ARTIKEL PILIHAN

GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

ARTIKEL PILIHAN

8 Tempat Terangker yang Ada Di Pulau Jawa

Written By Situs Baginda Ery (New) on Rabu, 12 Desember 2012 | 16.33


1. Kawasan Pantai Selatan Pulau Jawa
 8 Tempat Terangker di Pulau Jawa
Konon pantai selatan pulau jawa dihuni oleh makhluk jin yang dipimpin Ratu Kidul. Kawasan pantai selatan yang dianggap angker adalah Pantai Parangkusumo (Tempat labuhan Kraton Yogyakarta, dianggap sebagai pintu gerbang gaib keraton Laut Kidul), Pantai Parangtritis, Gua Langse (pertapaan).
2. Keraton Yogyakarta
 8 Tempat Terangker di Pulau Jawa
Bila berkunjung ke keraton jogja di siang hari tentu tidak terlalu terasa keangkerannya. Tapi kalau sudah menjelang sore hingga malam hari suasana berubah 180 derajat. Memang suasananya indah, lampu-lampu menambah keindahan istana ini. Sunyi senyap suasananya, hanya beberapa abdi dalem yang lewat. Dilain pihak suasana sakral sangat terasa. Yang paling kuat adalah disekitar bangsal proboyeksa di belakang bangsal kencana. Ya pasti..karena tempat tersebut merupakan tempat penyimpanan pusaka kraton. Yang menjaga tentunya bukan manusia tapi khusus prajurit dari dunia lain.

Menurut rekan penulis yang merupakan fotografer senior yang mendapat tugas untuk mengambil foto bercerita banyak. Mulai dari camera yang selalu mati ketika dibidikan disuatu obyek padahal ketika diulang diobjek lain bisa hidup. Hasil foto yang yang tidak masuk akal ketika dicetak ternyata ada sepasang mata raksasa yang sedang mengawasi.
3. Makam Raja-Raja Imogiri
 8 Tempat Terangker di Pulau Jawa
Makam imogiri merupakan makam raja raja mataram sampai keturunanya kasultanan yogyakarta dan kasunanan surakarta. Untuk masuk areal makam raja harus mengenakan pakaian khusus dan menggunakan peraturan khusus. Tidak boleh sembarangan di makam ini gan….
4. Gunung Merapi
 8 Tempat Terangker di Pulau Jawa
Setiap tahun Kraton Yogyakarta mengadakan labuhan untuk menghormati pengunggu gunung merapi Eyang Sapu Jagad . Bagi pendaki merapi pasti tidak asing dengan pasar bubrah. Pasar bubrah adalah pasarnya bangsa mahkluk halus. Watu gubug di gn.merbabu adalah pintu gerbang menuju kerajaan gaib. Di puncak gunung gede terdapat lapangan luas yang konon pendaki yang berkemah di sana sering mendengar derap kaki kuda atau melihat istana.
5. Alas Purwo Banyuwangi
 8 Tempat Terangker di Pulau Jawa
Alas Purwo berada di pesisir selatan dekat pantai plengkung. Sejak dulu alas purwo digunakan untuk menguji ilmu bagi pertapa yang ingin berhubungan dengan dunia gaib.
6. Gunung Tidar Magelang
 8 Tempat Terangker di Pulau Jawa
Gunung Tidar tidak hanya terkenal sebagai ikon atau identitas Kota Magelang. Bagi sebagian orang yang memang nglakoni lelaku spiritual , Gunung Tidar merupakan salah satu obyek yang menjadi tempat tujuan mereka untuk mendekatkan diri kepada Gusti Allah.
Dahulu, Gunung Tidar terkenal akan ke-angker-annya dan menjadi rumah bagi para Jin dan Makhluk Halus. Jalmo Moro Jalmo Mati, setiap orang yang datang ke Gunung Tidar bisa dipastikan kalau tidak mati ya modar (dan mungkin hal ini yang menjadi asal usul nama Tidar).
Berdasarkan penuturan Mbah Paiman selaku Juru Kunci Gunung Tidar, di Gunung Tidar terdapat 2 buah makam yaitu Makam Kyai Sepanjang dan Makam Sang Hyang Ismoyo (atau yang lebih dikenal sebagai Kyai Semar). Sedangkan tempat yang selama ini dikenal sebagai Makam Syekh Subakir sebenarnya hanyalah petilasan beliau.
7. Lawang Sewu
 8 Tempat Terangker di Pulau Jawa
Lawang Sewu sudah terkenal dengan keangkeran nya. Orang-orang yang tinggal disekitar perumahan sana sering mengatakan bahwa mereka melihat bayangan-bayangan dan sebagainya. Lawang Sewu terletak di Semarang, Jawa Tengah dan diberi nama Lawans Sewu yang dalam bahasa Jawa berarti Seribu Pintu karena bangunan ini mempunyai pintu yang banyak sekali.
8. Kawasan Gunung Bromo
 8 Tempat Terangker di Pulau Jawa
Di ranu kumbolo didekat gn semeru, para pendaki yang berkemah sering melihat hantu wanita muncul dari tengah danau. Peristiwa-peritiwa gaib sering dialami para pendaki hampir di seluruh gunung-gunung yang terkenal dengan keangkerannya. Para pendaki sering diingatkan oleh masyarakat setempat, petugas, maupun peraturan yang jelas-jelas berisi pantangan-pantangan yang berhubungan dengan makhluk halus penghuni gunung yang bersangkutan.
16.33 | 0 komentar | Read More

