘Umar bin ‘Abdillah Al-Madany, seorang yang dha’if (lemah haditsnya) , dan yang diinginkan dengan keterputusan adalah bahwa ‘Umar tidak pernah mendengar dari seorang shahabat pun.”
Hadits ini juga memiliki jalan yang lain yang dikeluarkan oleh Al-Wâhidy dalam Kitab Ad-Da’wât dari jalan Ibnu Al-Asy’ats, dari Musa bin Ja’far bin Ismâ ’il bin Mûsa bin Ja’far Ash Shâdiq, dari ayah-ayahnya secara berurut hingga sampai kepada ‘Ali.
Berkata Al Hâfidz Ibnu Hajar, “Sanad ini disebutkan oleh Abu ‘Ali dalam satu kitab yang dia susun dengan bab-bab yang semuanya dengan sanad ini, dan para ulama telah mengkritiknya (pengarangnya) dan mengkritik kitabnya.” Lihat Al-Alâ`i Al-Mashnû’ah 2/41.
Hadits Kesembilan
Hadits ‘Abdullah bin ‘Umar bin Al-Khaththâb.
Dikeluarkan oleh Al-Hâkim 1/629 no.1236, dan dia berkata, “Ini adalah sanad yang shahih. Tidak ada kotoran di atasnya.”
Hukum Al-Hâkim ini dikritik oleh Adz-Dzahaby dalam Talkhish -nya bahwa dalam sanadnya ada Ahmad bin Dâud bin ‘Abdul Ghaffâr Al-Harrâny, bahwa dia dinyatakan pendusta oleh Ad-Dâraquthny. Lihat Al-Alâ`i Al-Mashnû’ah dan Mîzânul I’tidâl .
Al-Hâfidz Ibnu Hajar berkata dalam Ajwibah -nya, “Dan dikeluarkan oleh Muhammad bin Fudhail dalam kitab Ad-Du’â` dari jalan yang lain, dari Ibnu ‘Umar secara mauqûf.” Lihat Misykâtul Mashâbîh 3/1781.
Saya berkata, “Saya tidak melihat riwayat tersebut dalam kitab Ad-Du’â` , akan tetapi riwayat tersebut dikeluarkan oleh Ad-Dâraquthny dari jalan Muhammad bin Fudhail, dari Abân bin Abi ‘Ayyâsy, dari Abu Al-Jauzâ`i, dari ‘Abdullah bin ‘Umar. Abân bin Abi ‘Ayyâsy matrûkul hadits (ditinggalkan haditsnya) dan dia juga telah mudhtharib (goncang) dalam riwayatnya karena Ad-Dâraquthny juga meriwayatkan dari jalan Sufyân, dari Abân, dan dia berkata, “Dari ‘Abdullah bin ‘Amr.” Lihat Al-Futûhât Ar-Rabbâniyyah 4/306.
Hadits Kesepuluh
Hadits ‘Abdullah bin Ja’far.
Dikeluarkan oleh Ad-Dâraquthny sebagaimana dalam Al-Alâ`i Al-Mashnû’ah 2/42 dari dua jalan, dari ‘Abdullah bin Ziyâd bin Sam’ân, dan dia berkata pada salah satu jalannya dari Mu’âwiyah dan Ismâ’il bin ‘Abdullah bin Ja’far. Dia berkata pula pada jalan lain dari ‘Aun pengganti Ismâ’il (yang terdapat di jalan pertama), dari ayah mereka berdua (Mu’âwiyah dan Ismâ’il atau Mu’âwiyah dan ‘Aun), bahwa dia berkata, “Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadaku, ‘Maukah engkau saya berikan …’,” kemudian dia menyebutkan haditsnya.
Berkata Al-Hâfidz Ibnu Hajar “Ibnu Sam’ân adalah dha’if (lemah).”
Dia berkata dalam Taqrib At-Tahdzib , “Matrûk (ditinggalkan haditsnya) dan muttaham bilkadzib (tertuduh berdusta).”
Kegoncangan dalam sanad juga menambah lemah hadits ini. Wallâhu A’lam.
Hadits Kesebelas
Hadits Ummu Salamah Al-Anshâriyyah.
Dikeluarkan oleh Abu Nu’aim dalam Qurbân Al-Muttaqîn dari Sa’îd bin Jubair, dari Ummu Salamah, bahwasanya Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Al-‘Abbâs, “Wahai pamanku …,” Kemudian dia menyebutkan haditsnya.
Berkata Al-Hâfidz Ibnu Hajar, “Hadits ini gharib (aneh), dan ‘Amr bin Jumaî’, salah seorang rawi hadits ini, adalah lemah, dan mendengarnya Sa’îd bin Jubair dari Ummu Salamah masih perlu dilihat (yaitu tidak mendengar).” Wallâhu A’lam.
Saya berkata, “Amr bin Jumaî’ disebutkan dalam Mizânul I’tidâl , dan dia matrûk (ditinggalkan haditsnya), bahkan dinyatakan berdusta oleh Ibnu Ma’în dan dicurigai memalsukan hadits.”
Para Ulama yang Menshahihkan Hadits Shalat Tasbih
  1. Abu Dâud As-Sijistâny. Beliau berkata, “Tidak ada, dalam masalah shalat Tasbih, hadits yang lebih shahih dari hadits ini.”
  2. Ad-Dâraquthny. Beliau berkata, “Hadits yang paling shahih dalam masalah keutamaan Al-Qur`ân adalah (hadits tentang keutamaan) Qul Huwa Allâhu Ahad, dan yang paling shahih dalam masalah keutamaan shalat adalah hadits tentang shalat Tasbih.”
  3. Al-Âjurry.
  4. Ibnu Mandah.
  5. Al-Baihaqy.
  6. Ibnu As-Sakan.
  7. Abu Sa’ad As-Sam’âny.
  8. Abu Musa Al-Madiny.
  9. Abu Al-Hasan bin Al-Mufadhdhal Al-Maqdasy.
  10. Abu Muhammad ‘Abdurrahim Al-Mishry.
  11. Al-Mundziry dalam At-Targhib Wa At-Tarhib dan Mukhtashar Sunan Abu Dâud .
  12. Ibnush Shalâh. Beliau berkata, “Shalat Tasbih adalah sunnah, bukan bid’ah. Hadits-haditsnya dipakai beramal dengannya.”
  13. An-Nawawy dalam At-Tahdzîb Al - Asma` Wa Al-Lughât .
  14. Abu Manshur Ad Dailamy dalam Musnad Al-Firdaus .
  15. Shalâhuddin Al-‘Alâi. Beliau berkata, “Hadits shalat Tasbih shahih atau hasan, dan harus (tidak boleh dha’if).”
  16. Sirajuddîn Al-Bilqîny. Beliau berkata, “Hadits shalat tasbih shahih dan ia mempunyai jalan-jalan yang sebagian darinya menguatkan sebagian yang lainnya, maka ia adalah sunnah dan sepantasnya diamalkan.”
  17. Az-Zarkasyi. Beliau berkata, “Hadits shalat Tasbih adalah shahih dan bukan dha’if apalagi maudhu’ (palsu).”
  18. As-Subki.
  19. Az-Zubaidy dalam Ithâf As-Sâdah Al-Muttaqîn 3/473.
  20. Ibnu Nâshiruddin Ad-Dimasqy.
  21. Al-Hâfidz Ibnu Hajar dalam Al-Khishâl Al-Mukaffirah Lidzdzunûb Al-Mutaqaddimah Wal Muta`Akhkhirah , Natâijul Afkâr Fî Amâlil Adzkâr dan Al-Ajwibah ‘Alâ Ahâdits Al-Mashâbîh .
  22. As-Suyûthy.
  23. Al-Laknawy.
  24. As-Sindy.
  25. Al-Mubârakfûry dalam Tuhfah Al-Ahwadzy .
  26. Al-‘Allamah Al-Muhaddits Ahmad Syâkir rahimahullâh.
  27. Al-‘Allamah Al-Muhaddits Nâshiruddîn Al-Albâny rahimahullâh dalam Shahîh Abi Dâud (hadits 1173-1174), Shahîh At-Tirmidzy , Shahîh At-Targhib (1/684-686) dan Tahqîq Al-Misykah (1/1328-1329).
  28. Al-‘Allamah Al-Muhaddits Muqbil bin Hâdy Al-Wâdi’iy rahimahullâh dalam Ash-Shahîh Al-Musnad Mimmâ Laisa Fî Ash-Shahihain .
Lihat Al-Alâ`i Al-Mashnû’ah 2/42-45, Al-Futûhât Ar-Rabbâniyyah 4/318-322, Al-Adzkâr karya Imam An-Nawawy dengan tahqiq Salim Al-Hilaly 1/481-482, dan Bughyah Al-Mutathawwi` hal. 98-99.
Kesimpulan
Nampak dengan sangat jelas dari uraian di atas, bahwa hadits-hadits shalat tasbih adalah hadits yang shahih atau hasan, dan tidak ada keraguan akan hal tersebut. Wallâhu A’lam.
Catatan Penting
Ada beberapa ulama yang melemahkan hadits shalat tasbih ini, akan tetapi, andaikata bukan karena kekhawatiran pembahasan ini menjadi lebih panjang, niscaya akan kami sebutkan perkataan-perkataan para ulama tersebut dan dalil-dalil mereka berikut dengan bantahan terhadap mereka. Wallâhul Musta’ân.
Kandungan Faidah Shalat Tasbih
  • Tata Cara Shalat
Secara umum, shalat tasbih sama dengan tata cara shalat yang lain, hanya saja ada tambahan bacaan tasbih yaitu:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Lafadz ini diucapkan sebanyak 75 kali pada tiap raka’at dengan perincian sebagai berikut.
  • Sesudah membaca Al-Fatihah dan surah sebelum ruku sebanyak 15 kali,
  • Ketika ruku’ sesudah membaca do’a ruku’ dibaca lagi sebanyak 10 kali,
  • Ketika bangun dari ruku’ sesudah bacaan i’tidal dibaca 10 kali,
  • Ketika sujud pertama sesudah membaca do’a sujud dibaca 10 kali,
  • Ketika duduk diantara dua sujud sesudah membaca bacaan antara dua sujud dibaca 10 kali,
  • Ketika sujud yang kedua sesudah membaca do’a sujud dibaca lagi sebanyak 10 kali,
  • Ketika bangun dari sujud yang kedua sebelum bangkit (duduk istirahat) dibaca lagi sebanyak 10 kali.
Demikianlah rinciannya, bahwa shalat Tasbih dilakukan sebanyak 4 raka’at dengan sekali tasyahud, yaitu pada raka’at yang keempat lalu salam. Bisa juga dilakukan dengan cara dua raka’at-dua raka’at, di mana setiap dua raka’at membaca tasyahud kemudian salam. Wallâhu A’lam.
  • Jumlah Raka’at
Semua riwayat menunjukkan 4 raka’at, dengan tasbih sebanyak 75 kali tiap raka’at, jadi keseluruhannya 300 kali tasbih.
  • Waktu Shalat
Waktu shalat tasbih yang paling utama adalah sesudah tenggelamnya matahari, sebagaimana dalam riwayat ‘Abdullah bin Amr. Tetapi dalam riwayat Ikrimah yang mursal diterangkan bahwa boleh malam hari dan boleh siang hari. Wallâhu A’lam.
  • Catatan
Terdapat pilihan dalam shalat ini. Jika mampu, bisa dikerjakan tiap hari. Jika tidak mampu, bisa tiap pekan. Jika masih tidak mampu, bisa tiap bulan. Jika tetap tidak mampu, bisa tiap tahun atau hanya sekali seumur hidup.Karena itu, hendaklah kita memilih mana yang paling sesuai dengan kondisi kita masing-masing.
Kesimpulan
Hadits tentang shalat tasbih adalah hadits yang tsabit/sah dari Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam, maka boleh diamalkan sesuai dengan tata cara yang telah disebutkan diatas.
Penutup
Untuk melengkapi pembahasan yang singkat ini, maka kami juga sertakan penyimpangan-penyimpangan (bid’ah–bid’ah) yang banyak terjadi sekitar pelaksanaan shalat tasbih, di antaranya:
  1. Mengkhususkan pelaksanaannya pada malam Jum’at saja.
  2. Dilakukan secara berjama’ah terus menerus.
  3. Diiringi dengan bacaan-bacaan tertentu, baik sebelum maupun sesudah shalat.
  4. Tidak mau shalat kecuali bersama imamnya, jamaahnya, atau tarekatnya.
  5. Tidak mau shalat kecuali di masjid tertentu.
  6. Keyakinan sebagian orang yang melakukannya bahwa rezekinya akan bertambah dengan shalat tasbih.
  7. Membawa binatang-binatang tertentu untuk disembelih saat sebelum atau sesudah shalat tasbih, disertai dengan keyakinan-keyakinan tertentu.
by: http://an-nashihah.com/?p=13
18.54 | 0 komentar | Read More

