ARTIKEL PILIHAN

GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

ARTIKEL PILIHAN

selalu ada balasan yg lebih dari Allah SAW

Written By Situs Baginda Ery (New) on Jumat, 27 Juli 2012 | 09.14

Abu Hurairah meriwayatkan dari Nabi SAW bersabda: "Barang siapa yang meringankan satu derita seorang mu'min di dunia, maka Allah akan meringankan satu derita di hari kiamat. Barang siapa yang memudahkan urusan orang yang mengalami kesulitan, niscaya Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Dan Allah akan senantiasa menolong seorang hamba, selama hamba tersebut menolong saudaranya. Barang siapa berjalan mencari ilmu, maka Allah memudahkannya masuk ke dalam syorga. Tidaklah suatu kaum yang berkumpul di salah satu rumah Allah, mereka menelaah dan mempelajari kitab Allah melainkan akan turun kepada mereka ketenangan, di liput dengan rahmat dikelilingi oleh Malaikat, dan disebut sebut namanya oleh Allah di sisiNya. Dan barang siapa yang lambat amal perbuatannya maka tidak akan dipercepat mengangkat derajatnya.(Diriwayatkan oleh Imam Muslim dengan lafadh ini)

Mari sama-sama kita renungkan, semuanya sudah jelas,akurat dan pasti..tak ada lagi keraguan, tinggal bagaimana kita menjalankan yang baik dan meninggalkan keburukan..seperti menanam bibit yang suatu saat akan tumbuh dan akan kita panen, namun apalah daya kita jika tak pernah menanam, kira-kira apa yang akan kita
09.14 | 0 komentar | Read More

Secarik Kertas Renungan Buat yg Masih Muda

Suatu hari seorang sahabat saya pergi ke rumah orang jompo atau lebih terkenal dengan sebutan panti werdha bersama dengan teman-temannya. Kebiasaan ini mereka lakukan untuk lebih banyak mengenal bahwa akan lebih
membahagiakan kalau kita bisa berbagi pada orang-orang yang kesepian dalam hidupnya.
Ketika teman saya sedang berbicara dengan beberapa ibu-ibu tua, tiba-tiba mata teman saya tertumpu pada seorang opa tua yang duduk menyendiri sambil menatap kedepan dengan tatapan kosong.
Lalu sang teman mencoba mendekati opa itu dan mencoba mengajaknya berbicara. Perlahan tapi pasti sang opa akhirnya mau mengobrol dengannya sampai akhirnya si opa menceritakan kisah hidupnya.
Si opa memulai cerita tentang hidupnya sambil menghela napas panjang. Sejak masa muda saya menghabiskan waktu saya untuk terus mencari usaha yang baik untuk keluarga saya, khususnya untuk anak-anak yang sangat saya
cintai. Sampai akhirnya saya mencapai puncaknya dimana kami bisa tinggal dirumah yang sangat besar dengan segala fasilitas yang sangat bagus.
Demikian pula dengan anak-anak saya, mereka semua berhasil sekolah sampai keluar negeri dengan Biaya yang tidak pernah saya batasi. Akhirnya mereka semua berhasil dalam sekolah juga dalam usahanya dan juga dalam
berkeluarga.
Tibalah dimana kami sebagai orangtua merasa sudah saatnya pensiun dan menuai hasil panen kami. Tiba-tiba istri tercinta saya yang selalu setia menemani saya dari sejak saya memulai kehidupan ini meninggal dunia karena sakit yang sangat mendadak. Lalu sejak kematian istri saya tinggallah saya hanya dengan para pembantu kami karena anak-anak kami semua tidak ada yang mau menemani saya karena mereka sudah mempunyai rumah yang juga besar. Hidup saya rasanya hilang, tiada lagi orang yang mau menemani saya setiap saat saya memerlukan nya.
Tidak sebulan sekali anak-anak mau menjenguk saya ataupun memberi kabar melalui telepon. Lalu tiba-tiba anak sulung saya datang dan mengatakan kalau dia akan menjual rumah karena selain tidak effisien juga toh saya dapat
ikut tinggal dengannya. Dengan hati yang berbunga saya menyetujuinya karena toh saya juga tidak memerlukan rumah besar lagi tapi tanpa ada orang-orang yang saya kasihi di dalamnya. Setelah itu saya ikut dengan anak saya yang sulung.
Tapi apa yang saya dapatkan ? setiap hari mereka sibuk sendiri-sendiri dan kalaupun mereka ada di rumah tak pernah sekalipun mereka mau menyapa saya. Semua keperluan saya pembantu yang memberi. Untunglah saya
selalu hidup teratur dari muda maka meskipun sudah tua saya tidak pernah sakit-sakitan.
Lalu saya tinggal dirumah anak saya yang lain. Saya berharap kalau saya akan mendapatkan sukacita didalamnya,
tapi rupanya tidak. Yang lebih menyakitkan semua alat-alat untuk saya pakai mereka ganti, mereka menyediakan semua peralatan dari kayu dengan alasan untuk keselamatan saya tapi sebetulnya mereka sayang dan takut kalau
saya memecahkan alat-alat mereka yang mahal-mahal itu. Setiap hari saya makan dan minum dari alat-alat kayu atau plastik yang sama dengan yang mereka sediakan untuk para pembantu dan anjing mereka. Setiap hari saya
makan dan minum sambil mengucurkan airmata dan bertanya dimanakah hati nurani mereka? Akhirnya saya tinggal dengan anak saya yang terkecil, anak yang dulu sangat saya kasihi melebihi yang lain karena dia dulu adalah seorang anak yang sangat memberikan kesukacitaan pada kami semua. Tapi apa yang saya dapatkan?
Setelah beberapa lama saya tinggal disana akhirnya anak saya dan istrinya mendatangi saya lalu mengatakan bahwa mereka akan mengirim saya untuk tinggal di panti jompo dengan alasan supaya saya punya teman untuk
berkumpul dan juga mereka berjanji akan selalu mengunjungi saya.
Sekarang sudah 2 tahun saya disini tapi tidak sekalipun dari mereka yang datang untuk mengunjungi saya apalagi membawakan makanan kesukaan saya. Hilanglah semua harapan saya tentang anak-anak yang saya besarkan
dengan segala kasih sayang dan kucuran keringat. Saya bertanya-tanya mengapa kehidupan hari tua saya demikian menyedihkan padahal saya bukanlah orangtua yang menyusahkan, semua harta saya mereka ambil. Saya hanya minta sedikit perhatian dari mereka tapi mereka sibuk dengan diri sendiri.
Kadang saya menyesali diri mengapa saya bisa mendapatkan anak-anak yang demikian buruk. Masih untung disini saya punya teman-teman dan juga kunjungan dari sahabat - sahabat yang mengasihi saya tapi tetap saya
merindukan anak-anak saya.
Sejak itu sahabat saya selalu menyempatkan diri untuk datang kesana dan berbicara dengan sang opa.
Lambat laun tapi pasti kesepian di mata sang opa berganti dengan keceriaan apalagi kalau sekali-sekali teman saya membawa serta anak-anaknya untuk berkunjung.
Sampai hatikah kita membiarkan para orangtua kesepian dan menyesali hidupnya hanya karena semua kesibukan hidup kita.
Bukankah suatu haripun kita akan sama dengan mereka, tua dan kesepian ? Ingatlah bahwa tanpa Ayah dan Ibu, kita tidak akan ada di dunia dan menjadi seperti ini.
Jika kamu masih mempunyai orang tua, bersyukurlah sebab banyak anak yatim-piatu yang merindukan kasih sayang orang tua.

When was the last time you chat to your parent? THEY NEED YOU!
Love your parents in anyway they are...
09.03 | 0 komentar | Read More

Selembar Tiket Kereta: kisah nyata dari rektor Universitas Ji Nan

Semenjak kecil, saya takut untuk memperingati hari ibu karena tak berapa lama setelah saya lahir, saya dibuang oleh ibu saya.

Setiap kali peringatan hari ibu, saya selalu merasa tidak leluasa karena selama peringatan hari ibu semua acara televisi menayangkan lagu tentang kasih ibu, begitu juga dengan radio dan bahkan iklan biskuit pun juga menggunakan lagu tentang hari ibu.

Saya tidak bisa meresapi lagu-lagu seperti itu. Setelah sebulan lebih saya dilahirkan, saya ditemukan oleh seseorang di stasiun kereta api Xin Zhu. Para polisi yang berada di sekitar stasiun itu kebinggungan untuk menyusui saya. Tapi pada akhirnya, mereka bisa menemukan seorang ibu yang bisa menyusui saya. Kalau bukan karena dia, saya pasti sudah menanggis dan sakit. Setelah saya selesai disusui dan tertidur dengan tenang, para polisi pelan-pelan membawa saya ke De Lan Center di kecamatan Bao Shan kabupaten Xin Zhu. Hal ini membuat para biarawati yang sepanjang hari tertawa ria akhirnya pusing tujuh keliling.

Saya tidak pernah melihat ibu saya. Semasa kecil saya hanya tahu kalau saya dibesarkan oleh para biarawati. Pada malam hari, di saat anak-anak yang lain sedang belajar, saya yang tidak ada kerjaan hanya bisa menggangu para biarawati. Pada saat mereka masuk ke altar untuk mengikuti kelas malam, saya juga akan ikut masuk kedalam.

Terkadang saya bermain di bawah meja altar, mengganggu biarawati yang sedang berdoa dengan membuat wajah-wajah yang aneh. Dan lebih sering lagi ketiduran sambil bersandar di samping biarawati. Biarawati yang baik hati itu tidak menunggu kelas berakhir terlebih dahulu, tetapi dia langsung menggendong saya naik untuk tidur. Saya curiga apakah mereka menyukai saya karena mereka bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk keluar dari altar.

Walaupun kami adalah anak-anak yang terbuang, tetapi sebagian besar dari kami masih memiliki keluarga. Pada saat tahun baru ataupun hari raya, banyak sanak saudara yang datang menjemput. Sedangkan saya, dimana rumah saya pun saya tidak tahu.