ASAL USUL SEBUAH GUNUNG TANGKUBAN PERAHU

Di Jawa Barat tepatnya di Kabupaten Bandung terdapat sebuah tempat rekreasi yang sangat indah yaitu Gunung Tangkuban Perahu. Tangkuban Perahu artinya adalah perahu yang terbalik. Diberi nama seperti karena bentuknya memang menyerupai perahu yang terbalik. Konon menurut cerita rakyat parahyangan gunung itu memang merupakan perahu yang terbalik. Berikut ini ceritanya.
Beribu-ribu tahun yang lalu, tanah Parahyangan dipimpin oleh seorang raja dan seorang ratu yang hanya mempunyai seorang putri. Putri itu bernama Dayang Sumbi. Dia sangat cantik dan cerdas, sayangnya dia sangat manja. Pada suatu hari saat sedang menenun di beranda istana, Dayang Sumbi merasa lemas dan pusing. Dia menjatuhkan pintalan benangnya ke lantai berkali-kali. Saat pintalannya jatuh untuk kesekian kalinya Dayang Sumbi menjadi marah lalu bersumpah, dia akan menikahi siapapun yang mau mengambilkan pintalannya itu.
Tepat setelah kata-kata sumpah itu diucapkan, datang seekor anjing sakti yang bernama Tumang dan menyerahkan pintalan itu ke tangan Dayang Sumbi. Maka mau tak mau, sesuai dengan sumpahnya, Dayang Sumbi harus menikahi Anjing tersebut. Dayang Sumbi dan Tumang hidup berbahagia hingga mereka dikaruniai seorang anak yang berupa anak manusia tapi memiliki kekuatan sakti seperti ayahnya. Anak ini diberi nama Sangkuriang. Dalam masa pertumbuhannya, Sangkuring selalu ditemani bermain oleh seekor anjing yang bernama Tumang yang dia ketahui hanya sebagai anjing yang setia, bukan sebagai ayahnya. Sangkuriang tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan dan gagah perkasa.
Pada suatu hari Dayang Sumbi menyuruh anaknya pergi bersama anjingnya untuk berburu rusa untuk keperluan suatu pesta. Setelah beberapa lama mencari tanpa hasil, Sangkuriang merasa putus asa, tapi dia tidak ingin mengecewakan ibunya.

Maka dengan sangat terpaksa dia mengambil sebatang panah dan mengarahkannya pada Tumang. Setibanya di rumah dia menyerahkan daging Tumang pada ibunya. dayanng Sumbi yang mengira daging itu adalah daging rusa, merasa gembira atas keberhasilan anaknya.
Segera setelah pesta usai Dayang Sumbi teringat pada Tumang dan bertanya pada pada anaknya dimana Tumang berada. Pada mulanya Sangkuriang merasa takut, tapa akhirnya dia mengatakan apa yang telah terjadi pada ibunya. Dayang Sumbi menjadi sangat murka, dalam kemarahannya dia memukul Sangkuriang hingga pingsan tepat di keningnya. Atas perbuatannya itu Dayang Sumbi diusir keluar dari kerajaan oleh ayahnya. Untungnya Sangkuriang sadar kembali tapi pukulan ibunya meninggalkan bekas luka yang sangat lebar di keningnya.Setelah dewasa, Sangkuriang pun pergi mengembara untuk mengetahui keadaan dunia luar.
Beberapa tahun kemudian, Sangkuriang bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik. Segera saja dia jatuh cinta pada wanita tersebut. Wanita itu adalah ibunya sendiri, tapi mereka tidak saling mengenali satu sama lainnya. Sangkuriang melamarnya, Dayang Sumbi pun menerima dengan senang hati. Sehari sebelum hari pernikahan, saat sedang mengelus rambut tunangannya, Dayang Sumbi melihat bekas luka yang lebar di dahi Sangkuriang, akhirnya dia menyadari bahwa dia hampir menikahi putranya sendiri. Mengetahui hal tersebut Dayang Sumbi berusaha menggagalkan pernikahannya. Setelah berpikir keras dia akhirnya memutuskan untuk mengajukan syarat perkawinan yang tak mungkin dikabulkan oleh Sangkuriang. Syaratnya adalah: Sangkuriang harus membuat sebuah bendungan yang bisa menutupi seluruh bukit lalu membuat sebuah perahu untuk menyusuri bendungan tersebut. Semua itu harus sudah selesai sebelum fajar menyingsing.
Sangkuriang mulai bekerja. Cintanya yang begitu besar pada Sangkuriang memberinya suatu kekuatan aneh. Tak lupa dia juga menggunakan kekuatan yang dia dapat dari ayahnya untuk memanggil jin-jin dan membantunya. Dengan lumpur dan tanah mereka membendung air dari sungai dan mata air. Beberapa saat sebelum fajar, Sangkuriang menebang sebatang pohon besar untuk membuat sebuah perahu. Ketika Dayang Sumbi melihat bahwa Sangkuriang hampir menyelesaikan pekerjaannya, dia berdoa pada dewa-dewa untuk merintangi pekerjaan anaknya dan mempercepat datangnya pagi.
Ayam jantan berkokok, matahari terbit lebih cepat dari biasanya dan Sangkuriang menyadari bahwa dia telah ditipu. Dengan sangat marah dia mengutuk Dayang Sumbi dan menendang perahu buatannya yang hampir jadi ke tengah hutan.

Perahu itu berada disana dalam keadaan terbalik, dan membentuk Gunung Tangkuban Perahu(perahu yang menelungkub). Tidak jauh dari tempat itu terdapat tunggul pohon sisa dari tebangan Sangkuriang, sekarang kita mengenalnya sebagai Bukit Tunggul. Bendungan yang dibuat Sangkuriang menyebabkan seluruh bukit dipenuhi air dan membentuk sebuah danau dimana Sangkuriang dan Dayang Sumbi menenggelamkan diri dan tidak terdengar lagi kabarnya hingga kini.