Merayu Allah Melalui Tasbih, Tahmid, Tahlil dan Takbir ( Banyak sekali manfaat zikir apabila kita mau mengamalkannya )

by: http://erwin_y.guru-indonesia.net/artikel_detail-18659.html
Ingin berbagi dengan sahabat tentang artikel di bawah ini semoga bermanfaat
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلا
“Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah swt, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (QS. Al-Ahzab [33] : 41-42)
http://aldoris.files.wordpress.com/2010/12/tasbih.jpg
Banyak sekali manfaat zikir apabila kita mau mengamalkannya. Sahabat bisa membaca dan mengetahuinya dari artikel di bawah ini dan juga salah satu manfaat dari zikir adalah sebagai makanan bagi jiwa kita. Untuk fisik saja kita selalu memberi makan apalagi untuk jiwa kita juga perlu diberi makan yaitu memperbanyak membaca zikir .
Selain itu zikir bisa sebagai obat bagi hati yg sedang sedih atau terluka. Kita harus siap menerima semua takdir baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan bagi kita.

QS. Al-Baqarah : 216

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah swt mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” Ketahuilah…
Tak selamanya hal yang kita benci tidak baik dan tak selamanya hal yang baik selalu baik. Sesungguhnya Allah swt Maha Pemilik Kebaikan yang Abadi. Dan hanya Allah swt lah yang Maha Mengetahui atas kehendak hati hambanya.

Merayu Allah swt SWT Melalui Tasbih, Tahmid, Tahlil dan Takbir

http://www.eramuslim.com/nasihat-ulama/ustadz-samson-rahman-merayu-Allah swt-melalui-tasbih-tahmid-tahlil-dan-takbir.htm
Allah swt swt sangat menyukai ucapan tasbih, tahmid, tahlil dan takbir yang keluar dari bibir hamba-hamba-Nya. Tasbih adalah ekspresi pengkudusan yang mengandung penafian semua kejelekan yang tidak mungkin ada pada Allah swt swt yang tidak sesuai dengan kebesaran dan keagungan-Nya. Tahmid merupakan bentuk pujian yang sempurna kepada Allah swt swt. Rasulullah pernah bersabda : Sesungguhnya sebaik-baik doa adalah “Alhamdulillah” (HR. Tirmiddzi).
Dalam hadits yang lain Rasulullah bersabda :
الحمد لله تملأ الميزان,وسبحان الله والحمد لله تمللآن أو تملأ ما بين السماوات والأرض
Alhamdulillah memenuhi Mizan, dan SubhanAllah swt swt serta al-hamdulillah keduanya memenuhi apa yang ada diantara langit dan bumi (HR. Muslim).
Sementara Laa Ilaaha Illa Allah swt swt adalah sebuah deklarasi bahwa tidak ada yang berhak disembah dengan sebenarnya kecuali Allah swt swt. Dia adalah kalimat tauhid yang merupakan sebaik-baik dzikir kepada Allah swt swt. Kalimat ini merupakan bentuk penafian sifat-sifat uluhiyah dari makhluk dan penetapannya atas Allah swt swt karena memang Dialah Yang berhak untuk itu semua, Dialah yang pantas untuk menyandangnya, Dialah yang memiliki itu semua.
Kewajiban kita hendaknya senantiasa menggemuruhkan kalimat-kalimat agung itu dalam detak jantung kita, mengkristalkannya dalam relung hati kita, melantunkannya lewat bibir-bibir kita, memekarkannya dalam perilaku kita semua dan menancapkannya dalam sujud-sujud kita.
Rasulullah pernah bersabda : Ucapan yang paling Allah swt swt sukai itu adalah empat : SubhanAllah swt swt, al-Hamdulillah, Laa Ilaaha Illa Allah swt swtAllah swt swtu Akbar. Tidak ada bahaya darimanapun kamu mulai (HR. Muslim).
Dalam sabdanya yang lain Rasulullah beliau mengatakan : Bagiku mengucapakan SubhanAllah swt swt, al-Hamdulillah, Laa Ilaaha Illa Allah swt swt, Allah swt swtu Akbar lebih aku sukai daripada apa yang disinari mentari.
Tak ada aktivitas yang akan menenteramkan hati dan melembutkan jiwa selain senantiasa ingat dan berdzikir kepada Allah swt swt. Tak ada aktivitas yang melegakan jiwa dan menyejukkan nurani selain dzikir kepada Allah swt swt. Karena itulah Allah swt swt menyeru kepada kita agar kita senantiasa berdzikir pada-Nya.
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُواْ لِي وَلاَ تَكْفُرُونِ ﴿١٥٢﴾
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat) -Ku.(Al-Baqarah : 152).
Dzikir kepada Allah swt swt adalah surga Allah swt swt di dunia. Dia indah dan penuh pesona, menakjubkan dan menentramkan. Di dalamnya ada bunga-bunga wangi yang bisa dihirup jiwa. Maka barang siapa yang tidak pernah menginjakkan kakinya di surga Allah swt swt di dunia dia tidak akan pernah menginjakkan kakinya di surga Allah swt swt di akhirat. Dzikir adalah penolong yang melenyapkan kelelahan dan keletihan jiwa dan kehampaan nurani. Dzikir adalah jalan pintas untuk meraih kebahagiaan dan merengkuh kemenangan. Dzikir adalah balsem yang senantiasa memberikan kehangatan ruhani dan sekaligus memberikan kesembuhan jiwa.
Dalam dzikir jiwa menjadi terasa dekat dengan Sangat Mahakasih, merasa teduh dalam naungan cinta-Nya, hangat dalam dekapan kasih-Nya. Para ahli dzikir akan merasa getaran ilahiyah yang mengalir dalam seluruh organ tubuhnya.
Dzikir menyingkirkan awan ketakutan menepiskan kegundahan dan menghadirkan kebahagiaan dan rasa damai. Problema hidup akan ringan terasa. Guncangan jiwa akan luluh sirna.
Dzikir adalah penerang, dzikir adalah penenang, dzikir adalah penyadar dan senjata ampuh pemusnah kesuntukan pikiran, pelenyap tumpukan duka lara. Orang yang berdzikir kepada Allah swt swt akan senantiasa bersinar jiwanya, bercahaya tingkah lakunya.
Ketenangan batin tersimpan dalam gema dzikir yang bertalu-talu, dalam denting tahmid yang mendayu-dayu. Dalam kalimat tauhid yang menggebu dan dalam tasbih yang bergelora menghangatkan jiwa.
Dzikir adalah ibadah jiwa dan lidah yang melintasi semua zaman. Ia harus hadir dalam detik-menit-jam-hari-minggu-bulan-tahun hingga kematian menjemput kita. Berdzikirlah dalam keadaan apa saja : berdiri, duduk ataupun terbaring. Kita wajib mengingat-Nya baik saat berada di daratan, di lautan, di padang pasir, di pasar-pasar, di mall-mall, di hotel-hotel bahkan di udara sekalipun. Dengan terang-terangan atau sembunyi-sembunyi, dalam gelap dan terang, di gunung-gunung dan lembah-lembah. Dzikir harus senantiasa bergema di seluruh nafas kehidupan kita.
Allah swt swt berfirman :
Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah swt swt, zikir yang sebanyak-banyaknya.(Al-Ahzaab : 41).
Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.(Al-A’raaf : 205).
Dzikir itu makanan jiwa yang harus menjadi konsumsi rutin keseharian kita. Tanpanya jiwa kita akan melemah, semangat kita akan mengendur, cita-cita kita hanya menjadi cita pendek dan rendah. Ada kelezatan dalam dzikir yang tidak dimiliki oleh amal-amalnya lainnya. Cicipi dan rasakanlah.
Dzikir adalah penawar racun orang berdosa, sahabat setia orang yang terputus, harta simpanan orang-orang yang bertawakkal, makanan orang-orang yang penuh yakin, hiasan orang-orang yang menyambungkan diri kepada Allah swt swt, prinsip orang-orang yang memiliki ma’rifat, hamparan orang-orang yang mendekat dan minuman segar orang-orang yang mencinta.
Dzikir adalah energi hidup seorang muslim dan turbin yang menggerakkan jiwa mereka.
Ibnu Taimiyah pernah mengatakan kepada muridnya, Ibnul Qayyim tentang dzikir ini : Ini adalah makananku, jika aku tidak makan maka habislah kekuatanku.
Hasan Al-Bashri memberikan nasehat kepada kita : Carilah kenikmatan itu dalam tiga perkara : Dalam salat, dalam dzikir, dalam membaca Al-Quran.
Dzikir akan membuka kelapangan dada kita. Dalam dzikir terdapat makna-makan sabar dan tawakkal, terkandung makna ridha dan menyerah. Hanya dengan mengingat Allah swt swt jiwa kita menjadi jernih dan pikiran kita akan menjadi bersih. Dengan dzikir kepada Allah swt swt langkah ke depan menjadi pasti.
ألا بذكرالله تطمئن القلوب
(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah swt swt. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah swt swt-lah hati menjadi tenteram. (Ar-Ra’d : 28).
Kegelisahan yang melanda banyak orang di zaman tak lebih karena mereka telah melalaikan dzikir. Menyedikitkan tasbih, meminilisir tahmid dan mengerdilkan takbir dalam jejak rekam kehidupan mereka. Orang menjadi rakus karena dia tidak tamak untuk berdzikir. Seseorang menjadi berlumur dosa karena dia lupa bertasbih, dia menjadi angkuh karena kalimat tauhid yang dibacanya tidak lagi menggedor kesadaran dirinya bahwa dia hanyalah seorang hamba..
Kejahatan para penguasa muncul karena mereka jarang bertabsih, pemelintiran agama hadir di kalangan ulama karena tasbih mereka mungkin mulai tak jujur. Tahmid mereka mulai mengendur.
Kecurangan pemimpin bisa saja karena malam mereka tidak pernah berdenyut dengan tasbih dan tahmid, fajar mereka tidak pernah hidup dengan kalimat tauhid.
Maka jadilah mata hati mereka semakin legam, jiwa mereka semakin gosong, pandangan nurani mereka menjadi pendek.
Padahal ada waktu untuk merayu Allah swt swt di saat fajar akan menjelang, di saat manusia-manusia yang tidak bersemangat pada bergelimpangan pulas menikmati malam. Saat itu ucapan cinta kepada Sang Maha Pencinta harus diungkap. Karena cinta kita akan menarik cinta-Nya, rayuan kita akan membangkitkan cinta-Nya.
Hidup ini harus kita maknai melalui tasbih, tahlil dan tahmid serta takbir kita yang tiada henti. Sampai mati.
Semoga bermanfaat. Terima kasih
18.50 | 0 komentar | Read More