Juga karena inilah para biarawati sangat memperhatikan anak-anak yang tidak memiliki sanak saudara sehingga mereka tidak memperbolehkan anak-anak lain menggangu kami. Sejak kecil prestasi saya cukup bagus dan para biarawati mencarikan banyak pekerja sosial untuk menjadi guru saya. Kalau dihitung-hitung sudah cukup banyak yang menjadi pengajar saya. Mereka adalah lulusan dan dosen dari universitas Jiao dan universitas Qing, lembaga penelitian, dan insinyur. Guru yang mengajarkan saya IPA pada tahun sebelumnya adalah seorang mahasiswa dan sekarang dia telah menjadi asisten dosen. Guru yang mengajari saya Bahasa Inggris adalah seorang yang jenius. Tidak heran sejak kecil kemampuan saya dalam berbahasa Inggris sudah bagus.

Para biarawati juga memaksa saya untuk belajar piano. Semenjak kelas 4 SD, saya telah menjadi pianis di gereja dan pada saat misa saya yang bertanggung jawab untuk bermain piano. Karena didikan yang saya dapatkan di gereja, kemampuan berbicara saya pun juga bagus. Di sekolah saya sering mengikuti lomba berpidato, pernah juga menjadi perwakilan alumni untuk mengikuti debat.

Tetapi saya sama sekali tidak pernah mendapatkan peran yang penting dalam acara peringatan hari ibu.

Walaupun saya suka memainkan piano tetapi saya mempunyai satu prinsip. Saya tidak akan memainkan lagu-lagu yang berhubungan dengan hari ibu, kecuali jika ada orang yang memaksa saya. Tetapi tetap saja saya tidak akan memainkan lagu-lagu tersebut atas dasar keinginan saya sendiri.

Terkadang saya pernah berpikir, siapakah ibu saya? Saat membaca novel, saya menebak bahwa saya adalah anak haram, ayah meninggalkan ibu dan ibu yang masih muda akhirnya membuang saya.

Mungkin karena kepintaran saya yang cukup bagus, ditambah lagi dengan adanya bantuan dari pengajar yang sepenuh hati membantu, saya dengan lancar bisa lolos ujian masuk jurusan arsitektur di Universitas Xin Zhu. Saya menyelesaikan kuliah sambil bekerja sambilan. Biarawati Sun yang membesarkan saya terkadang datang mengunjungi saya. Jika teman-teman kuliah saya yang bandel-bandel itu melihat biarawati Sun, mereka akan langsung berubah menjadi kalem. Banyak teman-teman saya yang setelah mengetahui latar belakang saya, datang menghibur saya.

Mereka juga mengakui, bahwa saya mempunyai pembawaan yang baik, dikarenakan saya dibesarkan oleh para biarawati.

Saat wisuda, orang tua dari mahasiswa lain semua berdatangan, sedangkan keluarga saya satu-satunya yang hadir hanya biarawati Sun. Kepala jurusan saya bahkan meminta biarawati Sun untuk foto bersama.

Di masa wajib militer, saya kembali ke De Lan Center. Tiba-tiba saja di hari itu biarawati Sun ingin membicarakan hal yang serius dengan saya. Dia mengambil sebuah amplop surat dari raknya dan dia mempersilahkan saya untuk melihat isi-isi dari amplop surat itu.

Di dalam amplop surat itu, terdapat dua lembar tiket kereta.

Biarawati Sun berkata pada saya bahwa pada saat polisi mengantar saya ke tempat ini, dalam baju saya terselip dua lembar tiket perjalanan dari tempat tinggal asal ibu saya menuju stasiun Xin Zhu.

Tiket pertama adalah tiket bus dari salah satu tempat di bagian selatan menuju ke Ping Dong. Dan tiket yang satunya lagi adalah tiket kereta api dari Ping Dong ke Xin Zhu. Ini adalah tiket kereta api yang lambat. Dari situ saya baru tahu bahwa ibu kandung saya bukanlah orang yang berada.

Biarawati Sun mengatakan pada saya bahwa mereka biasanya tidak suka mencari latar belakang dari bayi-bayi yang telah ditinggalkan. Oleh karena itu, mereka menyimpan dua tiket kereta ini dan memutuskan untuk memberikannya pada saat saya sudah dewasa.

Mereka telah lama mengamati saya dan pada akhirnya mereka menyimpulkan bahwa saya adalah orang yang rasional. Jadi seharusnya saya mempunyai kemampuan untuk mengatasi masalah ini. Mereka pernah pergi ke kota kecil ini dan menemukan bahwa jumlah penduduk kota kecil itu tidak banyak. Jadi jika saya benar-benar ingin mencari keluarga saya, seharusnya saya tidak akan menemui kesulitan.

Saya selalu terpikir untuk bertemu dengan orang tua saya. Tetapi setelah memegang dua tiket ini, mulai timbul keraguan dalam hati saya. Saya sekarang hidup dengan baik, mempunyai ijazah lulusan S1, dan bahkan memiliki seorang teman wanita akan menjadi teman hidup saya. Mengapa saya harus melihat ke masa lalu? Mencari masa lalu yang benar-benar asing bagi saya. Lagi pula besar kemungkinan kenyataan yang didapatkan adalah hal yang tidak menyenangkan.

Biarawati Sun justru mendukung saya untuk pergi ke kota asal ibu saya. Dia menggangap kalau saya akan memiliki masa depan yang cerah.

Jika teka-teki tentang asal-usul kelahiran saya tidak dijadikan alasan sebagai bayangan gelap dalam diri saya, dia terus membujuk diri saya untuk memikirkan kemungkinan terburuk yang akan saya hadapi, yang seharusnya tidak akan menggoyahkan kepercayaan diri saya terhadap masa depan saya.

Saya akhirnya berangkat ke kota yang berada di daerah pegunungan, yang bahkan tidak pernah saya dengar namanya. Dari kota Ping Dong saya harus naik kereta api selama satu jam lebih untuk tiba di sana.

Saat musim dingin, walaupun berada di daerah selatan, di kota ini hanya terdapat satu kantor polisi, satu pos kota, satu Sekolah Dasar, dan satu Sekolah Menengah Pertama, selain itu tidak ada lagi gedung yang lainnya.

Saya bolak-balik ke kantor polisi dan pos kota untuk mencari data kelahiran saya. Akhirnya saya menemukan dua dokumen yang berhubungan dengan diri saya. Dokumen pertama adalah data mengenai kelahiran seorang anak laki-laki. Dokumen kedua adalah data laporan kehilangan anak. Hilangnya anak itu adalah di saat hari kedua saya dibuang satu bulan lebih setelah saya dilahirkan. Menurut keterangan dari biarawati, saya ditemukan di stasiun Xin Zhu. Sepertinya saya sudah menemukan data-data kelahiran saya.

Sekarang masalahnya adalah ayah saya telah meninggal dunia dan ibu saya juga telah meninggal dunia beberapa bulan yang lalu. Saya mempunyai seorang kakak laki-laki. Kakak saya telah meninggalkan kota dan tidak tahu ke mana perginya.

Karena ini adalah kota kecil, maka semua orang saling mengenal.

Seorang polisi tua di kantor polisi memberitahu saya, bahwa ibu saya selalu bekerja di SMP. Dia lalu membawa saya menemui kepala SMP itu.

Kepala sekolah itu adalah seorang wanita dan beliau menyambut saya dengan ramah. Dia membenarkan bahwa ibu saya pernah bekerja di sini.

Dan beliau sangat baik hati, sedangkan ayah saya adalah orang yang sangat malas. Saat pria yang lain pergi ke kota untuk mencari pekerjaan, hanya ayah yang tidak mau pergi. Di kota kecil, ayah hanya bekerja sebagai pekerja musiman. Padahal di dalam kota sama sekali tidak ada pekerjaan yang bisa dia kerjakan.

Oleh karena itu, seumur hidup dia hanya mengandalkan ibu saya yang bekerja sebagai pekerja kasar. Karena tidak memiliki pekerjaan, suasana hatinya menjadi sangat tidak baik. Jadi seringkali dia mabuk-mabukan. Dan setelah mabuk, terkadang ayah memukul ibu atau kakak saya. Walaupun setelah itu ayah merasa menyesal, kebiasaan buruk ini sangat susah untuk diubah. Ibu dan saudara saya terusik seumur hidup olehnya. Pada saat kakak duduk di kelas dua SMP, dia kabur dari rumah dan semenjak saat itu ayah tidak pernah kembali lagi.

Sepengetahuan ibu kepala sekolah, ibu itu memiliki anak kedua. Namun setelah berumur satu bulan lebih, secara misterius anak itu menghilang begitu saja. Saat ibu kepala sekolah tahu bahwa saya dibesarkan di sebuah panti asuhan di daerah utara, beliau mulai menanyakan banyak hal kepada saya dan saya menjelaskannya satu per satu.

Beliau mulai tergerak hatinya dan kemudian mengeluarkan selembar amplop surat. Amplop ini ditinggalkan ibu saya sebelum ibu meninggal dan ditemukan di samping bantalnya. Kepala sekolah berpikir bahwa di dalamnya pasti terdapat barang-barang yang bermakna. Oleh karena itu, dia menyimpannya dan menunggu sampai ada keluarganya yang datang mengambil.

Dengan tangan yang gemetar, saya membuka amplop itu. Dalam amplop itu berisi tiket kereta api. Semua itu adalah tiket-tiket perjalanan dari kota kecil di bagian selatan ini menuju kecamatan Bao Shan kabupaten Xin Zhu, dan semuanya disimpan dengan baik. Kepala sekolah memberitahu saya bahwa setiap setengah tahun sekali, ibu saya pergi ke daerah di bagian utara untuk menemui salah satu saudaranya.

Namun, tidak ada satu orangpun yang mengenal siapa saudara itu. Mereka hanya merasa bahwa setiap ibu saya kembali dari sana, suasana hatinya menjadi sangat baik.