Sumber: www.bapusda.com
16.30 | 1 komentar | Read More

Versi Lengkap: Inilah Akhlak Seorang Murid (Bag:1 - 4)

Written By Situs Baginda Ery (New) on Senin, 10 Desember 2012 | 15.25

Salah satu ciri khas para sufi adalah persahabatan diantara mereka yang demikian akrab secara lahir dan bathin, saling menghargai dan saling memberikan kepercayaan kepada saudaranya. Menolong saudaranya tanpa diminta dan mengikhlaskan apa-apa yang dimilikinya kepada saudaranya jika saudaranya tersebut memerlukan bantuan. Sikap persaudaraan ini seperti yang dianjurkan oleh Rasulullah saw sebagaimana dalam sabda Beliau: “Perumpamaan dua orang yang bersaudara laksana dua belah tangan yang saling mencuci satu sama lain” (HR Abu Naim di dalam al-Hilayah).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_VxIkyp-D6z_6oGzXnqGB-1zvqds2iAr1tBa6qFwxD62cj8QfsfxWLQC1e2DjoMtwlxN-ZxKj76uQtaYO2d3hh75WNmAVSMlGbu29Q3MkuS-pWMxo7v8e5Q9O8MCMQzTL6zPXeJ5EfrI/s400/anak-islam.jpgDalam hadist lain yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah saw bersabda, “Orang mukmin bagi mukmin lainnya laksana sebuah bangunan, masing-masing bagian saling menguatkan”. Salah seorang ulama mengatakan, “Tidaklah seorang sahabat menemani sahabatnya, walau sesaat, melainkan akan dimintai pertanggung jawaban akan persahabatannya : apakah di dalam persahabatannya itu dia memenuhi hak-hak Allah atau malah menyia-nyiakannya”.
Dalam tulisan yang saya buat bersambung ini akan ada pembahasan secara lengkap adab atau aturan yang berlaku di kalangan sufi, para pengamal tarekat sesame murid dan juga adab kepada seluruh kaum musim. Adab ini perlu diperhatikan terutama orang-orang yang sedang berguru agar dia dapat memperoleh hikmah dalam proses berguru dan adab ini apabila diterapkan ditengah masyarakat luas akan terbentuk masyarakat yang baik, harmonis dan rukun.
Tulisan ini merujuk kepada karya-karya Tasawuf/Tarekat yang membahas tentang adab, baik adab Guru kepada murid, adab murid kepada guru maupun adab murid kepada sesame murid dan kaum muslim dan salah satu karya yang manjadi rujukan saya disini adalah karangan Syekh Amin Al-Kurdi, Beliau disampai ulama yang memiliki pengetahuan luas tentang tasawuf juga seorang Pengamal sekaligus Mursyid Tarekat sehingga referensi Beliau bisa mewakili orang-orang yang memang menekuni tarekat.
Ada beberapa adab yang harus dipenuhi oleh sesama murid dan adab ini juga perlu menjadi perhatian segenap kaum muslim diantaranya :
Pertama, Engkau mencintai mereka seperti mencintai diri sendiri. Tidak mengistimewakan diri sendiri atas mereka.
Kedua, Setiap kali berjumpa mereka, engkau harus bersedia memulai salam, mengajak bersalaman dan berbicara manis. Rasulullah saw bersabda, “Apabila dua orang muslim bersalaman, telapak tangan keduanya tiada lepas sebelum Allah memberikan ampunan pada keduanya” (HR. Ath-Thabrani)
Ketiga, Memperlakukan mereka dengan akhlak yang baik. Engkau harus memperlakukan mereka dengan perlakuan yang kau senangi bila mereka memperlakukanmu dengan perlakuan itu, dengan cinta dan kasih sayang. Akhlak yang baik itu merupakan penghimpun kebaikan. Cukuplah pujian Allah terhadap Rasulullah sebagai bukti, “Sesungguhnya engkau benar-benar berada dalam akhlak yang agung”. Rasulullah saw bersabda, “Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling sempurna akhlaknya (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Hibban).
Salah seorang ‘Arif berkata, “Tidaklah seorang mulia menjadi mulia kerena banyak shalat atau banyak puasa, tidak pula karena banyak mujahadah. Seorang menjadi mulia dengan akhlak yang baik”. Standar mulia seseorang tidak ditentukan oleh banyaknya ibadah, banyaknya zikir dan suluk tapi oleh akhlak, apa bila akhlaknya buruk maka tidak ada kemuliaan pada diri orang tersebut. Imam Al-Junaid berkata, “Ada empat hal yang bisa mengangkat seorang hamba mencapai derajat paling tinggi, meskipun amal dan ilmunya amat sedikit. Yakni : bijaksana, berendah diri (tawadhu’), dermawan dan budi pekerti yang baik”.
Pada awalnya Guru mengajarkan kepada kita semangat untuk bertauhid, fakus kepada zikir dan ubudiyah kepada Allah swt. Dalam tahap ini seorang murid tenggelam dalam lautan makrifat dan terlena bersama keagungan Allah. Itulah sebabnya bukan hal yang asing kalau kita lihat ada pengamal tarekat yang seolah-olah tidak peduli dengan orang-orang disekitarnya. Orang yang hanya berguru pada tahap ini akan menciptakan manusia yang sangat baik hubungan dengan Allah namun kadangkala bermasalah dengan lingkungannya.
Pada tahap selanjutnya Guru akan mengajarkan banyak hal tentang persahabatan, cinta kasih dan sikap saling menyayangi diantara sesama murid. Guru saya pernah menasehati kepada murid-muridnya, “Diantara kalian harus saling menyanjung”, makna menyanjung disini adalah memberikan pujian terhadap hal yang baik dari saudara. Beliau juga berkata, “Janganlah diantara kalian saling menjatuhkan dan mencari-cari kesalahan saudara sendiri”. Sangat mudah bagi kita untuk mencari kesalahan orang lain karena itu memang sifat alamiah manusia. Karena itu Guru memberikan nasehat kepada muridnya agar tidak mencari-cari kesalahan saudaranya yang akan berakibat perpecahan diantara sesama murid.
Orang-orang yang sedang berubudiyah di surau, sedang dalam tahap mencari akan fokus kepada mengejar hakikat makrifat atau fokus memperebutkan kasih sayang Guru atau populer dengan“berebut Kasih”. Memperoleh kasih sayang Guru sangatlah penting karena kasih sayang Allah ada di dalam kasih sayang Guru. Pada tahap selanjutnya, ketika kewajiban suluk telah terpenuhi bahkan mungkin Guru berkenan mengangkat si murid menjadi kepercayaannya menjadi seorang khalifah, hendaknya sikap berebut kasih ini berubah menjadi berbagi kasih. Kasih Guru itu tidak satu yang diperebutkan oleh jutaan murid tapi bersifat unlimited yang tidak terbatas, seberapapun banyak murid akan bisa mendapatkan kasih Guru.
Pada tahap selanjutnya pribadi kita hendaknya menjadi pembagi kasih, pembagi cerita, pembagi karunia kepada orang-orang yang sedang menempuh jalan kepada Allah agar mereka menjadi kuat dan bersemangat seperti yang pernah kita alami. Sikap ini perlu dipupuk dan dikembangkan karena pada intinya inilah hakikat tasawuf membentuk manusia yang berakhlak baik  dan ini pula menjadi inti ajaran Guru.