MENUJU PINTU GERBANG KEMERDEKAAN HAKIKI ( Merdeka dalalm bahasa Indonesia sepadan dengan kata independent )

by: http://politik.kompasiana.com/2013/08/19/menuju-pintu-gerbang-kemerdekaan-hakiki-585330.html
Merdeka dalalm bahasa Indonesia sepadan dengan kata independent dalam bahasa Inggris. Dalam Oxford Dictionary, independent artinya governing its self atau memerintah dirinya sendiri. Itu artinya, jika ada yang mengatakan saya merdeka atas tanah yang saya miliki berarti saya bebas menggarap dan memanfaatkan tanah itu sesuai kehendak saya. Kita merdeka atas harta kita artinya kita bebas membelankan kekayaan yang kita punya tanpa ada yang boleh intervensi. Begitu pula jika kita selama ini menegaskan dengan percaya diri bahwa Indonesia adalah negara merdeka pengertiannya Indonesia adalah negara yang bebas menentukan nasibnya sendiri, memerintah dirinya sendiri tanpa ada intervensi pihak lain baik itu warganegara, bangsa atau negara lain selain oleh Indonesia sendiri. Karena merdeka (independent) adalah kemandirian, berdikari, bukan sebaliknya, ketergantungan (dependent).
Makna dari proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 silam bahwa sejak detik itu juga Indonesia telah mencampakkan masa lalunya yang kelam sebagai negara terjajah yang tunduk atas perintah negara lain dan menjadi objek eksploitasi tuan penjajah menuju lembaran baru sebagai negara berdaulat, berdikari, tegak di atas kehendaknya sendiri tanpa ada lagi pihak-pihak yang mengaturnya dan mengontrolnya.
http://priaparipurna.files.wordpress.com/2010/08/merdeka-dari-rasa-sakit1.jpg 
Peringatan kemerdekaan yang secara seremonial dilaksanakan pada tiap tanggal 17 Agustus maknanya adalah penegasan bahwa sejak proklamasi kemerdekaan pertama hingga saat ini Indonesia tetaplah sebagai negara merdeka. Ini kiranya salah satu alasan mengapa kita terus-menerus memperingati hari kemerdekaan sebagai penegasan kepada seluruh dunia bahwa Indonesia bukan lagi negara terjajah.
Ironi, slogan Indonesi merdeka yang tiap tahunnya nyaring dikumandangkan hanya sebatas ungkapan verbal bukan ungkapan sebenarnya atas realitas yang ada di negeri ini. Faktanya Indonesia masih berada di bawah ketiak asing. Contoh pada tahun 2012 lalu, ada tiga kasus yang mencuat dan menjadi perhatian publik akibat kebijakan pemerintah yang pro asing, yaitu Kasus Blok Siak di Riau yang akhirnya diminta untuk dikelola oleh BUMD, kasus Blok Tangguh di Papua yang “ditukar” dengan gelar Ksatria Salib dari Ratu Inggris, dan yang paling heboh kasus Blok Mahakam yang sampai menimbulkan reaksi disintegrasi dari masyarakat Kalimantan Timur untuk memisahkan diri dari Indonesia jika Blok Mahakam tetap diberikan kepada asing. Banyak terjadi pemberian izin kepada perusahaan asing atas tambang baru atau perpanjangan kontrak bagi yang telah berjalan seperti kasus Blok Mahakam, Blok Tangguh yang “dihibahkan” kepada British Petroleum, tambang emas di Irian Jaya yang diberikan kepada PT Freeport dan ratusan mungkin ribuan kontrak karya lainnya.
Alasan yang dikemukakan pemerintah adalah ketidak mampuan pertamina dari sisi permodalan dan teknologi. Namun, alasan ini mengundang pro dan kontra di kalangan pengamat apakah ini benar atau sekedar dalih. Jika benar alasan pemerintah bahwa Indonesia belum mampu, maka sejak saat inilah kita sebagai generasi muda yang akan menggantikan generasi tua bertekad membawa Indonesia menjadi negara merdeka yang sebenar-benarnya. Membawa Indonesia berdikari, mandiri, merdeka dari berbagai ketergantungan.
 
18.48 | 0 komentar | Read More

( ADA APA DENGAN POLITIK INDONESIA ) Kejahatan Politik di Indonesia: Sebuah Tinjauan dari Tingkat Partisipasi Pemilih

by: http://politik.kompasiana.com/2013/08/16/kejahatan-politik-di-indonesia-sebuah-tinjauan-dari-tingkat-partisipasi-pemilih-584679.html
Parliament Threshold (PT) atau ambang batas parlemen merupakan ambang batas perolehan suara minimal partai politik dalam pemilihan umum untuk diikutkan dalam penentuan perolehan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah. Ketentuan ini diberlakukan pertama kali pada Pemilu tahun 2009.
Pemilu 2014 ambang batas parlemen yang diberlakukan direncanakan adalah menggunakan pedoman yang tetulis dalam UU No. 8 Tahun 2012 yaitu bahwa ambang batas parlemen ditetapkan sebesar 3.5% untuk semua anggota DPR dan DPRD. Mahkamah Konstitusi kemudian mengubah menetapkan ambang batas tersebut menjadi 3.5% berlaku hanya untuk DPR dan untuk DPRD ditiadakan, setelah digugat oleh 14 partai saat itu.
Ambang batas 3.5% ini ditengarai menjadikan Presiden tidak optimal dan tidak bisa bergerak leluasa menjalankan roda pemerintahan, karena masih tergantung dengan parlemen. Hal ini bisa terjadi apabila Presiden mengeluarkan kebijakan pemerintahannya tetapi tidak didukung oleh parlemen. Atau bahkan apabila suatu kebijakan Presiden ingin diloloskan, akan ada biaya untuk meloloskannya. Presiden tidak leluasa menjalan kebijakannya, dan bahkan peluang korupsi menjadi besar dengan adanya system ini.
Selasa, 9 Juli 2013, Metrotvnew.com dalam Editorial yang berjudul Presidential Threshold mencatat hal tersebut di atas.
http://hizbut-tahrir.or.id/wp-content/uploads/2008/09/partai-gak-jelas.gif


Presiden adalah lembaga tertinggi dalam pemerintahan. Untuk memperkuat lembaga kepresidenan dalam menjalankan Pemerintahannya ditetapkan Presidential Threshold sebesar 20%, kita akan menunggu Badan Legislatif (BALEG) Dewan Perwakilan Rakyat jadi-tidaknya merevisi UU. 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden.
Partai-partai yang mendukung Presidential Threshold 20% adalah PKS, PKB, PAN, Golkar, Partai Demokrat dan PDIP, sedangkan Partai-partai yang berkinginan menyamakan Presidential Threshold dan Parliament Threshold yaitu 3.5% adalah Gerindra, PPP dan Hanura.
Semua partai saling bermanuver untuk meloloskan keinginannya karena masing-masing partai berkepentingan meloloskan jagonya untuk menjadi penguasa di Negara berpenduduk hampir 300 juta ini.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) sementara mencatat rakyat sebagai pemilih resmi untuk Pemilu 2014 berjumlah 185 juta orang. Pemilih sejumlah itu akhir-akhir ini disuguhi tontonan yang diperlihatkan oleh semua partai politik yang berlomba menarik simpati rakyat pemilih agar memilih kader partai yang disodorkan oleh partai politik untuk baik menjadi anggota parlemen atau capres-cawapres.
Suguhan tontonan oleh partai politik sungguh terlihat secara vulgar bahwa capres-cawapres serta anggota parlemen berambisi besar untuk berkuasa. Bisa terlihat dengan dari aktivitas pencitraan melaui media massa cetak, baliho di jalan-jalan, media visual dan online, janji-janji yang diungkap dan diberikan, jargon yang dibuat dan dilontarkan. Mereka menggunakan segala apa yang mereka punyai untuk menarik simpati kita rakyat sebagai pemilih.