Ibu saya menganut agama Budha di hari tuanya. Hal yang paling membanggakan baginya adalah ia berhasil membujuk beberapa orang kaya beragama Budha untuk mengumpulkan dana sebesar NT 1.000.000 yang disumbangkan ke panti asuhan yang dikelola oleh agama Katolik. Pada hari penyerahan dana, ibu saya juga ikut hadir.

Saya merasa merinding seketika. Pada suatu kali, ada satu bus pariwisata yang membawa para penganut agama Budha yang berasal dari daerah selatan. Mereka membawa selembar cek bernilai NT 1.000.000 untuk disumbangkan ke De Lan Center.

Para biarawati sangat berterimakasih dan mereka mengumpulkan semua anak-anak untuk berfoto bersama para penyumbang. Pada saat itu, saya yang sedang bermain basket. Saya juga ikut dipanggil dan dengan tidak rela, saya pun ikut berfoto bersama mereka. Sekarang saya menemukan foto itu di dalam amplop ini. Saya meminta orang untuk menunjukkan yang mana ibu saya. Saya tersentak seketika. Yang lebih membuat saya terharu adalah di dalamnya terdapat foto kenangan- kenangan wisuda saya yang telah difotokopi. Foto itu adalah foto saya bersama teman-teman saya yang sedang mengenakan topi toga. Saya juga termasuk di dalam foto itu. Ibu saya, walaupun telah membuang saya, tetap datang mengunjungi saya. Mungkin saja dia juga menghadiri acara wisuda saya.

Dengan suara tenang, kepala sekolah berkata, "Kamu seharusnya berterima kasih pada ibumu. Dia membuangmu demi mencarikanmu lingkungan hidup yang lebih baik. Jika kamu tetap tinggal di sini, bisa-bisa kamu hanya lulus SMP, lalu pergi ke kota mencari kerja. Di sini hampir tidak ada orang yang mengecap pendidikan SMU. Lebih gawatnya lagi, jika kamu tidak tahan terhadap pukulan dan amarah ayahmu setiap hari, bisa-bisa kamu seperti kakakmu yang kabur dari rumah dan tidak pernah kembali lagi." Kepala sekolah kemudian memanggil guru yang lain untuk menceritakan hal-hal tentang saya.

Semuanya mengucapkan selamat karena saya bisa lulus dari Universitas Guo Li. Ada seorang guru yang berkata, bahwa di sini belum ada murid yang berhasil masuk ke Universitas Guo Li.

Saya tiba-tiba tergerak untuk melakukan sesuatu. Saya bertanya kepada kepala sekolah apakah di dalam sekolah ada piano. Beliau berkata bahwa pianonya bukan piano yang cukup bagus, tetapi terdapat organ yang masih baru. Saya membuka tutup piano dan menghadap matahari di luar jendela dan saya memainkan satu per satu lagu tentang ibu. Saya ingin orang-orang tahu, walaupun saya dibesarkan di panti asuhan tetapi saya bukanlah yatim piatu karena saya memiliki para biarawati yang baik hati dan senantiasa mendidik saya.

Mereka bagaikan ibu yang membesarkan saya, mengapa saya tidak bisa menganggap mereka selayaknya ibu saya sendiri? Dan juga ibu saya selalu memperhatikan saya. Ketegasan dan pengorbanannya lah yang membuat saya memiliki lingkungan hidup yang baik dan masa depan yang gemilang.

Prinsip yang saya tetapkan telah dilenyapkan. Saya bukan saja bisa memainkan lagu peringatan hari ibu, tetapi saya juga bisa menyanyikannya. Kepala sekolah dan para guru juga ikut bernyanyi.

Suara piano juga tersebar ke seluruh sekolah dan suara piano saya pasti berkumandang sampai ke lembah. Di senja hari ini, penduduk-penduduk di kota kecil akan bertanya, "Kenapa ada orang yang memainkan lagu tentang ibu?" Bagi saya hari ini adalah hari ibu.

Sebuah amplop yang dipenuhi tiket kereta api membuat saya untuk selamanya tidak takut untuk memperingati hari ibu.

Ini adalah sebuah kisah nyata dari rektor Universitas Ji Nan yang bernama Li Jia Tong.
09.00 | 0 komentar | Read More

Perempuan Pejuang Di Negeri Seberang

Perempuan itu bernama Karmiah. Setiap adzan subuh berkumandang di masjid, ia harus cepat-cepat bangun. Ia memang harus bangun lebih awal ketimbang majikannya dan seisi rumah yang lain. Ia juga harus tidur lebih ahir ketimbang lainnya. Dan ia tidak akan masuk ke kamar peraduan sebelum majikannya tidur terlebih dahulu. Itulah nasib dia, sebagai seorang perempuan yang menjadi pembantu rumah tangga di luar negri.

Ia sudah lama mengunci mulutnya. Alias tidak banyak berbicara kecuali yang penting-penting saja. Ia juga dilarang untuk bicara dengan sesama PRT tetangga sebelah. Perempuan itu menurut saja. Sebab ia tidak punya hak untuk melawan walau hanya sepatah katapun. Apa yang dikatakan majikan, harus ia turuti.
Pagi hari ia jarang makan nasi, seperti kebiasaannya di kampung. Ia hanya minum dan makan roti. Hari-hari ia lalui dengan banyak kerja. Sedikit sekali waktu istirahat yang diberikan majikan padanya.

Sesak. Sesak sekali rasanya. Tapi apa boleh buat. Ibarat akan mengarungi lautan,
layar kapal sudah terkembang. Ia harus berani dan pantang menyerah. Dan akan terus melaju. Melaju menuju pelabuhan yang dituju. Keberhasilan!

Perempuan 40-an itu banyak bercerita pada saya. Ia mencurahkan segala isi hatinya pada saya tentang apa yang sedang ia alami. Ia yang begitu susah hidup di kampung, di negeri seberangpun ia harus bertemu dengan sosok majikan yang sangat tidak manusiawi.

Ia belum satu tahun bekerja di Brunei. Padahal masa kontraknya dua tahun. Masih butuh waktu cukup lama untuk menapaki hari-hari suramnya. Wajahnya makin sayu. Tubuhnya menampakkan ke-tidak segar-an. Hatinya luka. Kedua matanya, makin rabun. Sehingga kalau melihat tulisan seolah huruf-hurufnya berlainan. Mungkin terlalu banyak mengeluarkan air mata. Sehingga, suatu saat dia minta tolong pada saya untuk menuliskan sebuah surat untuk keluarganya di tanah air.

Tak hanya itu. Rupanya perempuan ini masih menjalani ujian berat dari Sang Maha Kasih. Kedua kakinya bengkak sudah beberapa bulan. Sudah ke rumah sakit tiga kali -dengan biaya sendiri-, tapi belum juga sembuh. Sungguh malang ibu dari empat orang anak ini. Melihat keadaan seperti itu, saya menyarankan agar pulang saja. Jangan memaksakan diri di tengah derita yang begitu mencekam. Namun perempuan ini menjawab tegas.

"Saya harus bertahan dulu di sini sebelum anak saya lepas dari sekolah, Mas. Saya tidak ingin anak saya keluar sebelum tamat hanya kekurangan biaya, kasihan. Saya sakit sekali jadi orang bodoh, jadi orang yang tidak sekolah. Saya ingin anak-anak saya tidak seperti bapak dan ibunya yang punya nasib sengsara."

Saya kaget. Luar biasa semangat perempuan ini. Saya malah justru menyesal mengeluarkan kata-kata seperti itu. Saya tidak menyangka sama sekali di balik seorang yang tampak sangat lemah tapi ada kekuatan juang yang luar biasa. Ia punya tujuan sangat mulia. Ingin mengasah empat 'mutiara' nya di kampung menjadi orang-orang yang berilmu. Walaupun ia sendiri harus tertatih-tatih, merangkak mempertahankan hidup di bawah aturan ketat sang majikan.

Rupanya ia sosok yang sangat tabah. Dalam hidupnya, ia tak pernah menyalahkan siapa-siapa. Ia tak pernah menyalahkan suaminya yang hanya seorang buruh tani. Dan ia juga tak pernah peduli dengan negrinya yang sampai saat ini belum bisa memberikan apa arti sebuah kemakmuran dan kesejahteraan. Tapi ia hanya ingin menempa diri agar anak keturunannya punya nasib lebih baik dari dirinya. Itu saja.

Namun, lagi-lagi ia harus terhempas. Mau tidak mau ia harus menuruti kehendak Yang Maha Kuasa. Kedua kakinya makin parah. Ahirnya ia memutuskan untuk pulang, sebelum masa kontraknya habis.

Di bandara Sukarno Hatta Jakarta, ia sudah tidak kuat lagi menahan derita sakitnya. Petugas bandara segera melarikan ke rumah sakit. Namun malaikat maut keburu menyambutnya, untuk menghadap Penguasa Alam ini. Semangat juang perempuan itu, hanya sampai di Jakarta, sebelum ia memasuki kampung halamannya di sebuah desa kecil, di bagian barat Jawa Tengah.

Mendengar berita yaang dituturkan majikan perempuan itu, saya terkejut luar biasa. Tubuh ini laksana mau terkulai. Ia bukan saudara saya. Ia bukan kerabat dekat saya. Tapi nasib di perantauan menjadikan saya, seolah ia adalah bagian dari keluarga saya. Saya hanya bisa berucap: Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un.

Sekali lagi saya membayangkan sosok dia. Seorang yang tampak lahir berfisik lemah, tapi punya daya juang, daya 'jihad' yang luar biasa. Saya jadi ingat kata-kata sahabat saya, seorang penulis, "Sosok seperti itulah yang paling layak mewarisi kehidupan ini."

Terbayang pula bagaimana sedihnya keempat anaknya ketika melihat ibunya sudah terbujur kaku. Bagaimana getirnya sang suami melihat sang istri yang sudah tak bernyawa lagi. Atau bagaimana merananya kerabat keluarganya ketika melihat perempuan itu sudah pulang ke pangkuan-Nya.