Keempat, Rendah hati terhadap saudara sesama muslim. Allah Ta’ala di dalam surat Al Hijr 88 berfirman, “Rendahkanlah dirimu kepada orang-orang mukmin
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa rendah hati karena Allah, Allah akan meninggikannya. Dalam pandangan dirinya dia kecil, namun di mata orang-orang dia sungguh mulia. Dan barangsiapa bersikap sombong, Allah akan merendahkannya. Dalam pandangan dirinya dia besar, tetapi dalam pandangan orang-orang dia sungguh kecil, bahkan engkau akan melihat dia lebih hina dari anjing dan babi”. (HR. Ahmad, al-Bazzardan Ath-Thabrani).
Al-Imam asy-Syafii r.a berkata, “Rendah hati merupakan akhlak orang-orang mulia, sedangkan sombong merupakan akhlak orang-orang tercela. Manusia yang paling tinggi derajatnya adalah orang yang tidak melihat dirinya berderajat. Dan orang yang paling besar keutamaannya adalah orang yang tidak melihat dirinya memiliki keutamaan”.
Rasulullah saw bersabda, Allah Ta’ala mewahyukan kepadaku, “Berendah dirilah kalian hingga seseorang tidak bersikap angkuh terhadap seorang pun, tidak pula seseorang berbuat lalim terhadap seorangpun”. (HR. Imam Muslim dan Abu Dawud).
Di dalam satu ungkapan disebutkan, “Karena hukum Allah Ta’ala berlaku bahwa setiap tumbuhan hanya akan berbuah bila di tanam di tanah yang bahkan lebih rendah dari sandal, maka orang-orang pilihan menjadikan dii mereka sebagai tanah bagi saudara-saudaranya.”
Kelima, Adab lainnya adalah meminta ridha mereka dan memandang mereka lebih baik daripada dirimu. Saling membantu di dalam kebaikan, taqwa dan mencintai Allah. Mendorong mereka senang melakukan hal-hal yang dicintai dan diridhai Allah. Membimbing mereka kepada kebenaran jika mereka lebih tua dari mereka, dan belajar kepada mereka bila engkau lebih muda.
Allah Ta’ala berfirman, “Dan tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan taqwa, dan janganlah kalian tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan”. (QS. Al-Maidah, 2).
Rasulullah saw bersabda, “Apabila Allah menghendari seorang penguasa menjadi baik, Allah akan menjadikan menterinya seorang yang jujur. Apabila sang penguasa lupa, sang menteri akan mengingatkan, dan apabila sang raja tidak lupa, sang menteri akan membantunya. Apabila Allah menghendakinya tidak demikian, Dia akan menjadikan menterinya seorang yang buruk. Apabila sang raja lupa, sang menteri tidak mengingatkan. Apabila sang raja ingat, sang menteri tidak akan membantunya”. (HR. Abu Dawud).
Keenam, Mengasihi dan menyayangi semua saudaramu sesama muslim. Yakni dengan cara menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda, serta melayani mereka meski dengan sekedar menyodorkan sandal yang hendak dipakainya. Rasulullah saw bersabda, “Orang yang tidak menghormati yang lebih besar dan tidak menyayangi yang lebih kecil bukanlah golonganku”. (HR. At-Tirmidzi).
Rasulullah saw bersabda, “Orang-orang yang penyayang di sayang oleh Yang Maha Penyayang Tabaraka wa Ta’ala. Maka sayangilah yang di bumi, niscaya yang dilangit akan menyayangimu”. (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).
Di dalam hadist qudsi disebutkan bahwa Allah Ta’a berfirman, “Jika kalian menginginkan kasih-Ku, maka sayangilah makhluk-Ku”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Adab ke enam tentang menyayangi sesama ini adalah merupakan pokok ajaran Tasawuf sebagai inti dari ajaran Islam. Islam menganjurkan pemeluknya untuk saling menyayangi, menebarkan kasih sayang kepada semua. Begitu juga terutama di dalam berguru, hendaknya kita memiliki sikap sayang terhadap sesama murid. Rasulullah saw memberikan kasih sayang kepada semua bahkan Beliau tetap menunjukkkan kasih sayang kepada musuh yang membenci Beliau. Hati yang telah disinari cahaya Ilahi akan melimpahkan sifat Rahman dan Rahim Tuhan dan menjadi pembawa rahmat bagi seluruh Alam.