Jum’at, 16 Agustus 2013, Metrotvnews.com dalam newsprogram yang berjudul “Mempersiapkan Indonesia” menyebut bahwa saat ini sebagian bangsa Indonesia terjangkiti oleh virus-virus pragmatis seperti ingin cepat kaya dengan jalan pintas, ingin berkuasa dengan cara apapun, dan ingin menggemukkan pundi-pundi pribadi dengan jalan kini teramat mudah ditemui….”
Virus itu telah menjangkiti partai politik yang ada. Tidak peduli partai yang berbasis agama pun tertular virus ini. Di era reformasi selama 15 tahun rakyat Indonesia merasakan berbagai pengalaman dipimpin oleh pemimpin partai yang berbeda yang menjadi presiden di periode tertentu (dipimpin oleh Gus Dur dari PKB, Bu Mega dari PDIP, dan dua periode oleh SBY dari Partai Demokrat). Hal-hal yang sama dirasakan oleh rakyat Indonesia adalah perasaan TIDAK SEJAHTERA yang menjadi-jadi, perasaan yang dibutuhkan hanya selama pilpres dan pileg, perasaan dibodohi (membayar pajak) tetapi dikorupsi, memilih tapi tidak merasa terwakili oleh legistaor dan senator. Fakta dan realita dirasakan, ditemukan, dan dialami secara langsung oleh rakyat Indonesia adalah korupsi semakin akut dan dilakukan secara besar-besaran oleh partai-partai yang ada terutama oleh partai penguasa demi mempertahankan kekuasaannya. Rakyat Indonesia merasa menjadi obyek yang ditipu, dibodohi dan diperalat, dan kesengsaraan selalu berpihak kepada rakyat jika kebijakan Pemerintah diambil (kenaikan bbm, kenaikan listrik, dan kenaikan tingkat korupsi, dll).
Kita bebas bersikap dan bertindak melihat keadaan pemerintahan dan situasi politik seperti yang digambarkan diatas. Tetapi yang jelas bahwa di antara kita yang tidak melakukan pilihan atau golongan putih (golput) dari pemilu ke pemilu selalu menunjukkan grafik yang menaik atau kebalikan dari tingkat partisipasi pemilih yang menurun.
Data statistik partisipasi pemilih dari 1955 – 2009 yang diolah oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) menunjukkan dari 9 kali pemilu legislative yang pernah dilakukan di Indonesia Pemilu tahun 1971 –pemilu pertama kali di era orde baru—mencapai tingkat partisipasi yang paling tinggi yaitu 96.62 persen, sedangkan yang terendah adalah pemilu legislatif tahun 2009 di era reformasi yaitu 60.78


persen. Selengkapnya data tersebut adalah sebagai berikut:
Tahun 1955, jumlah pemilih terdaftar 43,104,464 tingkat partisipasi 91.41 persen
Tahun 1971, jumlah pemilih terdaftar 58,558,776, tingkat partisipasi 96.62 persen
Tahun 1977, jumlah pemilih terdaftar 69,871,092, tingkat partisipasi 96.52 persen
Tahun 1982, jumlah pemilih terdaftar 82,132,195, tingkat partisipasi 96.47 persen
Tahun 1987, jumlah pemilih terdaftar 93,737,633, tingkat partisipasi 96.43 persen
Tahun 1992, jumlah pemilih terdaftar 107,565,413, tingkat partisipasi 95.06 persen
Tahun 1997, jumlah pemilih terdaftar 125,640,987, tingkat partisipasi 93.55 persen
Tahun 2004, jumlah pemilih terdaftar 148,000,368, tingkat partsipasi 84.07 persen
Tahun 2009, jumlah pemilih terdaftar 171,265,442, tingkat partisipasi 60.78 persen (http://golput.com)






Tahun 2014, jumlah pemilih terdaftar diperkirakan 185 juta, bulan Maret 2013 CSIS (Center for Strategic and International Studies) memperkirakan angka undecided voters dan golongan putih untuk tahun 2014 sekitar 40.5 persen. Angka ramalan terendah yang cukup fantastis.
Jangan menyalahkan dan prihatin terhadap rakyat yang tidak berpartisipasi, karena data tersebut di atas menunjukkan bahwa rakyat Indonesia telah cukup pandai untuk mengetahui tentang sepak terjang partai politik bila menjadi penguasa (pejabat pemerintahan dan anggota parlemen/politikus): korupsi akan semakin merajalela, rakyat semakin menderita. Pula, bisa diartikan bahwa ternyata di era reformasi kondisi politik tidak lebih baik dari era-era sebelumnya atau rakyat di era reformasi semakin menderita. Perasaan rakyat yang menderita akibat tingkah polah korup pejabat pemerintah dan politikus menyebabkan rakyat muak, pesimis, dan apatis sehingga mereka enggan untuk memilih. Legitimatkah pemerintah yang akan datang, jika ternyata tingkat partsipasi rakyat sedemikian rendah?
Rakyat sangat prihatin dengan tingkah polah pejabat dan anggota parlemen saat ini yang cenderung korupsi, menyengsarakan rakyat, membohongi rakyat dan menjadikan rakyat hanya sebagai obyek penderitaan.
Memilih capres-cawapres, anggota parlemen serta pejabat lain yang bersih dari korupsi, dekat dan pro-rakyat, sederhana, integritas tinggi, tegas, professional serta bertanggung jawab adalah langkah awal pembenahan pemerintahan yang berpenyakit akut korupsi.
————————————–
*) Penulis adalah Jokowi Lover, tinggal di negeri jiran
**) Penulis cinta Jokowi-Ahok, tetapi lebih cinta Indonesia
***) Penulis membaca banyak artikel untuk dijadikan bahan rujukan tulisan ini
18.43 | 0 komentar | Read More

( NO SARA ) Ada Apa Dengan Media Berita Indonesia Sekarang Terutama SCTV , Merindukan Berita ala ( LIPUTAN 6 ) SCTV era Orde Baru

by: http://hiburan.kompasiana.com/televisi/2013/07/02/merindukan-berita-ala-liputan-6-sctv-era-orba--573734.html
Senin, 18 Mei 1998, ribuan mahasiswa terlihat telah menduduki  Gedung DPR/ MPR. Mereka menuntut Presiden Soeharto untuk mundur. Aksi pendudukan yang menjadi puncak rangkaian perubahan era, dari era Orde Baru (Orba) menuju era Reformasi tersebut, tergambar secara utuh dalam Liputan 6 yang ditayangkan SCTV. Termasuk ketika terjadi kerusuhan pada 13 dan 14 Mei, yang membuat tiga ribuan bangunan hancur, 1.400 kendaraan bermotor hangus, dan sekitar 400 orang tewas terpanggang.


SCTV adalah televisi swasta yang pertama kali menyiarkan kerusuhan Mei 1998. Stasiun televisi ini memang cukup “vokal” menyuarakan gonjang-ganjing politik pada Mei 1998. Hal tersebut membuat gerah pemerintah, terutama Tentara Nasional Indonesia (TNI). SCTV memang sering bikin kuping pemerintah panas. Tak hanya liputan-liputannya yang kritis, program Perspektif yang dibawakan Wimar Witoelar kerap mengkritik pemerintah Orba. Sejumlah narasumber yang kritis terhadap pemerintah dihadirkan di program ini. Oleh karena dianggap membahayakan stabilitas nasional, dua tahun sebelum kerusuhan Mei terjadi, tepatnya pada 16 September 1996, program Perspektif dihentikan penayangannya.
Tak seperti RCTI, ANTV, maupun TPI yang ramai-ramai membela partai Golkar, di bawah kepemimpinan Sumitha Tobing, SCTV sangat berani memuat berita yang berbeda. Tanpa pesan-pesan “sponsor”, sebagaimana mayoritas stasiun televisi saat ini. Wanita yang saat itu menjabat sebagai Penanggung Jawab atau Pemimpin Redaksi (Pemred) Liputan 6 tak ingin diintervensi oleh pemilik modal. Tak heran, Liputan 6 dianggap sangat independen, berani menyiarkan liputan dari lawan-lawan politik Orba, seperti Megawati Soekarnoputri. 
http://534628764.r.cdn77.net/APRIL/images/SEJARAH/GedungDPRmei1998.jpg

Mengenai tayangan yang menampilkan sosok Megawati, ada kisah menarik. Rupanya pemerintah gerah dengan pemberitaan tentang Megawati. Puncak kegerahan pemerintah, pada 25 Juni 1996, SCTV dan sejumlah pemimpin media massa lain dipanggil oleh Panglima ABRI Jenderal TNI Faisal Tanjung. Panglima “menghimbau” (baca: memerintahkan) agar media massa tidak menyebut Megawati sebagai Ketua PDI dan berhenti mewawancarai para pendukung Mega. Dalam beberapa kesempatan sebelumnya, pihak militer juga telah “menghimbau” agar pers tidak menulis nama Megawati dengan embel-embel Soekarnoputri di belakang namanya, melaikan Megawati Kiemas.
Setelah “pecah kongsi” dengan Seputar Indonesia (RCTI), redaksi SCTV berhasil menunjukan kehebatan membuat berita, yang berani dan independen. Program Liputan 6 pun berhasil jadi primadona, mengalahkan Seputar Indonesia. Setelah sukses dengan Liputan 6 Petang yang pertama kali mengudara pada 20 Mei 1996, Sumitha melahirkan Liputan 6 Pagi dan Liputan 6 Siang. Jurnalis senior bergelar doktor jebolan Ohio University ini otak di balik kesuksesan Liputan 6 yang berani dan independen.
Empat hari menjelang lengsernya Soeharto, Sumitha mengundang mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup Sarwono Kusumaatmadja. Dalam sebuah wawancara dengan salah seorang anchor SCTV Ira Koesno, Sarwono menggunakan sebuah perumpamaan untuk menggambarkan betapa parah kondisi sosial-politik di Indonesia saat itu. Ibarat orang yang sedang sakit gigi, maka kalo ingin sembuh, gigi yang sakit harus dicabut. “Gigi sakit“ yang dimaksud tak lain adalah Soeharto. Provokasi halus yang diutarakan Sarwono tersebut dikenal sebagai “insiden cabut gigi”. Gara-gara insiden ini, Sumitha pun dicopot dari jabatannya sebagai Pemred Liputan 6.