Allah, maha segalanya. Tentu Dia tidak akan membiarkan sekecil apapun usaha positif mahluknya. "Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sebesar dzarrah pun,
niscaya dia akan melihat balasannya." (Az Zalzalah: 7)

Harapannya ingin punya mutiara yang cemerlang, yang 'alat gosok' nya ia cari sampai ke luar negeri, tentunya tidak akan diabaikan begitu saja oleh Yang Maha Perkasa. Tentu perjuangan perempuan itu akan jadi cermin besar bagi ke empat anaknya untuk berjuang lebih keras dan keras lagi. Walaupun saat ini mereka masih tertatih, dalam menyelesaikan pelajarannya di sekolah.

Selamat jalan Karmiah, selamat jalan pejuang di negeri seberang. Semoga Allah menempatkanmu dalam tempat yang mulia. Amin.**
08.56 | 0 komentar | Read More

Tuhan. . .1 Jam Mungkin Bisa Mengubah Segalanya

Los Felidas adalah nama sebuah jalan di ibu kota sebuah negara di Amerika Selatan, yang terletak di kawasan terkumuh diseluruh kota .Ada sebuah kisah yang menyebabkan jalan itu begitu dikenang orang, dan itu dimulai dari kisah seorang pengemis wanita yang juga ibu seorang gadis kecil.

Tidak seorangpun yang tahu nama aslinya, tapi beberapa orang tahu sedikit masa lalunya, yaitu bahwa ia bukan penduduk asli disitu, melainkan dibawa oleh suaminya dari kampung halamannya.Seperti kebanyakan kota besar di dunia ini, kehidupan masyarakat kota terlalu berat untuk mereka, dan belum setahun mereka di kota itu, mereka kehabisan seluruh uangnya, dan pada suatu pagi mereka sadar bahwa mereka tidak tahu dimana mereka tidur malam nanti dan tidak sepeserpun uang ada dikantong.

Padahal mereka sedang menggendong bayi mereka yang berumur 1 tahun.Dalam keadaan panik dan putus asa, mereka berjalan dari satu jalan ke jalan lainnya, dan akhirnya tiba di sebuah jalan sepi dimana puing-puing sebuah toko seperti memberi mereka sedikit tempat untuk berteduh. Saat itu angin Desember bertiup kencang, membawa titik-titik air yang dingin.

Ketika mereka beristirahat dibawah atap toko itu, sang suami berkata: “Saya harus meninggalkan kalian sekarang. Saya harus mendapatkan pekerjaan, apapun, kalau tidak malam nanti kita akan tidur disini.”

Setelah mencium bayinya ia pergi. Dan ia tidak pernah kembali.Tak seorangpun yang tahu pasti kemana pria itu pergi, tapi beberapa orang seperti melihatnya menumpang kapal yang menuju ke Afrika.

Selama beberapa hari berikutnya sang ibu yang malang terus menunggu kedatangan suami nya, dan bila malam tidur di emperan toko itu.

Pada hari ketiga, ketika mereka sudah kehabisan susu,orang-orang yang lewat mulai memberi mereka uang kecil, dan jadilah mereka pengemis di sana selama 6 bulan berikutnya.Pada suatu hari, tergerak oleh semangat untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, ibu itu bangkit dan memutuskan untuk bekerja.Masalahnya adalah di mana ia harus menitipkan anaknya, yang kini sudah hampir 2 tahun, dan tampak amat cantik jelita. Tampaknya tidak ada jalan lain kecuali meninggalkan anak itu disitu dan berharap agar nasib tidak memperburuk keadaan mereka.

Suatu pagi ia berpesan pada anak gadisnya, agar ia tidak kemana-mana, tidak ikut siapapun yang mengajaknya pergi atau menawarkan gula-gula. Pendek kata, gadis kecil itu tidak boleh berhubungan dengan siapapun selama ibunya tidak ditempat.

”Dalam beberapa hari mama akan mendapatkan cukup uang untuk menyewa kamar kecil yang berpintu, dan kita tidak lagi tidur dengan angin di rambut kita”.

Gadis itu mematuhi pesan ibunya dengan penuh kesungguhan.Maka sang ibu mengatur kotak kardus dimana mereka tinggal selama 7 bulan agar tampak kosong, dan membaringkananak nya dengan hati-hati di dalamnya.Di sebelahnya ia meletakkan sepotong roti. Kemudian, dengan mata basah ibu itu menuju kepabrik sepatu, di mana ia bekerja sebagai pemotong kulit.

Begitulah kehidupan mereka selama beberapa hari, hingga di kantong sang Ibu kini terdapat cukup uang untuk menyewa sebuah kamar berpintu di daerah kumuh. Dengan suka cita ia menuju ke penginapan orang-orang miskin itu, dan membayar uang muka sewa kamarnya.

Tapi siang itu juga sepasang suami istri pengemis yang moralnya amat rendah menculik gadis cilik itu dengan paksa, dan membawanya sejauh 300 kilometer ke pusat kota . Di situ mereka mendandani gadis cilik itu dengan baju baru, membedaki wajahnya, menyisir rambutnya dan membawanya ke sebuah rumah mewah dipusat kota . Di situ gadis cilik itu dijual. Pembelinya adalah pasangan suami istri dokter yang kaya, yang tidak pernah bisa punya anak sendiri walaupun mereka telah menikah selama 18 tahun. Mereka memberi nama anak gadis itu Serrafona, dan mereka memanjakannya dengan amat sangat.

Foto itu seolah membuka pintu lebar-lebar pada ruangan yang selama ini mengungkungi pertanyaan-pertanyaannya,misalnya:kenapa bentuk wajahnya berbeda dengan wajah kedua orang tuanya, kenapa ia tidak menuruni golongan darah ayahnya.Saat itulah, sepotong ingatan yang sudah seperempat abad terpendam, berkilat di benaknya, bayangan seorang wanita membelai kepalanya dan mendekapnya di dada. Diruangan itu mendadak Serrafona merasakan betapa dinginnya sekelilingnya tetapi ia juga merasa betapa hangatnya kasih sayang dan rasa aman yang dipancarkan dari dada wanita itu. Ia seolah merasakan dan mendengar lewat dekapan itu bahwa daripada berpisah lebih baik mereka mati bersama.

Mata nya basah ketika ia keluar dari kamar dan menghampiri suaminya yang sedang membaca koran:

“Geraldo, saya adalah anak seorang pengemis, dan mungkinkah ibu saya masih ada di jalan sekarang setelah 25 tahun?”

Itu adalah awal dari kegiatan baru mereka mencari masa lalu Serrafonna. Foto hitam-putih yang kabur itu diperbanyak puluhan ribu lembar dan disebar ke seluruh jaringan kepolisian diseluruh negeri.Sebagai anak satu-satunya dari bekas pejabat yang cukup berpengaruh di kota itu, Serrafonna mendapatkan dukungan dari seluruh kantor kearsipan, kantor surat kabar dan kantor catatan sipil.

Ia membentuk yayasan-yayasan untuk mendapatkan data dariseluruh panti-panti orang jompo dan badan-badan sosial diseluruh negeri dan mencari data tentang seorang wanita.Bulan demi bulan lewat, tapi tak ada perkembangan apapun dari usahanya. Mencari seorang wanita yang mengemis25 tahun yang lalu di negeri dengan populasi 90 juta bukan sesuatu yang mudah.Tapi Serrafona tidak punya pikiran untuk menyerah.Dibantu suaminya yang begitu penuh pengertian,mereka terus menerus meningkatkan pencarian mereka. Kini, tiap kali bermobil, mereka sengaja memilih daerah-daerah kumuh, sekedar untuk lebih akrab dengan nasib baik.Terkadang ia berharap agar ibunya sudah almarhum sehingga ia tidak terlalu menanggung dosa mengabaikannya selama seperempat abad.

Tetapi ia tahu, entah bagaimana, bahwa ibunya masih ada,dan sedang menantinya sekarang.Ia memberitahu suaminya keyakinan itu berkali-kali, dan suaminya mengangguk-angguk penuh pengertian.Pagi, siang dan sore ia berdoa:

“Tuhan, ijinkan saya untuk satu permintaan terbesar dalam hidup saya:temukansaya dengan ibu saya”.

Tuhan mendengarkan doa itu. Suatu sore mereka menerima kabar bahwa ada seorang wanita yang mungkin bisa membantu mereka menemukan ibunya. Tanpa membuang waktu, mereka terbang ke tempat itu, sebuah rumah kumuh di daerah lampu merah, 600 km dari kota mereka.Sekali melihat, mereka tahu bahwa wanita yang separoh buta itu, yang kini terbaring sekarat, adalah wanita didalam foto.Dengan suara putus-putus, wanita itu mengakui bahwa ia memang pernah mencuri seorang gadis kecil ditepi jalan,sekitar 25 tahun yang lalu.Tidak banyak yang diingatnya, tapi diluar dugaan ia masih ingat kota dan bahkan potongan jalan dimana ia mengincar gadis kecil itu dan kemudian menculiknya.

Serrafona memberi anak perempuan yang menjaga wanita itu sejumlah uang, dan malam itu juga mereka mengunjungi kota dimana Serrafonna diculik.Mereka tinggal di sebuah hotel mewah dan mengerahkan orang-orang mereka untuk mencari nama jalan itu.Semalaman Serrafona tidak bisa tidur.Untuk kesekian kalinya ia bertanya-tanya kenapa ia begitu yakin bahwa ibunya masih hidup sekarang, dan sedang menunggunya, dan ia tetap tidak tahu jawabannya.

Dua hari lewat tanpa kabar. Pada hari ketiga, pukul 18:00 senja, mereka menerima telepon dari salah seorang staff mereka. “Tuhan maha kasih, Nyonya, kalau memang Tuhan mengijinkan, kami mungkin telah menemukan ibu Nyonya. Hanya cepat sedikit, waktunya mungkin tidak banyak lagi.” Mobil mereka memasuki sebuah jalanan yang sepi, dipinggiran kota yang kumuh dan banyak angin. Rumah-rumah disepanjang jalan itu tua-tua dan kusam. Satu, dua anak keci tanpa baju bermain-main ditepi jalan.Dari jalanan pertama, mobil berbelok lagi kejalanan yang lebih kecil, kemudian masih belok lagi kejalanan berikut nya yang lebih kecil lagi.Semakin lama mereka masuk dalam lingkungan yang semakin menunjukkan kemiskinan.