http://www.suara-islam.com/images/berita/anak-buka%20bersama.jpgKetujuh, Bersikap lemah lembut dalam menasati mereka apabila engkau melihat mereka menyalahi aturan. Al-Imam asy-Syafi’I berkata, “Barangsiapa menasehati saudaranya dalam sembunyi, dia sungguh telah menasehatinya dan menghiasinya. Dan barangsiapa menasehati saudaranya di keramaian, dia sungguh telah mencemarkan dan melecehkannya.” Asy-Sya’rani berkata, “Orang yang tidak menutupi kekeliruan yang dia lihat dari saudara-saudaranya, berarti dia telah membuka pintu ketersikapan aib dirinya sendiri dari sekedar ketersingkapan aib mereka”.
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa menutupi aib saudaranya, Allah akan menutup aib dirinya. Dan barangsiapa menyingkapkan aib saudaranya, Allah akan menyingkapkan aib dirinya hingga karenanya dia menjadi tercemar bahkan di dalam rumahnya sendiri”. (HR. Ibnu Majah).
Anda mungkin pernah menjumpai orang yang sangat senang menceritakan aib orang lain bahkan mencari-cari aib dan kesalahan orang lain untuk diceritakan kepada banyak orang dan dia dengan bangga menceritakan kesalahan orang lain tersebut. Semakin banyak dia menceritakan aib orang lain maka dia merasa semakin senang dan merasa semakin bersih dan suci. Orang seperti ini jenis manusia yang berperilaku buruk dan tidak bisa dijadikan teman.
Kalau ada ada teman yang bersikap tercela dan memiliki aib maka nasehati dia dengan lemah lembut agar dia mau meninggalkan sifat-sifat tercela tersebut dan anda ikut mendoakan dia agar dia mau memperbaiki kesalahannya. Bukan anda dengan bangga mengumumkan kepada seluruh orang, kalau perlu seluruh dunia wajib mengetahui keburukan teman anda. Ketahuilah bahwa mungkin saat ini dia khilaf, dia jatuh, jangan tertawakan dia karena anda juga berada di jalan yang sama yang tidak menutup kemungkinan akan terjadi juga seperti yang dia alami.
Kalau ada yang menceritakan kejelekan orang lain kepada anda, maka doakanlah agar orang yang dianggap buruk perilaku tersebut dengan doa yang baik agar perilakunya bisa berubah menjadi baik dan jangan pernah menceritakan kepada orang lain apalagi menceritakan kepada public yang lebih banyak mudharat dari manfaatnya. Semua kita harus menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna, suatu saat nanti kita akan terjatuh kepada kerikil yang sama dan kalau kita berusaha membantu orang lain yang terjadi suatu saat kita juga akan dibantu orang lain
Bagi seorang sahabat, tidak ada kesalahan dari sahabatnya yang ada adalah kebaikan dan kebaikan seperti kisah berikut, Suatu hari, seorang lelaki yang telah bersahabat dengan Ibrahim bin Adham, ketika hendak berpisah, berkata kepada Ibrahim bin Adham, “Sayyidi, kenapa anda tidak pernah mengingatkan aku akan aib yang ada pada diriku?” lalu Ibrahim bin Adham menjawab, “Saudaraku, aku tidak pernah melihat satu pun aib dalam dirimu, karena aku melihatmu dengan mata cinta. Bertanyalah kepada selain aku tentang aibmu”.
Kedelapan, Berprasangka baik kepada mereka. Apabila engkau melihat ada aib pada mereka, berucaplah dalam diri, “Sungguh, aib itu ada pada diriku. Karena seorang muslim adalah cermin bagi muslim lainnya. Yang dilihat seseorang pada cermin hanyalah bayangan dirinya sendiri”.
Manusia paling mudah menyalahkan orang lain agar dia berada di posisi benar. Kalau anda mengatakan kawan anda penipu, penjahat dan lain-lain, apakah anda tidak sadar sebenarnya yang anda lihat itu adalah cermin dari diri anda sendiri. Kalau anda mengatakan teman anda penipu dan telah menipu anda, tidakkah anda renungi kenapa anda bisa berteman dengan penipu dan kenapa Allah mengizinkan orang tersebut menipu anda. Di dunia ini telah berlaku hukum Ketertarikan, sesuatu yang sifatnya sama akan menarik energy yang sama pula. Kambing tidak akan mungkin berkawan dengan harimau dan Ayam tidak akan mungkin berteman dengan musang.
Kalau anda mengatakan teman anda seorang pencuri, penipu, preman, penzina dan segudang keburukan lain dan anda merasa menjadi korban dari perilaku buruk teman anda sendiri, saya ucapkan selamat kepada anda, selamat bercermin karena sebenarnya yang anda lihat itu bukan orang lain, tapi itu adalah diri anda sendiri. Kalau anda menceritakan keburukan teman anda berarti anda tanpa sadar sedang menceritakan diri anda sendiri.
Alangkah lebih baik kita belajar dari kesalahan, belajar menyadari bahwa diri kita tidaklah sempurna. Rasulullah saw junjungan kita memberikan nasehat mulia agar kita mau menutupi aib saudara kita. Menceritakan hal-hal buruk tanpa sadar mengundang hal-hal yang jauh lebih buruk.