http://sin.stb.s-msn.com/i/1F/4C8E4BB18B8C3ABECCA8C8FCCB8F6E.jpg

Dalam kerusuhan Mei 1998, SCTV sangat berani menayangkan fakta yang terjadi di lapangan. Boleh dikatakan, SCTV menjadi bagian sejarah stasiun televisi swasta nasional satu-satunya yang mempelopori “semangat” reformasi. Sementara “kakaknya” RCTI tidak segarang SCTV. Maklumlah, RCTI punya anak ketiga Soeharto: Bambang Trihatmodjo. Saat Pemilu 1997 yang menjadikan Soeharto kembali jadi Presiden RI, RCTI pro-Golkar. Begitu pula ANTV yang juga sangat Golkar. Maklumlah, saat itu Direktur Utama-nya Agung Laksono yang dikenal sebagai tokoh Golkar.
Meski Sumitha telah melepaskan jabatannya sebagai Pemred Liputan 6, penggantinya Riza Primadi juga tak kalah berani. Ketika mengelola Liputan 6, Riza beberapa kali mendapat teguran dari pemilik modal berkaitan dengan berita-berita tentang Soeharto. Bahkan, Riza dan kawan-kawan di Liputan 6 seringkali dimarah-marahi oleh pemegang saham (baca: pemilik modal).
Di buku Televisi di Kantong Segelintir Pemilik karya Narliswandi Piliang (April 2002, hal 18) dikisahkan, Riza dua kali dipanggil Halimah Trihatmojo ke kantor Bimantara. Halimah saat itu tak lain adalah istri Bambang yang bertindak sebagai salah satu pemilik modal. Menantu Soeharto ini mendesak Riza agar berita-berita di Liputan 6 tidak terlalu memojokkan Soeharto.

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjctayx_RSgOEeBdYu8_lGHBA-T-bEjyfZQK4Im3dJgk0uJjnNS7Q46j9BlW63JtFd-3i3mX09B6X58OaoXzKmMv1iouNgVsv6Fw-RjfUeqcAf5M2d96_SD8ZeftmlY01lCDeRKp_mHtgVy/s200/Rusuh-726616.jpg

Kala itu komposisi pemilik modal SCTV masih dipegang Sudwikatmono dan Henry Pribadi. Selain itu dipegang oleh Halimah (25%), Aziz Mochdar (20%), Peter Gontha (2,5%), dan Haji Noor Slamet Asmoprawiro (10%). Hasil investigasi majalah Prospektus edisi 16 Juni 2003, antara 1987 hingga 2002, paling tidak komposisi kepemilikan saham SCTV sudah 14 kali berganti. Di awal-awal SCTV berdiri sahamnya dipegang oleh Frans Awuy (85,71%), Johny Laurens Kindangen (11,43%), dan Sunny Voeman (2,86%). Pada 1989, barulah Henry Pribadi hampir menguasai seluruh saham SCTV, yakni 80%, sisanya dipegang Sudwikatmono (20%).
Selagi redaksi SCTV terus diintervensi oleh pemilik modal, redaksi RCTI lebih suka main aman. Ini nampak dalam isi berita Seputar Indonesia yang tak segarang SCTV. Ketika terjadi kerusuhan 27 Mei 1998, SCTV memberitakan fakta dan mengkritisi pemerintah, sedang RCTI justru pro-pemerintah. Lewat beritanya, RCTI menyatakan, kerusuhan terjadi, karena konflik internal dalam tubuh Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Kebijakan isi berita RCTI sama dengan TVRI.
Terus terang, saat ini saya pribadi kangen dengan orang-orang seperti Sumitha Tobing maupun Riza Primadi. Mereka adalah Jurnalis hebat yang tak terpengaruh dengan kebijakan pemilik modal. Mereka tak takut kehilangan jabatan, selama pemberitaan yang ditayangan merupakan fakta, bukan hasil intervensi pemilik modal atau manajemen stasiun televisi tersebut.



Kini, sejak hadir stasiun televisi berita, yakni Metro TV dan tvOne, Liputan 6 SCTV tak lagi terdengar. Saya pun tak pernah mendengar kegarangan berita-berita di Liputan 6. SCTV dulu memang jauh berbeda dengan sekarang. Komposisi pemegang modal pun sudah beda. Sejak 1998, bahkan secara de jure, sejak 14 Agustus 1997, Sudwikatmono dan Henry Pribadi tak memiliki saham lagi di SCTV. Mereka telah menjual ke PT. Mitrasari Persada. Termasuk pengusaha Peter F. Gontha, Halimah Trihatmojo, dan Aziz Mochtar yang telah menjual saham SCTV ke PT. Datacom Asia pada 31Agustus 1998. Memang, PT. Datacom juga ada saham ketiga pengusaha tersebut. Termasuk PT. Mitrasari Persada yang ada saham Sudwikatmono dan Henry Pribadi.
Menjelang Pemilu 2014 nanti, stasiun televisi pasti akan terlihat dengan jelas pro terhadap siapa. Industri televisi, khususnya pemberitaan dihadapkan pada arena yang keras. Mengutip dari buku Rezim Media (GPU, 2013) karya Iswandi Syahputra, ada dua tekanan yang bakal dihadapi. Pertama, kuatnya tekanan dari pemilik modal yang mengejar keuntungan, juga punya agenda politik. Kedua, tekanan yang menurut Paul Johnson adalah penyimpangan-penyimpang dalam tayangan televisi, yakni (1) distorsi informasi, (2) dramatisasi fakta palsu, (3) mengganggu privasi, (4) pembunuhan karakter, (5) eksploitasi seks, (6) meracuni pikiran anak, dan (7) penyalahgunaan kekuasaan. Nah, ketika ketujuh penyimpangan ini terjadi, dimanakah posisi SCTV yang dahulu garang dan punya tagline: aktual, tajam, dan terpercaya?
Salam Independen 

Info Tambahan:
Sekarang semua media pemberitaan memcari aman, dan untuk menaikkan rating sessuai pesana pemilik modal banyak cara yang ditempuh mereka dengan menampilkan berita aspal, berita NATO, berita2 yg sellau menyudutkan umat islam keanren dengan cara ini rating akan naik dan disenangi pemilik modal asing yg mempunyai agenda terselubung, atau membuat berita seperti kasus metro membawa organisasi anak muda rohindisebut sebagi oranginasi perekrut teroris walaupun kemudian di ralat lagi, tapi itu semua menunjukkan media sekarang cenderung menutupi masalah yg sebenernya dan tanpa melakukan riset yg benar tapi melakukan pengumpulan berita yg instan demi rating dan pesanan pemilik modal, kita lihat kasusk LAPINDO mana mau ATV atau TVone memberitakan masalah ini malah LAPINDO mereka ganti jadi kasus sidorajo sesuai dimana lokasi itu terjadi padahal kasusnya dari perusahananLAPINDO Brantas yg kempuayaan keluarga bakri pemilik modal di NATV dan TVone, ini menujukkan tidka adanya idenpensi media dalam menyikapi permaslahan di masyrakat tapi demi intervensi pemilik modal dalam pencitraan, kiat litah sekarang RCTI dan group MNC seibuk mengusung pemberitan tentang HANURA karena pemilik odalnya adlah pembina HNARA, juga Mentro TV sibuk memberitakan NASDEM atau TV One dan ANTV seibuk memberitakan GOLKAR, dan TVRI bersikap netral walaupun dalam pemberitanan melakukan pencitraan pemerintah yg berkuasa…inilah gambaran mendia kita sekarang juga media tulis seperti majalah dan koran sami mawon, lihat SINDO, salah satu contohnya ….salam
Gambar-gambar diatas diambil dari google gambar oleh blog bagindaery.
18.37 | 0 komentar | Read More

Dibalik Lengsernya Gus Dur ( Gus Dur adalah sosok orang yang pintar, Gus Dur mengetahui akan permainan dunia intelijen )