Tubuh Serrrafona gemetar, ia seolah bisa mendengar panggilan itu. “Lekas, Serrafonna,lama menunggumu, sayang”.Ia mulai berdoa

“Tuhan, beri saya setahun untuk melayani mama. Saya akan melakukan apa saja”. Ketika mobil berbelok memasuki jalan yang lebih kecil, dan ia bisa membaui kemiskinan yang amat sangat, ia berdoa:

“Tuhan beri saya sebulan saja”.

Mobil belok lagi kejalanan yang lebih kecil, dan angin yang penuh derita bertiup, berebut masuk melewati celah jendela mobil yang terbuka.Ia mendengar lagi panggilan mamanya ,dan ia mula menangis:

“Tuhan, kalau sebulan terlalu banyak,cukup beri kami seminggu untuk saling memanjakan“

Ketika mereka masuk belokan terakhir, tubuhnya menggigil begitu hebat sehingga Geraldo memeluknya erat-erat.Jalan itu bernama Los Felidas. Panjangnya sekitar 180 meter dan hanya kekumuhan yang tampak dari sisi ke sisi, dari ujung keujung. Di tengah-tengah jalan itu, di depan puing-puing sebuah toko,tampak onggokan sampah dan kantong-kantong plastik,dan ditengah-tengahnya, terbaring seorang wanita tua dengan pakaian sehitam jelaga, tidak bergerak-gerak.

Mobil mereka berhenti diantara 4 mobil mewah lainnya dan 3 mobil polisi. Di belakang mereka sebuah ambulans berhenti,diikuti empat mobil rumah sakit lain.Dari kanan kiri muncul pengemis- pengemis yang segera memenuhi tempat itu. “Belum bergerak dari tadi.” lapor salah seorang.Pandangan Serrafona gelap tapi ia menguatkan dirinya untuk meraih kesadarannya dan turun. Suaminya dengan sigap sudah meloncat keluar, memburu ibu mertuanya.“Serrafona, kemari cepat! Ibumu masih hidup, tapi kau harus menguatkan hatimu .” Serrafona memandang tembok dihadapann ya, dan ingat saat ia menyandarkan kepalanya ke situ. Ia memandang lantai di kakinya dan ingat ketika ia belajar berjalan.Ia membaui bau jalanan yang busuk, tapi mengingatkannya pada masa kecilnya.

Air matanya mengalir keluar ketika ia melihat suaminya menyuntikkan sesuatu ke tangan wanita yang terbaring itu dan memberinya isyarat untuk mendekat.

“Tuhan, ia meminta dengan seluruh jiwa raganya,beri kami sehari…… Tuhan, biarlah saya membiarkan mama mendekap saya dan memberitahunya bahwa selama 25 tahun ini hidup saya amat bahagia….Jadi mama tidak menyia-nyia kan saya”.

Ia berlutut dan meraih kepala wanita itu kedadanya. Wanita tua itu perlahan membuka matanya dan memandang keliling, ke arah kerumunan orang-orang berbaju mewah dan perlente, ke arah mobil-mobil yang mengkilat dan kearah wajah penuh air mata yang tampak seperti wajahnya sendiri ketika ia masih muda. “Mama.. ..”, ia mendengar suara itu, dan ia tahu bahwa apa yang ditunggunya tiap malam – antara waras dan tidak – dan tiap hari – antara sadar dan tidak - kini menjadi kenyataan.Ia tersenyum, dan dengan seluruh kekuatannya menarik lagi jiwanya yang akan lepas. Perlahan ia membuka genggaman tangann ya, tampak sebentuk anting-anting yang sudah menghitam. Serrafona mengangguk, dan tanpa perduli sekelilingnya ia berbaring di atas jalanan itu dan merebahkan kepalanya di dada mamanya.

“Mama, saya tinggal di istana dan makan enak tiap hari. Mama jangan pergi dulu. Apapun yang mama mau bisa kita lakukan bersama-sama. Mama ingin makan, ingin tidur, ingin bertamasya,apapun bisa kita bicarakan. Mama jangan pergi dulu Mama…”

Ketika telinganya menangkap detak jantung yang melemah, ia berdoa lagi kepada Tuhan: “Tuhan maha pengasih dan pemberi, Tuhan….. satu jam saja…. …satu jam saja…..”

Tapi dada yang didengarnya kini sunyi, sesunyi senja dan puluhan orang yang membisu. Hanya senyum itu, yangmenandakan bahwa penantiannya selama seperempat abad tidak berakhir sia-sia.

Teman….mungkin saat ini kita sedang beruntung.Hidup ditengah kemewahan dan kondisi berkecukupan. Mungkin kita mendapatkannya dari hasil keringat sendiri tanpa bantuan orang tua kita. Namun yang perlu kita sadari, bahwa orang tua kita senantiasa berdoa untuk kita, meski itu hanya diperaduan.
08.54 | 0 komentar | Read More

Tenang saja,yg terbaik nanti akan datang dgn sendirinya

Seorang Wanita Yang Suaminya Pengangguran Membagikan Kisah Penantiannya…

Saya ingin berbagi satu cerita yang indah dengan Anda. Saya bertemu Yane Pe Benito ketika saya memberi khotbah di perusahaannya. Yane adalah seorang wanita yang menyenangkan yang memiliki kisah yang mengagumkan untuk diceritakan, saya memutuskan untuk menceritakannya pada dunia.

Dua tahun lalu, suami Yane, Beni, tanpa peringatan, kehilangan pekerjaannya. Hal ini menyebabkan rasa sakit dua kali lipat karena pekerjaannya sebenarnya sangat menjanjikan. Selama 6 tahun, Beni sangat menikmati pekerjaannya di sebuah perusahaan distribusi multinasional untuk produk perawatan kulit. Namun karena perubahan struktur organisasi yang terjadi dalam perusahaan tersebut (yang sering terjadi di banyak perusahaan belakangan ini), ia di-PHK.
Yane memutuskan untuk memberitahu berita menyedihkan itu pada kedua anaknya yang masih kecil, Gabriel (6 tahun) dan Marga (4 tahun). Ia memilih dengan hati-hati kata-kata yang akan dipakai untuk menjelaskan hal tersebut. "Anak-anak, kita harus menjaga lebih baik barang-barang kita…dan tidak memboroskan uang kita karena…ayah tidak punya pekerjaan lagi."

Gabriel kecil berkata, "Maksud ibu, ayah dipecat?" Yane terkejut mendengar kata-kata yang kasar tersebut. "Di mana kamu belajar tentang kata itu?!" Puteranya menjawab tanpa berbelit-belit, "Dari Peter Parker – Spiderman."

Tapi ya, PHK hanya merupakan kata yang lebih baik dari "Keluar, kami tidak lagi membutuhkanmu di sini." Kehilangan pekerjaan adalah selalu menyakitkan, sekalipun jika dibarengi dengan "pesangon". Di satu sisi Yane bersyukur atas "rejeki nomplok" itu, tapi di sisi lain Yane kuatir, menebak-nebak berapa lama keluarga mereka akan hidup dengan bergantung pada pesangon itu.

Beberapa bulan pertama semua berjalan baik; Beni menerima rata-rata dua panggilan interview setiap minggu. Namun beberapa bulan menjadi setahun – dan terus berlanjut, panggilan interview semakin sedikit dan jarang.

Selama hampir dua tahun suaminya menganggur, Yane melalui kegelisahannya sendiri. Sebagai seorang ibu dari dua anak usia sekolah, ia melihat tabungan mereka yang semakin menipis. (Sebagai ukuran, ia pindah dari pekerjaan yang sudah ditekuninya selama 8 tahun, ke pekerjaan yang lebih tinggi bayarannya.)

Tapi di samping dana yang semakin berkurang, ia juga kuatir akan harga diri Beni. Bukan karena Beni tidak mencoba; namun kelihatannya memang tidak banyak kesempatan kerja bagi pria berumur dengan latar belakang dan pengalaman seperti yang dimiliki Beni. Sebenarnya ada dua pekerjaan yang ia terima, tapi keduanya hanya bertahan sebentar. Sebut saja sebuah konflik kepribadian atau ketidak-cocokan, tapi Beni tidak dapat melihat dirinya bekerja lama di sana. Dengan marah, Beni akan keluar lagi.

Dan pernikahan mereka pun mengalami kesulitan, karena sekarang Yanelah yang memberi penghasilan bagi keluarga. "Akankah ego suami saya bertahan selama ini?" ia terus dan terus bertanya pada dirinya sendiri. Semakin waktu berlalu, ia semakin dan semakin kuatir akan Beni.

Yane mulai bertanya pada Tuhan, "Tuhan, saya tidak mengerti apa lagi yang Engkau sedang ajarkan pada kami! Bagaimana lagi kami harus berdoa? Apa lagi yang harus kami doakan?"

Itulah saat ketika Yane menyadari bahwa doa mereka harus lebih spesifik.

Maka ia mengumpulkan kedua anaknya dan berkata, "Mari berdoa bagi ayah, agar ia dapat menemukan suatu pekerjaan yang baik dengan seorang atasan yang baik – seseorang yang seperti atasannya di perusahaan yang dulu."

Dan itu menjadi doa spesifik keluarga tersebut. "Tuhan, tolong ayah untuk mendapatkan seorang atasan yang baik seperti atasannya dulu, dalam nama Yesus."

Suatu hari, sekitar setahun lalu dari hari ini, Yane pulang dari kerja dan melihat kedua anak dan suaminya sedang berdempetan sambil membungkuk. "Ada apa ini?" tanyanya.

Ia mendengar anak-anaknya berbisik dengan gembiranya, "Tunjukkan pada ibu sekarang!"

Beni menyodorkan sebuah amplop coklat padanya.