 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgA8tDPn6j6WXT0C_MPfBeV7fzl7k1vneVQJqyQ-DLd0oZhYjXyQ1qs3zK2YOG8iif2cmYejgnB3Wj7o7YJNVcXfuAdb_DTB4nIhCDVbicom7__-ZcIqXZGFWFfAjhdm-3efU8XEqyETxch/s1600/index.jpg
Kesembilan, Menerima permintaan maaf saudaramu apabila dia meminta maaf, walaupun dia berbohong. Sebab orang yang meminta kerelaanmu secara lahir, walaupun bathinnya membencimu, ia sungguh telah mentaatimu dan menghormatimu, sekiranya dia tidak terang-terangan menentangmu. Tentang hal ini seorang ‘arif berkata Terimalah udzur orang yang meminta maaf kepadamu tulus maupun dusta permohonanya itu. sungguh, orang yang lahirnya ridha kepada mu telah menaatimu dan yang membantahmu dalam sembunyi pun telah menghormatimu.
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa saudaranya datang meminta maaf dari kesalahannya, hendaklah dia menerimanya, entah dia bersungguh-sungguh maupun berpura-pura. Siapa yang tidak melakukannya, dia tidak akan sampai ke telagaku di Hari Kiamat”. (HR. Al-Hakim).
Dalam masyarakat masih sering kita jumpai orang-orang yang susah memberikan maaf kepada orang lain dan senang menyimpan dendam. Semakin dia tidak memaafkan orang akan merasa semakin tinggi pula derajatnya. Lirik lagu atau dialog dalam film sepertinya mendukung hal demikian atau bisa jadi apa yang disuarakan dalam lagu atau percakapan dalam film memang gambaran dari sebagian kecil masyarakat kita. Kata “Tiada maaf bagimu”, “Pintu maafku sudah tertutup untkmu”, “Tak sudi aku memaafkanmu”,  adalah contoh kata dari sekian kata negatif yang sering digunakan untuk mewakili rasa kecewa atau rasa dendam yang masih tersimpan di hati.
Orang yang meminta maaf atas kesalahannya adalah sikap mulia dan orang yang memberi maaf lebih mulia lagi. Rasul mewajibkan kepada kita untuk memaafkan saudara kita walaupun dalam hati kecil kita tahu dia tidak dengan sungguh-sungguh meminta maaf kepada kita. Rasul mengajurkan kita untuk bersikap positif dan berbaik sangka terhadap permohonan maaf dari saudara kita.
Salah hal yang harus kita sadari bersama bahwa menyimpan dendam seperti menyimpan racun yang lama kelamaan akan merusak diri sendiri. Guru Sufi yang Mulia memberikan nasehat, “Jangan diantara kalian tidak saling bertegur sapa lebih dari 24 jam, nanti setan akan masuk ke hati kalian”. Lebih tegas lagi Rasulullah saw bersabda : “Tidak halal bagi seorang muslim menjauhi saudaranya lebih dari tiga hari. Barangsiapa yang manjauhi saudaranya lebih dari tiga hari, dia akan mati lalu masuk neraka.” (H.R. Abu Dawud).
Jadi, sebagai seorang muslim dan sebagai murid dari Guru Sufi hendaknya kita meneladani sifat yang dimiliki oleh Rasulullah saw dan sahabat-sahabat Beliau, saling menyayangi dan mengasihi sesama dan tanpa berat hati memaafkan semua kesalahan saudara kita karena kita juga bukan manusia sempurna yang tidak luput dari kekhilafan dan suatu saat ketika kita melakukan kesalahan maka kita juga memerlukan maaf dari saudara kita. Memberi maaf kepada saudara  akan menaikkan derajat kita secara jasmani dan rohani, melepaskan penyakit yang tersimpan di hati dan akan membuat hidup kita lebih cerah.
Tulisan Inilah Akhlak Seorang Murid saya tulis untuk mengingatkan kita semua betapa Islam adalah agama yang luar biasa mulia menjadikan akhlak sebagai pokok ajarannya dan Rasul di utus kedunia dengan tujuan untuk memperbaiki akhlak manusia. Ketinggian ilmu tidak akan bermanfaat apa-apa bila akhlak kita tidak baik. Terlebih lagi dalam dunia Tasawuf/Tarekat yang merupakan inti sari ajaran Islam, persoalan akhlak adalah hal yang sangat pokok. Segala sesuatu di dalam dunia Sufi dimulai dengan adab atau aturan sopan santun yang harus dijalankan oleh murid untuk menuntun dia kepada perilaku yang baik.
Kita mengenal Adab Masuk Suluk, Adab Keluar Suluk, Adab murid kepada Guru dan empat tulisan Inilah Akhlak Seorang Murid yang telah saya tulis adalah membahas tentang Adab Seorang murid kepada saudara seguru dan kepada seluruh kaum muslimin. Inilah Akhlak Seorang Murid saya siapkan sebanyak 7 tulisan, 3 tulisan lagi insya Allah akan saya lanjutkan bulan depan.
Di bulan Oktober yang penuh berkah ini mari kita renungi perjalanan hidup kita, perjalanan berguru dengan Wali Allah. Sekian tahun kita berguru dan membaca tulisan di atas, membaca ahklak yang harus dimiliki oleh seorang murid kemudian tanyakan dalam hati kita masing-masing, apakah kita sudah pantas menyandang predikat menjadi murid seorang Wali Allah atau gelar itu hanya sebuah kebanggaan tanpa pernah kita berada di kedudukan mulia itu?
Semoga tulisan ini bermanfaat…
Gambar Oleh:BagindaEry
Artikel by:sufimuda