Written By Situs Baginda Ery (New) on Minggu, 18 Agustus 2013 | 21.09


gustafalattas.wordpress.com

Setelah legsernya Soeharto dan setelah B.J. Habibi menjabat setahun, digelarlah pemilu pertama kali di era reformasi. Dalam kepemimpinan negeri ini,  sebenarnya intelijen dan militer masih mengarapkan B.J Habibi tetap menjadi presiden RI. Akan tetapi prediksi serta analisa para intelijen menemui suatu ke-galauan jika dipaksakan menjabat.
Salah satu kekecewaan rakyat pada habibi adalah hilang dan lenyapnya Timor-timor dari pangkuan NKRI, yang dihawatirkan kondisi negara ini semakin tidak menentu, bisa jadi kerusuhan ‘98 terulang kembali jika habibi dipaksakan terpilih.
Sementara sosok habibi dimata intelijen adalah  demokrat sejati, sehingga negara yang demokratis jika dipimpin oleh seorang yang demokrat tentu ketakukan melencengnya demokratis tidak akan terjadi.  Intelijen telah memberitahu dampak yang akan timbul, habibi sendiri menerima masukan dari intelijen yang berupa dampak serta ilustrasi apabila habibi memaksakan atau dipaksakan terpilih.
Seperti yang kita ketahui kala itu, berkat Amien Rais terbentukalah koalisi partai-partai islam disamping golkar juga mendukung, pada akhirnya Abdurrahman Wahid terpilihlah menjadi Presiden RI. Namun sebenarnya intelijenlah dibelakang semua itu.
Gus Dur adalah sosok orang yang pintar, Gus Dur mengetahui akan permainan dunia intelijen. Setelah mengetahui kinerja intelijen era soeharto yang mengecewakan serta terpilihnya dirinya yang ternyata suatu permainan, yang sangat disayangkan  Gus Dur begitu arogan memandang sebelah mata serta memperlihatkan ketidak percayaannya kepada intelijen, bahkan berniat membubarkan BIN -kala itu bernama BAKIN-.
Dalam usaha mereformasi militer dan mengeluarkan militer dari ruang sosial-politik, Gus Dur menemukan sekutu, yaitu Agus Wirahadikusumah, yang diangkatnya menjadi Panglima Kostrad pada bulan Maret. Pada Juli 2000, Agus mulai membuka skandal yang melibatkan Dharma Putra, yayasan yang memiliki hubungan dengan Kostrad. Melalui Megawati, anggota TNI mulai menekan Gus Dur untuk mencopot jabatan Agus. Gus Dur mengikuti tekanan tersebut, tetapi berencana menunjuk Agus sebagai Kepala Staf Angkatan Darat. Petinggi TNI merespon dengan mengancam untuk pensiun, sehingga Gus Dur kembali harus menurut pada tekanan.
Hubungan TNI dengan Gus Dur terlihat adanya ketidak harmonisan. Kesalahan terbesar Gus Dur adalah kepercayaan diri yang terlalu tinggi menganggap mampu mengatasi dan membangun negeri ini dari awal sendiri, namun bagai seorang bayi yang baru dilahirkan, apakah mampu hidup di alam liar yang ganas tanpa seseorang penjaga?
Tahun 2000 munculnya kasus bulogate dan brunaigate.
skandal pencopotan mentri
darurat militer maluku semakin memburuk
Amien Rais yang semula mendukung kini jadi pihak oposisi
Terperosoknya Gus Dur dalam kasus demi kasus membuatnya tergeletak, tak mampu lagi untuk bangkit. Lemahnya kemampuan administratif, kurangnya pengalaman dalam mengorganisir dengan baik, serta banyaknya orang-orang yang menyesatkan di sekeliling Gus Dur telah membuat Gus Dur membuta-tuli atas suara intelijen.
pada bulan Maret 2001, Gus Dur mencoba membalas oposisi dengan melawan disiden pada kabinetnya. Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Yusril Ihza Mahendra dicopot dari kabinet karena ia mengumumkan permintaan agar Gus Dur mundur. Menteri Kehutanan Nurmahmudi Ismail juga dicopot dengan alasan berbeda visi dengan Presiden, berlawanan dalam pengambilan kebijakan, dan diangap tidak dapat mengendalikan Partai Keadilan, yang pada saat itu massanya ikut dalam aksi menuntut Gus Dur mundur
Semua terlambat kala pemerintahannya goyah, bahkan Gus Dur sampai minta bantuan intelijen yang semula di kecewakan, namun apa yang terjadi? Gus Dur yang tidak punya rasa hormat pada intelijen disaat Gus Dur berjaya kini saat Gus Dur di ambang jurang kejatuhan meminta.Hmmm terlambat.
Gus Dur mulai putus asa dan meminta Menteri Koordinator Politik, Sosial, dan Keamanan (Menko Polsoskam) Susilo Bambang Yudhoyono untuk menyatakan keadaan darurat. Yudhoyono menolak dan Gus Dur memberhentikannya dari jabatannya beserta empat menteri lainnya dalam reshuffle kabinet pada tanggal 1 Juli 2001
Pada akhirnya roda kepemimpinan tidak mampu tertahan lagi untuk berputar. Sekali lagi kekuasaan seorang presiden harus digulingkan secara tidak hormat. Gus Dur pada akhirnya merasakan kejamnya dunia politik serta pahitnya rasa pil yang harus ditelan mentah-mentah.
Akhirnya pada 20 Juli, Amien Rais menyatakan bahwa Sidang Istimewa MPR akan dimajukan pada 23 Juli. TNI menurunkan 40.000 tentara di Jakarta dan juga menurunkan tank yang menunjuk ke arah Istana Negara sebagai bentuk penunjukan kekuatan. Gus Dur kemudian mengumumkan pemberlakuan dekret yang berisi (1) pembubaran MPR/DPR, (2) mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat dengan mempercepat pemilu dalam waktu satu tahun, dan (3) membekukan Partai Golkar sebagai bentuk perlawanan terhadap Sidang Istimewa MPR. Namun dekret tersebut tidak memperoleh dukungan dan pada 23 Juli, MPR secara resmi memakzulkan Gus Dur dan menggantikannya dengan Megawati Sukarnoputri
seperti inilah mungkin kalimat terakhir diperuntukkan untuk Gus Dur saat pelengserannya berhasil
Ma’af beribu ma’af Gus Dur, inilah dunia politik bukan dunia pesantren. sayonara Gus Dur….
Bagai seorang anak tiri yang ditelantarkan, intelijen menemukan jati dirinya saat Megawati mau mendengarkannya. Pada saat kondisi krusial Megawati mengambil jarak dari Gus Dur, intelijen sudah mempersiapkan ini, Megawati sendiri mengetahui dan mengikuti kode dari intelijen. Megawati yang dibelakangnya didukung oleh intelijen dan militer yang merupakan kekuatan sejati suatu negara disamping itu orang-orang intelijen dan militer yang memiliki segudang strategi memperlancar Megawati menempati singgasana orang nomor satu di negara ini. Sebagai jasa atas keberhasilannya, salah seorang otak keberhasilan diangkat menjadi Kepala Intelien Negara.
Berani tidak dikenal, mati tidak dicari, berhasil tidak dipuji, dan gagal dicaci maki
Salam untukmu intelijen
bacaan
wikipedia sejarah indonesia
intelijenindonesia.blogspot.com
by: http://politik.kompasiana.com/2012/06/29/dibalik-lengsernya-gus-dur-467872.html
21.09 | 0 komentar | Read More

Antara Gus Dur dan Morsi ( Kicauan media mengawali bulan Juli 2013 marak memberitakan kekacauan yang terjadi di Mesir )

137525530151538014 
HANGATNYA SUASANA POLITIK DI MESIR SAMPAI AKHIR JULI INI MEMBUKA TANGKI INGATAN KITA. SEJARAH BANGSA INDONESIA MENCATAT PENGUSIRAN KEKUASAAN PRESIDEN ABURRAHMAN WAHID (GUSDUR) DARI ISTANA NEGARA.
Kicauan media mengawali bulan Juli 2013 marak memberitakan kekacauan yang terjadi di Mesir. Bentrok antara pendukung dan anti Morsi mengakibatkan tanah Kairo berdarah-darah. Puluhan bahkan ratusan masa pendukung maupun anti morsi meninggal dan terluka.
Media live Mesir menayangkan bentrok saling lempar dikedua belah pihak. Pengerahan masa dari kelompok pendukung Morsi (Ikhwanul Muslimin) menyikapi secara damai tolak kudeta militer atas Presiden Morsi. Seperti yang diungkapkan media online wartanews.com, (25/7), Mohamed Badie, meminta pendukung Morsi tumpah ke jalan untuk menuntut kebebasan dan legitimasi atas kepemimpinannya.


Di Indonesia, ada getir kekhawatiran. Ribuan saudara kandung, saudara sebangsa yang tengah menimba pengetahuan dinegeri itu bersama para pekerja Indonesia membuat jantung berdebar. Keluarga menanti kembalinya sang mahasiswa baik di Al-Azhar yang sedang menyelesaikan studi maupun pojok lainnya di mesir untuk kembali ke Indonesia. Bahkan keresahan ini bukan untuk saudara-saudara kandung maupun sebangsa setanah air saja, namun sebagai sesama manusia di dunia. Nilai-nilai kehidupan didunia ini wajib untuk di hargai masing-masing individu. Bahwa nilai kehidupan sebagai manusia ini sangatlah berharga, yah, berharaga! Atas nama kemanusiaan hentikan konflik kepentingan ini menuju kedamaian persaudaraan.
Kekuasan yang relatif singkat, Presiden Morsi, serupa tapi ‘tak sama. Gus Dur menjadi Presiden, cukup singkat, 1999-2001. Kekurangan dan kelebihan selama pemerintahan Gusdur cukup menarik. Namun, jika ini benar-benar-benar, Gus Dur sangat mulia. Menurut sumber KBGD, Sejarah mencatat; Saat Gus Dur dilengserkan dari kursi Presiden, Gus Nuril sesepuh KBGD yang juga Panglima Berani Mati sudah mengepung Istana dengan pasukan berani mati. Jumlahnya ratusan ribu. Siap melawan kezaliman tentara yang jadi alat-alat para musuh Gus Dur untuk melengserkannya. Saat yang paling mendebarkan terjadi. Moncong senjata siap membidik oleh pasukan yang hanya bersenjata ala kadarnya. Kecintaan mereka terhadap Gus Dur yang membuat mereka rela mati karena tidak terima pemimpinnya di kuyo-kuyo.