Yane pikir itu adalah sesuatu dari sekolah anak-anak.

Tapi bukan. Dengan perlahan ia menarik keluar secarik kertas dari amplop itu, ia membaca nama perusahaan…kemudian jabatan suaminya…dan gajinya… Sampai di sini, ia mengangguk puas.

Namun ketika ia sampai ke bagian bawah kertas tersebut, ia kaget setengah mati. Karena ada sebuah tanda tangan. Tanda tangan milik atasan favorit Beni!

Diiringi tatapan heran anak-anaknya, Yane mulai menangis dan tertawa pada saat yang bersamaan. Ia sangat sulit untuk mempercayai ini!

Seperti seorang anak, ia melompat-lompat kesenangan, dan disambut gembira oleh kedua anaknya yang ikut melompat dan tertawa bersamanya.

Gabriel bertanya pada ibunya, "Ibu, mengapa engkau menangis dan tertawa pada saat yang bersamaan?"

Yane melihat kesempatan bagus untuk menjelaskan, "Ibu menangis karena ibu begitu bahagia. Ingatkah bagaimana kamu berdoa untuk seorang atasan yang baik bagi ayah? Lihatlah nama ini," ia menunjuk kertas yang masih ia pegang. "Kita hanya meminta seorang atasan yang seperti atasan ayah yang dulu. Tapi, Tuhan memberi ayah seorang atasan yang persis sama! Ia menjawab doa-doa kita!"

Saat itulah Gabriel mulai menangis.

"Mengapa kamu menangis?" tanya Yane.

"Karena aku juga sangat bahagia," kata anak laki kecil itu, dan seluruh keluarga saling berpelukan.

Ketika Yane menceritakan kisah ini, saya tahu saya harus berbagi cerita ini dengan Anda.
08.50 | 0 komentar | Read More

Kisah Rama, Jean, dan Perjuangan Hidup (Buta Dan Lumpuh Total)

Kecenderungan hanya menggerutu dan mengeluh bisa jadi merupakan isyarat sebenarnya dari semangat yang kerdil dan kebodohan seseorang."
– Lord Jeffrey, Scottish judge, 1773 - 1850

NAMANYA Eko Ramaditya Adikara. Ia seorang blogger, penulis, jurnalis, dan juga game music composer. Pekerjaan yang nampaknya biasa saja. Karena toh banyak orang yang melakukan hal yang sama.
Menjadi tidak biasa, karena Rama, begitu panggilan akrabnya, menjalani semua tugasnya dalam keadaan buta. Rama merupakan seorang tunanetra. Dalam blognya, ia menyebut dirinya sebagai the Indonesian blind blogger.



Rama mampu menulis artikel di atas papan ketik komputer enam puluh kata per menit. Kemampuan yang setara dengan kemampuan tukang ketik profesional. Lantas bagaimana caranya Rama dapat membaca pesan atau teks yang ada di layar monitornya? Dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih, Rama dapat membaca teks di layar monitor dengan menggunakan aplikasi pembaca layar bernama JAWS. Dengan piranti lunak tersebut, Rama dapat mendengar suara yang dikeluarkan. Piranti lunak tersebut mengubah teks menjadi suara atau text to auto speech. Bila Rama ingin membaca suatu buku, Rama akan memindai atau menscanning terlebih dahulu halaman demi halaman buku tersebut, lalu diubah ke dalam bentuk teks.

Rama memang dilahirkan buta sejak lahir. Cacat yang dideritanya tak menghalanginya untuk tetap melakukan aktifitas kesehariannya seperti layaknya orang normal yang dapat melihat. Bahkan Rama terlecut untuk terus
berkreatifitas. Rama bahkan telah berhasil menerbitkan buku yang ditulisnya sendiri.

NAMANYA Jean-Dominique Bauby. Pria asal Perancis, lebih dikenal sebagai jurnalis, penulis, dan editor Majalah Elle, majalah fesyen terkemuka terbitan Perancis. Maret 1997, Jean meninggal dunia dalam usia 45 tahun. Tahun 1995, dalam usianya yang terbilang muda, 43 tahun, Jean terkena stroke. Suatu penyakit yang dikenal dengan nama Locked-in Syndrome. Jean tak sadarkan diri selama 20 hari setelah stroke menyerangnya. Ketika terbangun, Jean tak dapat menggerakkan seluruh tubuhnya. Termasuk menelan ludah pun Jean tak mampu. Ia hanya dapat menggerakkan satu bagian tubuhnya, yaitu mengedipkan mata kirinya. Walau Jean mengalami lumpuh total, tapi ia masih dapat berpikir dengan jernih. Sebelum meninggal, ia telah menyelesaikan memoarnya yang berjudul 'Le scaphandre et le papillon' atau dalam versi Inggrisnya, 'The Diving Bell and The Butterfly'. Bagaimana ia dapat menulis sementara seluruh tubuhnya tak dapat bergerak? Dalam
menyusun bukunya tersebut, Jean berkomunikasi dengan perawatnya, Henriette Durand. Ia akan memilih huruf dan tanda baca yang akan dipilihnya dengan mengedipkan mata kirinya. Diperlukan sekitar 200 ribu kedipan mata kiri untuk menyelesaikan buku tersebut. Untuk setiap huruf yang dipilih, dibutuhkan rata-rata sekitar 2 menit. 'The Diving Bell and The Butterfly' dalam edisi Bahasa Perancis diluncurkan Maret 1997. Dan hanya dalam waktu satu minggu, telah terjual lebih dari 150 ribu eksemplar. Sepuluh hari setelah bukunya dipublikasikan, Jean menghembuskan nafas terakhirnya akibat pneumonia.

Benang merah apa yang dapat ditarik dari dua kisah di atas? Rama dan Jean memang memiliki keterbatasan. Tetapi tidak berarti bahwa dengan keterbatasan yang ada, kehidupan lantas terhenti. Adanya masalah dan juga keterbatasan, membuktikan bahwa kehidupan ada dan terus berjalan. Paul Gordon Stoltz dalam bukunya `Adversity Quotient, Turning Obstacles Into Opportunities' , mengatakan bahwa seseorang manusia yang tangguh dapat dilihat dari daya tahannya ketika
mendapatkan masalah dan seberapa tangguh mereka menghadapi masalah tersebut. Inilah yang disebut dengan adversity quotient.

Apa yang dilakukan oleh Rama dan Jean menunjukkan bahwa mereka tidak tinggal diam atas segala keterbatasan yang dimiliki. Itulah yang harus kita lakukan bila mendapati masalah. Hadapi. Dan cari solusi yang terbaik. Bukan dengan mengeluh. Mengeluh dalam batasan-batasan tertentu bisa jadi merupakan hal yang manusiawi. Tetapi apakah mengeluh merupakan suatu solusi?
So, betapapun sulitnya masalah yang menimpa kita dan betapapun hebatnya krisis global yang melanda negeri ini, kita harus siap untuk menghadapinya. Kualitas hidup seseorang juga akan terlihat bagaimana ia mengatasi masalah tersebut. Oleh karena itu, hadapi dan selesaikan segala persoalan yang menghadang. Rama dan Jean dengan keterbatasannya, mampu melakukan sesuatu yang berguna, bahkan berprestasi. Nah pertanyaannya, bila mereka mampu, bukankah kita juga, minimal, mampu melakukan hal yang sama? Bahkan mungkin lebih dari mereka. Ya, why not.
08.46 | 0 komentar | Read More

RAHASIA BESAR WALI ALLAH: 11 Ciri dan Tanda Bahwa Seseorang Itu ialah Wali Allah

Written By Situs Baginda Ery (New) on Kamis, 26 Juli 2012 | 08.24



11 Ciri/Tanda Bahwa Seseorang Itu ialah Wali Allah,Berikut ciri dan tandanya:

1. Jika melihat mereka, akan mengingatkan kita kepada Allah swt.

Dari Amru Ibnul Jammuh, katanya:

"Ia pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: "Allah berfirman: "Sesungguhnya hamba-hambaKu, wali-waliKu adalah orang-orang yang Aku sayangi. Mereka selalu mengingatiKu dan Akupun mengingai mereka."

Dari Said ra, ia berkata:

"Ketika Rasulullah saw ditanya: "Siapa wali-wali Allah?" Maka beliau bersabda: "Wali-wali Allah adalah orang-orang yang jika dilihat dapat mengingatkan kita kepada Allah."

2. Jika mereka tiada, tidak pernah orang mencarinya.

Dari Abdullah Ibnu Umar Ibnu Khattab, katanya:

10 Hadis riwayat Abu Daud dalam Sunannya dan Abu Nu'aim dalam Hilya jilid I hal. 6

Hadis riwayat Ibnu Abi Dunya di dalam kitab Auliya' dan Abu Nu'aim di dalam Al Hilya Jilid I hal 6).

"Pada suatu kali Umar mendatangi tempat Mu'adz ibnu Jabal ra, kebetulan ia sedang menangis, maka Umar berkata: "Apa yang menyebabkan engkau menangis, wahai Mu'adz?" Kata Mu'adz: "Aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: "Orang-orang yang paling dicintai Allah adalah mereka yang bertakwa yang suka menyembunyikan diri, jika mereka tidak ada, maka tidak ada yang mencarinya, dan jika mereka hadir, maka mereka tidak dikenal. Mereka adalah para imam petunjuk dan para pelita ilmu."

3. Mereka bertakwa kepada Allah.

Allah swt berfirman:

"Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhuwatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati Mereka itu adalah orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa.. Dan bagi mereka diberi berita gembira di dalam kehidupan dunia dan akhirat"13

Abul Hasan As Sadzili pernah berkata: "Tanda-tanda kewalian seseorang adalah redha dengan qadha, sabar dengan cubaan, bertawakkal dan kembali kepada Allah ketika ditimpa bencana."