15.25 | 0 komentar | Read More

Sufi Muda: Sebuah Rahasia Tetaplah Menjadi Rahasia


Ketika saya membuat membuat blog ini menulis tentang tasawuf/tarekat tidak sedikit orang menentang baik dikalangan pengamal tarekat maupun orang yang memang menentang tarekat. Orang yang menentang tarekat dan tasawuf menyerang lewat dalil-dalil dengan begitu yakinnya mengklaim bahwa tasawuf adalah ilmu bid’ah yang tidak pernah diajarkan Rasulullah saw. Perdebatan panjangpun terjadi lewat komentar, email, YM dan ketika saya membuat akun Facebook, perdebatan itu berlangsung. Itulah awal-awal saya memulai blog ini dan pada akhirnya secara perlahan perdebatan itupun berkurang dan mulai terbangun sikap saling menghargai walaupun mereka tidak tetap tidak menyukai tarekat.
http://m.rimanews.com/sites/default/files/imagecache/article/topeng%20ariel.jpgSaya bisa memahami perasaan orang-orang yang menentang tarekat, karena saya juga awalnya adalah orang yang sangat menentang tarekat, menentang dengan segudang dalil. Rasanya belum puas kalau belum menyampaikan dakwah kepada pengamal tarekat yang menurut saya adalah orang-orang bid’ah yang melakukan ibadah diluar apa yang telah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya. Sikap menentang itu berubah total setelah saya bertahun-tahun berguru kepada Masternya Tarekat, berguru kepada Guru Mursyid yang benar-benar ahli di bidang tarekat dan tasawuf, akhirnya saya menyadari betapa saya merasa pandai dan ahli padahal saya tidak memahami sama sekali tentang tarekat. Saya mendapat informasi tarekat dari orang-orang yang membenci tarekat, buku-buku yang memang dibuat agar tarekat dibenci oleh seluruh ummat Islam.
Tahun 2008 dan 2009 adalah tahun dimana saya begitu rajin memposting hal-hal yang berhubungan dengan tarekat baik  tulisan sendiri maupun kutipan dari karya orang lain dan juga copy paste dari blog atau web lain. Dengan memposting info tentang tasawuf memberikan saya semangat dalam berguru, memperluas persahabatan dengan orang-orang yang mempunyai pemahanan yang sama.
Dikalangan pengamal tarekat sendiri tidak kurang kritik ditujukan kepada sufimuda. Sebagian menentang karena menganggap sufimuda dengan terang-terangan membuka hakikat yang selama ini menjadi rahasia dan dikawatirkan akan menimbulkan fitnah. Di kawatirkan orang awam yang salah mengartikan kata-kata hakikat dan akan menjadi senjata makan tuan. Lalu pertanyaan yang harus dijawab adalah apa sebenarnya hakikat? Apakah yang disampaikan lewat tulisan itu masih disebut hakikat atau itu hanya tulisan yang tidak ada hubungan sama sekali dengan hakikat.
Sebenarnya tidak ada larangan dalam Agama untuk menyampaikan sebuah ilmu asal cara menyampaikan bisa dimengerti oleh si penerima. Rasulullah saw memberikan nasehat, “Sampaikan sesuatu menurut kadar si penerima”. Sebenarnya apa yang saya tulis (saat ini sudah 300 tulisan) di sufimuda bukanlah hakikat apalagi makrifat. Saya hanya menulis sesuatu yang memang boleh di tulis dan disebarkan. Apa yang ditulis di dalam kitab-kitab tasawuf klasik jauh lebih mendalam dan berani bahkan akan dianggap aneh oleh orang-orang yang tidak pernah mendalami tasawuf sama sekali.
Setiap Guru Sufi memberikan aturan dan larangan yang berbeda kepada muridnya. Syekh Bahauddin Naqsyabandi semasa Beliau hidup melarang para murid untuk mencatat ucapan dan nasehat Beliau termasuk melarang murid-murid Beliau menulis riwayat hidup dan sejarah berguru Beliau. Beliau beranggapan biarlah ajaran-ajaran Beliau itu tersimpan di hati para murid dan kemudian diteruskan dihati kegenarasi selanjutnya tanpa dirusak oleh tulisan yang kadang kala berbeda dengan makna sebenarnya. Berbeda dengan Syekh Abdul Qadir Jailani, seluruh ucapan dan petuah Beliau secara harian ditulis oleh para murid dan kemudian dibukukan dengan tujuan agar apa yang beliau sampaikan bisa diterima oleh orang-orang yang tidak pernah berjumpa dengan Beliau. Kedua prinsip Syekh Besar tersebut menjadi dalil dan alasan yang sama-sama benar.
Guru saya melarang para muridnya menulis tentang kaji-kaji dalam tarekat mulai dari kaji dasar sampai dengan khalifah. Kenapa? Karena di kawatirkan dibaca oleh orang awam dan mempraktekkan tanpa Guru Mursyid yang membuat orang akan tersesat karena setan akan sangat mudah menyusup di setiap amalan yang di amalkan tanpa izin. Sementara Syekh lain termasuk Syekh Jalaluddin dengan terang-terangan menulis seluruh kaji dalam suluk dari Ismu Dzat sampai dengan Dzikir Tahlil dan beberapa kitab lain termasuk bahan referensi di Universitas menulis semua kaji-kaji dan amalan di dalam Tarekat. Syekh Muhammmad Amin Al-Kurdi dalam kitabnya Tanwir al-Qulub fi Mu’amalah ‘Allam al-Ghuyub yang menjadi rujukan para pengamal Tarekat di seluruh dunia membahas secara luas tentang hadap dan tata cara suluk tetapi disana tidak ditulis jenis-jenis amalan karena di kawatirkan akan diamalkan oleh orang yang tidak memiliki Mursyid.
Apa yang dialami oleh orang-orang yang telah tenggelam dalam Hakikat akan menjadi rahasia sepanjang hidupnya dan tetap akan menjadi rahasia selamanya sebab kalau diungkapkan maka itu bukan lagi sebuah rahasia. Menariknya ilmu hakikat adalah walaupun diungkapkan secara terang-terangan maka itu tetap menjadi sebuah rahasia bagi orang yang belum mencapai kesana. Al-Qur’an mengungkapkan secara terang-terangan bahkan sangat jelas membahas tentang hakikat Tuhan, tapi apakah semua orang yang membaca Al-Qur’an mencapai tahap makrifat? Jawabannya tidak karena Ayat-ayat Al-Qur’an penuh dengan symbol yang hanya bisa dimengerti oleh orang yang telah terbuka hijabnya.
Begitu terang-terangan Rasulullah SAW lewat hadist Beliau menjelaskan tentang hakikat, bahkan sangat terang, tapi karena umumnya yang membaca tidak terbuka hijab, ucapan Nabi yang demikian terbuka malah ditasfirkan secara keliru oleh akal manusia yang memang tidak sampai pemahaman disana akhirnya rahasia tersebut tetap menjadi rahasia.
Beberapa ucapan sahabat yang menggambarkan betapa rahasianya Ilmu Hakikat itu antara lain ucapan Abu Hurairah, “…Apabila aku ceritakan niscaya Halal darahku”, apabila hakikat itu diceritakan dengan bahasa salah maka nyawa sebagai taruhan. Atau ucapan saidina Husaen ra, “Apabila aku jelaskan hakikat itu kepada kalian niscaya kalian akan menuduh aku sebagai penyembah berhala”. Orang yang telah mencapai kaji disana akan tersenyum membaca ucapan dari saidina Husein, dan andai hakikat itu dibuka di zaman sekarang pasti orang akan menuduh yang sama yaitu dianggap orang yang mengamalkan hakikat itu sebagai penyembah berhala.
Sungguh luar biasa Allah melindungi ilmu-ilmu berharga tersebut demikian  rahasianya, ditempatkan di dalam qalbu para hamba-Nya sehingga tidak seorangpun bisa mengambilnya. Allah telah melindungi ilmu-ilmu berharga tersebut dengan hijab (penghalang) cahaya sehingga manusia tidak akan melihat karena begitu terangnya cahaya tersebut. Rahasia itu hanya bisa dimiliki oleh orang-orang yang telah bermandikan cahaya, larut dalam Dzat-Nya sehingga apa yang menjadi rahasia tidak lagi menjadi rahasia.
Apa yang saya sampaikan disini bukanlah hakikat, tapi tulisan-tulisan untuk memberikan semangat kepada kita semua untuk mencari kebenaran, mencari pembimbing yang menuntun dan membimbing kita semua kepada Allah. Dengan mendapat bimbingan kepada Allah sehingga kita tidak lagi tersesat dibelantara jalan tanpa arah dan dengan tenang kembali kepada asal kita masing-masing.
Rahasia tetaplah rahasia dan tetap akan menjadi rahasia sepanjang masa kecuali orang-orang yang telah berada dalam rahasia tersebut. Rahasia tersebut hanya bisa terbuka lewat Qalbu kepada Qalbu, ditransfer dengan teknik khusus yang diajarkan Rasulullah saw kepada para sahabat dan dari para sahabat kepada sekalian Guru Mursyid sampai saat sekarang ini. Rahasia itu tidak akan pernah bisa ditembus kecuali oleh orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah SWT. Semoga Allah yang Maha Pemurah selalu berkenan membuka hijab-Nya sehingga kita bisa memandang keindahan wajah-Nya dari dunia sampai akhirat., Amin ya Rabbal ‘Alamin!
15.19 | 0 komentar | Read More