Tapi Gus Dur menasihati Gus Nuril “Gus, pun di terusaken. Kulo memang di fitnah lan kulo engkang leres dalam hal skandal bulog atau Brunayi, niki mung rekayasa mawon. Tetapi nek sampaian ngamuk negarane bubar. Kulo mboten ngijini Indonesia runtuh.Saya suka kebenaran tetapi lebih suka kemerdekaan dan ketentraman...
Perang atas kekuasaan tidak akan pernah habisnya. Semoga, dunia kita senantiasa aman dan damai diantara beragam keberagaman. Untuk saudaraku, saudara sebangsa dan setanah air yang sedang berjuang di tanah Mesir, jaga diri baik-baik dan segera selesaikan perjuanganmu. Kembali ke pangkuan tanah air Indonesia tercinta.
by: http://hankam.kompasiana.com/2013/07/31/antara-gus-dur-dan-morsi-578067.html 
21.05 | 0 komentar | Read More

Penggulingan Mursi dan Standar Ganda Demokrasi Barat- AS ( Arogansi Kekuatan Militer sebagai satu tyrani gaya baru yang diterapkan Barat )

137527729795539987
Foto : informationseducations.blogspot.com

artikel by: http://politik.kompasiana.com/2013/07/31/-penggulingan-mursi-dan-standar-ganda-demokrasi-barat-as-580869.html

Kudeta yang menggulingkan Pemerintahan Legitimate Mursi yang diperoleh melalui satu Pemilihan Umum yang Demokratis, adalah Arogansi Kekuatan Militer sebagai satu tyrani gaya baru yang diterapkan Barat. Alasan konyol bahwa penggulingan itu didasari Pemerintahan Mursi yang eksklusif, merupakan satu standar ganda yang diterapkan Kaum Kapitalis Liberal untuk memaksakan kekuasaan Kapitalis Militeristik terhadap Pemerintahan yang tidak bisa dikontrol, walaupun diperoleh secara Demokratis.
Adalah satu pernyataan yang konyol sekali, bahwa Penggulingan Mursi BUKAN KUDETA MILITER, hanya karena Posisi Mursi digantikan oleh Pemerintahan peralihan ( BONEKA ) dari kalangan sipil. Siapapun tahu bahwa Pemerintahan sipil itu hanya boneka yang segala kebijakan Pemerintahan dipegang sepenuhnya oleh Jenderal Al Sisi. Bukan satu rahasia pula, bahwa kudeta yang dilakukan Jendral Al Sisi didahului dengan “ RESTU PENTAGON “ bahwa Kudeta itu merupakan satu skenario Global melalui Demokrasi Barat standar ganda.
Demokrasi yang merupakan satu bentuk pengambilan keputusan suara rakyat melalui satu proses pemungutan suara, satu hal yang selalu didengungkan oleh Barat dengan kalimat sakral “ SUARA RAKYAT SUARA TUHAN “ kenyataannya hanya merupakan satu alat untuk melanggengkan kekuasaan MODAL dengan menggunakan kekuatan Militeristik. Inilah yang senyatanya terjadi. Tak satupun hasil keputusan rakyat yang akan didukung oleh Pegiat Demokrasi, bila akan bermuara pada adanya satu kekuatan yang tidak bisa dikontrol dan dikendalikan. Sebaliknya Para PEGIAT DEMOKRASI , tidak akan pernah berkeberatan terhadap Pemerintahan Monarchi Absolut, yang menindas rakyatnya sekalipun, bila Pemerintahan itu BERPIHAK kepada yang mengaku “ PEGIAT DEMOKRASI “
Amerika Serikat, yang oleh sebagian dari kalangan Masyarakat Indonesia dianggap sebagai MASTERNYA DEMOKRASI, sebagai acuan Pemerintahan Idaman itu, sebenarnya hanya satu Negara Kapitalis yang memaksakan DEMOKRASI sebagai acuan pengambilan keputusan terhadap satu Negara yang Merdeka, hanya sebagai alat untuk menguasai Pemerintahannya semata.
Amerika Serikat akan masuk kejantung semua kekuatan politik yang ada pada suatu Negara yang dituju, membiayai kekuatan Politik yang berseberangan, membangun Demokrasi semu kemudian menenggelamkan kekuatan Politik dalam HEDONISME DEMOKRASI. Hasil yang dicapai adalah, siapapun pemenangnya, akan bersimpuh menyusun sembah untuk mendapatkan “ PINJAMAN “ sebagai modal menyusun basis kekuatan Politik periode berikutnya. Demokrasi ini tidak akan pernah menghasilkan apa yang didengungkan sebagai “ SUARA RAKYAT SUARA TUHAN” bahkan menyentuhpun tidak. Akan tetapi yang terjadi adalah : “ SUARA KAPITAL - SUARA TUHAN” .
Bagaimana, apa bila Demokrasi benar-benar terujud dan suara rakyat tidak lagi bisa dikontrol?
Seperti yang terjadi di Mesir dimana rakyat secara mayoritas telah menentukan pilihan, SUARA RAKYAT telah memilih, sayangnya suara rakyat ini tidak bisa dikontrol maka standar gandapun diterapkan. Hanya dengan alasan MURSI membangun Pemerintahan secara eksklusif, maka Pemerintahan itu divonis layak untuk dijatuhkan. KUDETA PUN MENJADI JALAN KELUAR. Tak kenal lagi keabsahan adanya Partai Pemerintah dan Partai Oposisi.
Kejadian di Mesir merupakan satu peringatan terhadap Bangsa ini, terhadap yang masih setia terhadap Pancasila dan masih memperjuangkan Pancasila, bahwa apa bila Pancasila berhasil kita kembalikan sebagai LANDASAN DASAR FILOSOFI BERNEGARA, SEBAGAI LANDASAN FUNDAMENTAL IDEOLOGI BANGSA , bahwa bila UUD 45 dapat kita bersihkan dari benalu-benalu dan anasir ideologi Asing liberalis individualistik, Dihadapan kita akan terbentang Kejayaan Nusantara, akan tetapi itu akan berarti pula ANCAMAN INTERVENSI KAPITALISME seperti yang terjadi di Mesir, yaitu rekayasa kudeta dan ancaman berkobarnya perang saudara.
Karena Negeri ini telah banyak di isi oleh para PENGKHIANAT PANCASILA, yaitu kaum sekuler, liberalis dan kapitalis.
Benarkah Liberalisme, Kapitalisme dan Sekularisme pengkhianat Pancasila ?
Jawabnya terpampang dengan jelas pada artikel-artikel dibawah ini :
21.01 | 0 komentar | Read More

Indonesia, “Bukan Lagi Milik Beta” ( INDONESIA adalah negara dengan kekayaan alam yang sangat besar dan melimpah. Di sanalah tempat lahir beta, menyimpan banyak sumber mineral, energi, perkebunan, hasil hutan dan hasil laut yang sungguh amat melimpah )

Ilustrasi daerah tambang garapan negara asing
Ilustrasi daerah tambang garapan negara asing
INDONESIA adalah negara dengan kekayaan alam yang sangat besar dan melimpah. Di sanalah tempat lahir beta, menyimpan banyak sumber mineral, energi, perkebunan, hasil hutan dan hasil laut yang sungguh amat melimpah.
Di bidang pertambangan:
1. Peringkat 6 cadangan Emas;
2. Nomor 5 dalam produksi Tembaga;
3. Urutan 5 dalam produksi Bauksit;
4. Penghasil Timah terbesar di dunia setelah Cina;
5. Produsen Nikel terbesar kedua di dunia;
6. Tambang Grasberg Papua adalah tambang terbesar di dunia
7. Kesimpulannya, Indonesia berada dalam urutan teratas dalam hal bahan mentah (Raw Material)
Negara ini juga adalah produsen sumber energi terbesar :
1. Berada pada urutan nomor 2 eksportir Batubara di dunia setelah Australia;
2. Eksportir Gas Alam bersih LNG (Liquefied Natural Gas) terbesar di dunia, seperempatnya dikirim ke Singapura;
3. Eksportir terbesar Gas Alam Cair setelah Qatar dan Malaysia.
Dalam hal komoditi perkebunan:
1. Indonesia berada pada nomor 1 dalam produksi CPO (Crude Palm Oil);
2. Produsen Karet terbesar di dunia;
3. Urutan 3 dalam hal produksi Kakao;
4. Merupakan produsen Kopi terbesar di dunia bersama Vietnam dan Brazil.
Dan masih banyak lagi kekayaan alam yang Indonesia miliki, yang akibatnya menjadi sasaran utama investasi Internasional dalam rangka memburu bahan mentah. Umumnya investasi internasional berasal dari negara-negara industri maju. Tujuan utama investasi internasional di Indonesia ini tidak lain adalah untuk mengeruk bahan mentah yang menjadi kekayaan milik rakyat Indonesia.


Indonesia Sudah Jadi “Milik Negara Asing”
Sesungguhnya, saat ini Indonesia kembali di jajah dan sudah berhasil ditaklukkan oleh para kolonial dari Eropa dan negara-negara lainnya. Parahnya, bentuk penjajahan itu malah didukung oleh Pemerintah Republik Indonesia dalam wujud MoU maupun kontrak yang berbau kongkalikong dalam mengeruk dan melahap habis kekayaan alam milik rakyat, sehingga sesungguhnya saat ini Ibu Pertiwi telah menangis terkapar tak berdaya karena “diperkosa” di depan anak bangsanya sendiri.
Tengok saja, total tanah atau lahan di Indonesia yang sudah dikuasai oleh perusahaan-perusahaan raksasa dari negara asing:
1. Sekitar 42 juta hektar untuk pertambangan Mineral dan Batubara;
2. terdapat 95 juta hektar untuk Minyak dan Gas;
3. Ada 32 juta hektar di sektor kehutanan;
4. Sekitar 9 juta hektar untuk Perkebunan Sawit.
Luas keseluruhan yang telah dikuasai dan dikontrol oleh negara luar telah mencapai 178 juta hektar. Padahal luas daratan Indonesia adalah 195 juta hektar.
Investasi di Indonesia benar-benar sudah didominasi oleh perusahaan asing:
1. Sedikitnya 95% kegiatan investasi mineral dikuasai dua perusahaan AS, yakni PT. Freeport Mc Moran, dan PT. Newmont Corporation;
2. Sebanyak 85% eksploitasi Minyak dan Gas sudah dikuasai oleh negara asing, termasuk 48% migas dikuasai Chevron;
3. Sebanyak 75-85% perkebunan Sawit dikuasai negara luar;
4. Sebanyak 95% Air minum juga dikuasai asing;
5. Infrastruktur jalan tol 95% milik asing;
6. Industri farmasi dikuasai asing sebesar 75%, juga industri asuransi 80%;
7. Sudah 99% sektor Perbankan kini dikuasai negara asing;
8. Sebanyak 100% Mineral diekspor;
9. Sekitar 85% gas diekspor;
10. Terdapat 75% hasil perkebunan diekspor.
Hal tersebut di atas diungkapkan Salamuddin Daeng, dari Indonesia for Global Justice (IGJ), saat mengisi diskusi pada acara Rakernas MKRI (Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia), Sabtu-Minggu (18-19 Mei 2013) yang lalu, di Jakarta.
Ia mengungkapkan bahwa investasi dalam rangka memburu bahan mentah di Indonesia telah berlangsung sejak lama. Yakni sejak era kolonialisme Eropa tahun 1600-an.
Hingga tahun 1870-an, kata Salamuddin, kekuasaan Kolonial Belanda hanya meliputi Jawa dan Sumatera. Wilayah-wilayah lain hanyalah kekuasaan yang sifatnya administratif belaka. “Namun sekarang dominasi modal asing telah meliputi seluruh wilayah Nusantara hingga ke pulau terluar dan pulau-pulau kecil pun telah jatuh ke tangan modal asing,” ungkapnya.