4. Mereka saling menyayangi dengan sesamanya.

Dari Umar Ibnul Khattab ra berkata:

Hadis riwayat Nasa'i, Al Bazzar dan Abu Nu'aim di dalam Al Hilyah jilid I hal. 6

Surah Yunus: 62 - 64

Hadisriwayat.Al Mafakhiril ‘Aliyah hal 104

"Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya sebahagian hamba Allah ada orang-orang yang tidak tergolong dalam golongan para nabi dan para syahid, tetapi kedua golongan ini ingin mendapatkan kedudukan seperti kedudukan mereka di sisi Allah." Tanya seorang: "Wahai Rasulullah, siapakah mereka dan apa amal-amal mereka?" Sabda beliau: "Mereka adalah orang-orang yang saling kasih sayang dengan sesamanya, meskipun tidak ada hubungan darah maupun harta di antara mereka. Demi Allah, wajah mereka memancarkan cahaya, mereka berada di atas mimbar-mimbar dari cahaya, mereka tidak akan takut dan susah." Kemudian Rasulullah saw membacakan firman Allah yang artinya: "Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati."

5. Mereka selalu sabar, wara' dan berbudi pekerti yang baik.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra bahwa"Rasulullah saw bersabda:

Hadis riwayat Abu Nu'aim dalam kitab Al Hilya jilid I, hal 5

"Ada tiga sifat yang jika dimiliki oleh seorang, maka ia akan menjadi wali Allah, iaitu: pandai mengendalikan perasaannya di saat marah, wara' dan berbudi luhur kepada orang lain."
Rasulullah saw bersabda: "Wahai Abu Hurairah, berjalanlah engkau seperti segolongan orang yang tidak takut ketika manusia ketakutan di hari kiamat. Mereka tidak takut siksa api neraka ketika manusia takut. Mereka menempuh perjalanan yang berat sampai mereka menempati tingkatan para nabi. Mereka suka berlapar, berpakaian sederhana dan haus, meskipun mereka mampu. Mereka lakukan semua itu demi untuk mendapatkan redha Allah. Mereka tinggalkan rezeki yang halal kerana akan amanahnya. Mereka bersahabat dengan dunia hanya dengan badan mereka, tetapi mereka tidak tertipu oleh dunia. Ibadah mereka menjadikan para malaikat dan para nabi sangat kagum. Sungguh amat beruntung mereka, alangkah senangnya jika aku dapat bertemu dengan mereka." Kemudian Rasulullah saw menangis kerana rindu kepada mereka. Dan beliau bersabda: "Jika Allah hendak menyiksa penduduk bumi, kemudian Dia melihat mereka, maka Allah akan menjauhkan siksaNya. Wahai Abu Hurairah, hendaknya engkau menempuh jalan mereka, sebab siapapun yang menyimpang dari penjalanan mereka, maka ia akan mendapati siksa yang berat."

6. Mereka selalu terhindar ketika ada bencana.

Dari Ibnu Umar ra, katanya:

"Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya Allah mempunyai hamba-hamba yang diberi makan dengan rahmatNya dan diberi hidup dalam afiyahNya, jika Allah mematikan mereka, maka mereka akan dimasukkan ke dalam syurgaNya. Segala bencana yang tiba akan lenyap secepatnya di hadapan mereka, seperti lewatnya malam hari di hadapan mereka, dan mereka tidak terkena sedikitpun oleh bencana yang datang."

Rujukan:-

Hadis riwayat Ibnu Abi Dunya di dalam kitab Al Auliya'

Hadis riwayat Abu Hu'aim dalam kitab Al Hilya

Hadis riwayat Abu Nu'aim dalam kitab Al Hilya jilid I hal 6

7. Hati mereka selalu terkait kepada Allah.

Imam Ali Bin Abi Thalib berkata kepada Kumail An Nakha'i: "Bumi ini tidak akan kosong dari hamba-hamba Allah yang menegakkan agama Allah dengan penuh keberanian dan keikhlasan, sehingga agama Allah tidak akan punah dari peredarannya.. Akan tetapi, berapakah jumlah mereka dan dimanakah mereka berada? Kiranya hanya Allah yang mengetahui tentang mereka. Demi Allah, jumlah mereka tidak banyak, tetapi nilai mereka di sisi Allah sangat mulia. Dengan mereka, Allah menjaga agamaNya dan syariatNya, sampai dapat diterima oleh orang-orang seperti mereka. Mereka menyebarkan ilmu dan ruh keyakinan. Mereka tidak suka kemewahan, mereka senang dengan kesederhanaan. Meskipun tubuh mereka berada di dunia, tetapi rohaninya membumbung ke alam malakut. Mereka adalah khalifah-khalifah Allah di muka bumi dan para da'i kepada agamaNya yang lurus. Sungguh, betapa rindunya aku kepada mereka."

8. Mereka senang bermunajat di akhir malam.

Imam Ghazali menyebutkan: "Allah pernah memberi ilham kepada para siddiq: "Sesungguhnya ada hamba-hambaKu yang mencintaiKu dan selalu merindukan Aku dan Akupun demikian. Mereka suka mengingatiKu dan memandangKu dan Akupun demikian. Jika engkau menempuh jalan mereka, maka Aku mencintaimu. Sebaliknya, jika engkau berpaling dari jalan mereka, maka Aku murka kepadamu. " Tanya seorang siddiq: "Ya Allah, apa tanda-tanda mereka?" Firman Allah: "Di siang hari mereka selalu menaungi diri mereka, seperti seorang pengembala yang menaungi kambingnya dengan penuh kasih sayang, mereka merindukan terbenamnya matahari, seperti burung merindukan sarangnya. Jika malam hari telah tiba tempat tidur telah diisi oleh orang-orang yang tidur dan setiap kekasih telah bercinta dengan kekasihnya, maka mereka berdiri tegak dalam solatnya. Mereka merendahkan dahi-dahi mereka ketika bersujud, mereka bermunajat, menjerit, menangis, mengadu dan memohon kepadaKu. Mereka berdiri, duduk, ruku', sujud untukKu. Mereka rindu dengan kasih sayangKu. Mereka Aku beri tiga kurniaan: Pertama, mereka Aku beri cahayaKu di dalam hati mereka, sehingga mereka dapat menyampaikan ajaranKu kepada manusia. Kedua, andaikata langit dan bumi dan seluruh isinya ditimbang dengan mereka, maka mereka lebih unggul dari keduanya. Ketiga, Aku hadapkan wajahKu kepada mereka. Kiranya engkau akan tahu, apa yang akan Aku berikan kepada mereka?"

Rujukan:-

Nahjul Balaghah hal 595 dan Al Hilya jilid 1 hal.. 80

Ihya' Ulumuddin jilid IV hal 324 dan Jilid I hal 358


9. Mereka suka menangis dan mengingat Allah.

‘Iyadz ibnu Ghanam menuturkan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: "Malaikat memberitahu kepadaku: "Sebaik-baik umatku berada di tingkatan-tingkatan tinggi. Mereka suka tertawa secara terang, jika mendapat nikmat dan rahmat dari Allah, tetapi mereka suka menangis secara rahsia, kerana mereka takut mendapat siksa dari Allah. Mereka suka mengingat Tuhannya di waktu pagi dan petang di rumah-rumah Tuhannya. Mereka suka berdoa dengan penuh harapan dan ketakutan. Mereka suka memohon dengan tangan mereka ke atas dan ke bawah. Hati mereka selalu merindukan Allah. Mereka suka memberi perhatian kepada manusia, meskipun mereka tidak dipedulikan orang. Mereka berjalan di muka bumi dengan rendah hati, tidak congkak, tidak bersikap bodoh dan selalu berjalan dengan tenang. Mereka suka berpakaian sederhana. Mereka suka mengikuti nasihat dan petunjuk Al Qur'an. Mereka suka membaca Al Qur'an dan suka berkorban. Allah suka memandangi mereka dengan kasih sayangNya. Mereka suka membahagikan nikmat Allah kepada sesama mereka dan suka memikirkan negeri-negeri yang lain. Jasad mereka di bumi, tapi pandangan mereka ke atas. Kaki mereka di tanah, tetapi hati mereka di langit. Jiwa mereka di bumi, tetapi hati mereka di Arsy. Roh mereka di dunia, tetapi akal mereka di akhirat. Mereka hanya memikirkan kesenangan akhirat. Dunia dinilai sebagai kubur bagi mereka. Kubur mereka di dunia, tetapi kedudukan mereka di sisi Allah sangat tinggi. Kemudian beliau menyebutkan firman Allah yang artinya: "Kedudukan yang setinggi itu adalah untuk orang-orang yang takut kepada hadiratKu dan yang takut kepada ancamanKu."

10. Jika mereka berkeinginan, maka Allah memenuhinya.

Dari Anas ibnu Malik ra berkata: "Rasul saw bersabda: "Berapa banyak manusia lemah dan dekil yang selalu dihina orang, tetapi jika ia berkeinginan, maka Allah memenuhinya, dan Al Barra' ibnu Malik, salah seorang di antara mereka."

Ketika Barra' memerangi kaum musyrikin, para sahabat: berkata: "Wahai Barra', sesungguhnya Rasulullah saw pernah bersabda: "Andaikata Barra' berdoa, pasti akan terkabul. Oleh kerana itu, berdoalah untuk kami." Maka Barra' berdoa, sehingga kami diberi kemenangan.

Di medan peperangan Sus, Barra' berdo'a: "Ya Allah, aku mohon, berilah kemenangan kaum Muslimin dan temukanlah aku dengan NabiMu." Maka kaum Muslimin diberi kemenangan dan Barra' gugur sebagai syahid.

Rujukan:-

Hadis riwayat Abu Nu'aim dalam Hilya jilid I, hal 16

11. Keyakinan mereka dapat menggoncangkan gunung.

Abdullah ibnu Mas'ud pernah menuturkan:

"Pada suatu waktu ia pernah membaca firman Allah: "Afahasibtum annamaa khalaqnakum ‘abathan", pada telinga seorang yang pengsan. Maka dengan izin Allah, orang itu segera sedar, sehingga Rasuulllah saw bertanya kepadanya: "Apa yang engkau baca di telinga orang itu?" Kata Abdullah: "Aku tadi membaca firman Allah: "Afahasibtum annamaa khalaqnakum ‘abathan" sampai akhir surah." Maka Rasul saw bersabda: "Andaikata seseorang yakin kemujarabannya dan ia membacakannya kepada suatu gunung, pasti gunung itu akan hancur."