Sufi Muda: Belajarlah Dari Sebuah Pohon

Suatu ketika, seorang guru bertanya pada Sang Maha Guru, “Wahai Maha Guru, aku ingin menjadi guru yang sejati bagi anakku, juga bagi murid-muridku. Apakah Maha Guru memiliki pesan untukku, agar setiap kali mengajar aku akan selalu teringat pesan bijaksanamu?”
Sang Maha Guru terdiam sejenak. Lalu sambil tersenyum arif ia bertanya, “Apakah kamu pernah melihat pepohonan di sekitarmu?”
“Ya, tentu saja,” kata si guru.
Sang Maha Guru bertanya kembali, “Apakah kamu benar-benar melihat dan memperhatikan apa yang mereka lakukan?”
Si guru menggaruk-garuk kepalanya, “Setahuku mereka diam saja dan tidak melakukan apa-apa.”
Sang Maha Guru tersenyum lagi, lalu mulailah ia berpesan :
“Jadilah seperti pohon. Perhatikanlah, ia diam tak banyak bicara hingga kamu tidak menyadari apa yang dilakukannya. Padahal ia selalu memberimu udara untuk dihisap. Lihatlah bagaimana ia memberi udara pada semua orang tanpa memandang apakah kamu miskin atau kaya. Atau apakah kamu lahir dari kelompok etnik tertentu. Ia memberi udara bagi semua orang tanpa memandang agama, ras dan suku bangsa. Apakah kamu bersedia membagi ilmumu untuk semua orang tanpa pilih kasih?”
“Jadilah seperti pohon. Ia tidak banyak berbicara tapi terus bertumbuh setiap hari. Jika sudah tidak bertumbuh maka ia akan mati. Apakah dirimu merasa terus bertumbuh?”
“Jadi seperti pohon. Apabila sudah besar, ia akan menaungi siapa saja yang berada dibawahnya, tak peduli itu manusia atau hewan. Apakah kamu merasa dirimu sudah semakin besar dan menaungi apa saja yang berada dibawahmu?”
“Jadilah seperti pohon yang selalu menyejukkan, memperindah dan mempercantik tempat-tempat gersang. Apakah kamu merasa kehadiranmu telah membuat hati-hati yang gersang menjadi sejuk dan indah kembali?”
“Jadilah seperti pohon. Satu-satu kehidupan yang tumbuh ke atas dan berhasil melawan kuatnya gravitasi Bumi. Apakah kamu merasa dirimu telah berhasil melawan kuatnya godaan dan tantangan akan terus bertumbuh menjadi manusia dan guru yang lebih baik dari hari ke hari?”
“Jadilah seperti pohon yang menyuburkan tanah di sekitarnya dan menyimpan air di bawahnya untuk kehidupan semua makhluk hidup lainnya. Apakah kamu sudah menyuburkan lingkungan sekitarmu?”
“Jadilah seperti pohon, Seandainya sudah mati pun tubuhnya masih berguna bagi kesuburan tanah atau menjadi bahan baku tempat tinggal yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.”
Menurut Anda, apakah kita sudah lebih baik dari pohon?
Dikutip dari buku Ayah Edi, “Membangun Indonesia yang Kuat dari Keluarga!”
15.14 | 0 komentar | Read More

BACA JUGA

DAFTAR LENGKAP ARTIKEL BLOG BAGINDAERY

Ikuti situs Bagindaery

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...