Di sebutkannya, corak investasi di Indonesia saat ini bercirikan investasi kolonial, dengan tiga ciri utama, yaitu : Pertama, investasi menguasai tanah dalam skala yang sangat luas; Kedua, investasi hanya berorientasi mencari raw-material untuk kebutuhan industri di negara-negara maju; Ketiga, seluruh keuntungan atas investasi dilarikan ke luar negeri dan ditempatkan di lembaga keuangan negara-negara maju.
Secara detail, dikatakannya, di Nusa Tenggara Barat (NTB), PT. Newmont Nusa Tenggara menguasai 50% wilayah NTB dengan luas kontrak seluas 1,27 juta hektar. Di Pulau Sumbawa salah satu wilayah NTB, Newmont menguasai 770 ribu hektar, atau setara dengan 50% lebih luas wilayah daratan Pulau Sumbawa yang luasnya 1,4 juta hektar. Sementara para bupati/walikota di tiga 5 kabupaten kota di Pulau Sumbawa juga terus memberi izin tambang di atas lahan-lahan yang tersisa. Saat ini lebih dari 150 izin usaha pertambangan yang beroperasi di NTB, baik yang sedang melakukan eksplorasi maupun produksi.

Di Papua, Kontrak Karya (KK) Freeport seluas 2,6 juta hektar, HPH 15 juta hektar, HTI 1,5 juta hektar, Perkebunan 5,4 juta hektar, setara dengan 57% luas daratan Papua. Ini belum termasuk kontrak Migas yang jumlahnya sangat besar, sehingga diperkirakan Papua telah habis terbagi ke ratusan perusahaan raksasa asing.
Sementara di Kalimantan Timur (Kaltim) diperkirakan seluruh wilayah daratannya seluas 19,8 juta hektar juga telah dibagi-bagikan kepada modal besar dari negara asing. Izin tambang Mineral dan Batubara sekitar 5 juta hektar, Perkebunan 2,4 juta hektar, izin Hutan (HPH, HTI, HTR dan lain sebagainya) telah mencapai 9,7 juta hektar (data MP3EI). Ini pun belum termasuk kontrak Migas, sebagaimana diketahui Kaltim adalah salah satu kontributor terbesar pendapatan Migas negara.


Di Madura, luas kontrak Migas malah sudah melebihi luas Pulau Madura itu sendiri, yang diserahkan pemerintah kepada kepada Petronas, Huskil Oil, Santos, dan perusahaan asing lainnya.
Keseluruhan dan penguasaan asing itu adalah untuk menambah laju kemajuan negara-negara asing. Sementara Rakyat Indonesia hanya sibuk “menyanyi” dan “berjoget” seakan tak mau tahu dengan keadaan yang semakin dapat menghancurkan negeri ini. Sebagian lainnya hanya sibuk gasak, gesek, gosok antar-sesama, dan saling konflik antarsuku agama dan ras. Sungguh Pancasila juga ikut terkapar, terutama Sila ketiga dan Sila Kelima.
Sesungguhnya, terdapat salah seorang tokoh nasional yang sangat memahami kondisi ini, termasuk kiranya amat mengetahui strategi yang harus ditempuh agar Indonesia tidak “lumpuh” dikuasai oleh asing, yakni DR Rizal Ramli yang kini dikenal sebagai ekonom senior sekaligus tokoh oposisi yang selama ini sangat menentang kebijakan-kebijakan Pemerintahan SBY yang dinilainya hanya menguntungkan dan mengenyangkan negara-negara asing.


Sayangnya, langkah Rizal Ramli pada pilpres 2009 lalu mendapat hambatan hebat dari pihak-pihak yang diduga kuat antek-antek asing, sehingga Rizal Ramli tak bisa berbuat banyak.
Namun untuk memastikan rakyat Indonesia sejahtera, Rizal Ramli menyatakan jika rakyat memberinya amanah sebagai presiden 2014, maka akan mengamandemen UUD 1945 lagi, dengan tambahan utama kalimat “dimiliki oleh rakyat Indonesia” pada pasal 33. Kalimat inilah yang kelak benar-benar menjamin SDA Indonesia sepenuhnya dimiliki dan dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat. Bahkan Rizal Ramli mengaku berani menentang dominasi asing yang memang kini telah menguasai Indonesia. “Saatnya seluruh kedaulatan di negeri ini diserahkan kepada rakyat, bukan kepada dan untuk negara asing,” kata Rizal Ramli.
by: http://regional.kompasiana.com/2013/08/12/indonesia-bukan-lagi-milik-beta-583219.html
20.54 | 0 komentar | Read More

Omong Kosong Indonesia Merdeka ( Fakta merdeka masih jauh panggang dari api )

Fakta merdeka masih jauh panggang dari api. Indonesia belum merdeka dari segi ideologi, ekonomi, politik, hukum, budaya, keterjajahan pemikiran, kebodohan, kemiskinan, kerusakan moral, keterbelakangan dan masih banyak lagi. Indonesia belum merdeka dalam arti kemandirian mengatur pemerintahan dan rakyat, Indonesia belum berdaulat! Kenapa?
Indonesia masih dijajah oleh sejumlah negara-negara ASing melalui lembaga semacam PBB, IMF, WB, dll. Dengan menggunakan lembaga tersebut, pihak ASing menjajah dan mendikte Indonesia agar tunduk pada kepentingan yang menguntungkan ASing dan pasti merugikan pihak Indonesia. Sangat jelas terlihat dominasi ASing masih cukup kuat dalam banyak aspek.


Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) masih ada 31.02 juta jiwa yang terkategori miskin, yaitu rakyat yang pengeluarannya kurang dari Rp.211.726/bulan atau Rp.7000/hari. Tujuh ribu per hari???
68 tahun merdeka, tapi kondisi negara kaya ini sungguh memilukan! Kemiskinan merata di seluruh pelosok negeri. Angka pengangguran pun cukup tinggi, menurut data BPS angka pengangguran Indonesia mencapai 8,1 juta jiwa atau 6,8% dari total angkatan kerja 119,4 juta orang. Kebodohan pun menghinggapi generasi bangsa ini, data Kemendiknas menyebutkan 11,7 juta anak usia sekolah belum tersentuh dan terjamah oleh pendidikan. Hampir 16 juta jiwa anak yang tidak bisa merasakan pendidikan sampai SMP.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIpylCwMmoA0iQcJXARKbC751T-kVpL6x6GEuaG_rcTvPIHC23VQB5CTh0x0JguV1SwisHxxe8U6-qwZNlTKsiDnVlT391aADxC8EjUVdMg87Ezay3fdjKb-R4bYy0xaer6lZ9k7YaT7UF/s400/5736_1106482977796_1098444946_30259756_2726357_n.jpg

Rakyat terpaksa merangkak ketika dihadapkan pada kenaikan harga kebutuhan pokok yang liar tak terkendali. Harga melambung tinggi pasca kenaikan BBM baru-baru ini. Rakyat pun hanya bisa gigit jari ketika harapan yang mereka percayakan kepada parlemen tidak digubris. Pasalnya acap kali terlihat mereka sendiri lebih mementingkan dirinya sendiri.
Ini tidak akan terlepas dari akar masalah! Akar masalah apa?
68 tahun Indonesia menerapkan ideologi kapitalisme, ideologi ASing yang tidak berprikemanusiaan, ideologi yang tidak mengerti akan arti keadilan, kesejahteraan, kedamaian yang sesungguhnya! Demokrasi hanya sebagai topeng yang menutupi wajah arogan busuk para pengasongnya! Dari demokrasi lahirlah berbagai macam UU yang menyengsarakan rakyat. UU KUHP, UU Ormas, UU SDA, UU Migas, UU Minerba, UU Kelistrikan, UU Pendidikan, UU Kesehatan dan masih banyak lagi.


Apakah UU ini berpihak sama rakyat? Sehingga rakyat merasakan MERDEKA untuk menikmati kekayaan SDA negeri ini? Tidak!
UU ini hanya bisa menyengsarakan rakyat, hanya bisa menyudutkan rakyat dalam keterpurukan! UU yang hanya bisa mendzalimi rakyat! Pasalnya dari UU ini secara otomatis sumber daya alam kepunyaan rakyat dijarah dan dieksploitasi negara-negara ASing. UU ini bisa dikatakan sebagai “jalan tol” bagi para penguasa negara parasit untuk menciduk semua kekayaan negara ini! Example : UU Migas mengakibatkan sekitar 90% kekayaan migas (minyak dan gas) dikuasai oleh ASing, 75% kekayaan tambang, 50% perbankan dan masih banyak lagi. Belum cukupkah penderitaan ini?? Belum cukupkah pembodohan ini??
Sangat jelas dan bisa dilihat dengan menggunakan mata telanjang bahwa negara ini hakikatnya belum layak dikatakan telah MERDEKA!


Negara ini masih terjajah oleh negara-negara parasit lewat tangan-tangan para pengkhianat parlemen. Mereka adalah pengkhianat ulung, pengkhianat yang telah terlatih secara khusus, komprador lokal yang terdiri dari para penguasa, politikus, wakil rakyat dan para intelektual yang lebih loyal ke arah ASing hanya karena syahwat kekuasaan!
Itulah DEMOKRASI! Sistem produk manusia! Manusia yang serba lemah, kurang dan terbatas! Indonesia lebih memilih menerapkan ideologi ASing ini dan meninggalkan sistem serta hukum berdasarkan Alquran dan Alhadits.
by: http://politik.kompasiana.com/2013/08/15/omong-kosong-indonesia-merdeka-584410.html
20.52 | 0 komentar | Read More

BACA JUGA

DAFTAR LENGKAP ARTIKEL BLOG BAGINDAERY

Ikuti situs Bagindaery

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...