- Hadis riwayat Abu Nu'aim dalam Al Hilya jilid I hal 7
sumber gambar oleh:eryevolutions
08.24 | 0 komentar | Read More

(Catatan dari Udara) 1000 Inspirasi

Written By Situs Baginda Ery (New) on Rabu, 25 Juli 2012 | 15.51

Pesawat baru saja lepas landas dari Bandara Polonia Medan. Sekilas ku intip ke luar lewat jendela kecil pesawat. Udara cerah. Ini kesempatan untuk tidur dalam perjalanan dua jam terbang menuju Jakarta. Lelah semalaman mungkin bisa terbayar dengan tidur pikirku.

Sampai awak pesawat memberitahu posisi terbang aman kucoba pejamkan mata. Tapi tak ada tanda-tanda kalau aku bisa bermimpi. Kepalaku justru memunculkan satu pertanyaan “apa yang bisa aku lakukan kini untuk sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak bedasarkan kemampuan yang aku miliki dan juga teman-temanku lainnya. Tentu saja jika ada teman-teman yang bersedia.”

Di depan bangku dudukku ada seorang perempuan chaines cantik. Kucoba alihkan pikiran dengan memperhatikan gerak-geriknya.

Kuperhatikan raut wajahnya. Hmmm manis dan cantik. Bibirnya mengingatkanku pada seseorang..halaghh

Lalu kulihat lengannya yang putih. Ada jam warna putih dan gelang kecil warna merah. Sangat Indonesia pikirku. Adakah ia secara simbolik ingin menegaskan kalau ia warga Indonesia? Kucoba arahkan telinga untuk memastikan kalau dia memang warga Indonesia. Benar, dia bicara dengan bahasa Indonesia dengan anaknya yang masih kecil.

Disampingku duduk anak usia sekolahan. Sepertinya dia terbang sendiri. Lalu iseng kutanya mau kemana dan dengan siapa. Jawabannya membenarkan dugaanku. Sejak itu kami terlibat dialog yang ramah.

Aku sengaja banyak bertanya dan semua jawabannya terkait pertanyaanku seputar dunia anak-anak menguatkan rencanaku untuk melakukan sesuatu yang mungkin, menarik, dan berguna dan tentu saja bisa untuk dilakukan secara sendiri apalagi secara bersama-sama.

Sesekali sebuah pertanyaan menggoda datang juga. “Kamu ini memang penuh rencana tapi ujungnya gagal lagi dan gagal lagi.” Tapi hatiku pada saat yang sama juga berucap “masih mending punya seribu rencana walau gagal ketimbang tidak ada rencana sama sekali. Kegagalan adalah kemenangan yang tertunda. Aku tidak takut berapa kali kamu gagal. Aku hanya takut jika kamu sudah tidak mau membangun rencana. Rencana adalah peta jalan yang semakin banyak gagal maka semakin besar peluang untuk belajar sukses.”

Halaghh..hatiku memang pinter menghibur dan bersama dengan saraf berpikir mereka terus saja menghadirkan imaji-imaji yang membuatku semangat lagi dan semangat untuk melakukan sesuatu lagi dan lagi.

Dan kali ini aku terinspirasi dari dialog anak asal Palembang yang kini menetap di Pangkalan Susu, Medan.

Kali ini aku terpikir tentang penulisan seribu kisah inspiratif dari anak-anak. Ada banyak kisah sukses yang bisa dan potensial untuk diangkat dan apabila ia dibaca tidak hanya bisa memberi inspirasi bagi banyak orang tapi sekaligus memotivasi anak-anak yang kisahnya diangkat dalam buku. Hasil penjualan buku itu sendiri bisa diberikan kepada anak-anak yang kisahnya ditulis dan juga bisa menjadi modal bagi penulisan buku berikutnya yang ditulis langsung oleh anak-anak setelah dilatih cara menulis.

Memangnya anak-anak pinggiran memiliki kisah sukses dan inspiratif? Bukankah sepenuhnya kisah sedih?

Jika dipakai kacamata problem solving memang benar. Anak-anak pinggiran adalah problem sosial. Namun, jika dipakai kacamata appreciative inquery maka ada banyak kisah inspiratif yang bisa diangkat.

Apalagi jika difinisi sukses mau sedikit diperlebar. Sukses tidak selalu jadi orang hebat (pejabat, pengusaha, artis, dan kelas elit lainnya). Sukses juga berarti mereka yang mampu bertahan hidup ketika orang lain tidak mampu hidup dengan keadaan yang ada. Sukses adalah juga kemampuan untuk menjadi diri yang penuh senyum kala orang lain tidak mampu melakukannya. Sukses adalah juga kemampuan membahagiakan orang lain kala orang lain tidak mau melakukannya. sukses adalah juga kemampuan untuk tetap menghidupkan hati untuk taat kepadanya kala orang lain berpaling dari-Nya. Sukses juga mereka yang masih memiliki cita-cita walau berkali-kali jatuh bangun karena deraan keadaan.

Sungguh kisah-kisah sukses itu ada di segenap komunitas termasuk dikomunitas mereka yang terpinggirkan secara ekonomi kaum elitis.
Akankah kisah-kisah sukses itu akan menginspirasi jika ditulis? Ya, dan bisa.

Pertama, pendekatan problem solving yang dimulai dengan pengenalan masalah ternyata pada pendekatannya terbuka untuk menimbulkan rentetan masalah baru. Karena itu, pendekatan AI sudah menjadi pendekatan yang tidak hanya digunakan untuk penguatan kelembagaan melainkan juga dipakai untuk mengatasi problem bangsa.

Kedua, tulisan-tulisan inspiratif lebih besar peranannya dalam membangkitkan spirit banyak orang, menumbuhkan ikatan lebih akrab serta mendorong kepedulian ketimbang kerja-kerja berbasis gugatan, dan kutukan.

Dengan dua alasan itu saja maka rencana penulisan seribu kisah inspiratif dari dunia kaum pinggiran mungkin untuk dilakukan.

Duuhh..pesawat sudah mau mendarat di Jakarta padahal saya masih ingin memikirkan langkah-langkah atau tahapan kerja untuk mewujudkan rencana ini. Nanti sajalah saya pikirkan dalam penerbangan ke Jogya.

26 Mei 2010

15.51 | 0 komentar | Read More

Jejak Langkah Sang Konseptor yg Meraih Kesuksesan Tak Disangka

Di tangannya, jaringan Alfamart menggurita dengan ribuan
gerai. Jejak gemilangnya juga terekam di Indomaret. Jangan
heran, ia kerap disebut sebagai sosok di balik sukses kedua
minimarket itu. Apa jurus ampuhnya?

Menyebut nama Chief Operating Officer PT Sumber Alfaria
Trijaya (SAT), Pudjianto, orang pun — terutama kalangan
eksekutif dan pentolan bisnis ritel nasional — akan
mengacungkan jempol padanya. Maklum, kelahiran Gombong, Jawa
Tengah, 4 Mei 1954, ini dikenal sebagai sosok di balik
keberhasilan Indomaret dan Alfamart. Berkat konsep yang
dibesutnya, kedua minimarket ini terus menggelinding ke
berbagai pelosok kota.

Setelah sukses membesarkan Indomaret, di tangannya, Alfamart
juga terus mengepakkan sayapnya. Saat dipinang Djoko Susanto,
pemilik Alfamart, pada 2001, gerai Alfamart baru 34. Pada
akhir 2001, jumlah gerai menjadi 145. Setahun kemudian, jumlah
gerai membengkak menjadi 350. Sampai akhir tahun lalu, jumlah
gerai sudah mencapai 2.266. Dan, saat ini gerai Alfamart
mencapai 2.600 dengan 26 ribu karyawan. Sampai akhir tahun
ini, gerai Alfamart ditargetkan mencapai 2.750. Tak hanya dari
sisi kuantitas, dari sisi ekuitas merek, Alfamart juga
tercatat sebagai minimarket nomor satu menurut data AC
Nielsen.

Strategi dan jurus apakah yang dilakukan Pudjianto? Diakuinya,
dibutuhkan waktu hingga satu tahun untuk mendesain konsep
Alfamart. “Perusahaan mengharapkan saya bisa membawa Alfamart
menjadi nomor satu dari jumlah unit dan keuntungan,” katanya.
Untuk memperbanyak gerai, menurutnya, ada beberapa
pertimbangan. Dalam hal potensi lokasi, misalnya, persyaratan
yang paling simpel: harus dihuni sekitar 2.000 kepala
keluarga, lalu-lintasnya harus dilalui angkutan umum, aman,
dan dilewati jaringan komunikasi. “Kalau dari hitungan bisnis
menguntungkan, kami berani buka outlet,” katanya.

Menurut Pudji, dalam mengelola minimarket, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan, antara lain lokasi, segmentasi,
pemilihan produk, pricing, promosi, komunikasi dan inovasi.
Untuk inovasi, Alfamart memang selangkah lebih maju. Lewat
member card, mengadakan program ronda sore dengan membagikan
berbagai hadiah (seperti format Tok Tok Wow). Alfamart juga
menggelar program Product of the Month (tiga produk tertentu
yang dijadikan maskot setiap bulan). “Inovasi pasti diikuti
orang lain, tapi yang penting apakah inovasi tadi sejalan
dengan bisnis kita,” ujarnya.

Untuk itu, Pudji berencana mengoptimalkan kartu keanggotaan
Alfamart dengan kemudahan pembayaran di setiap gerai berlogo
Visa Bank Permata. Keanggotaan kartu Alfamart saat ini, kata
dia, telah mencapai 1,2 juta orang dengan 26 juta transaksi
per bulan di seluruh Indonesia. Ia juga tengah menggodok
layanan baru, yakni transfer uang yang dapat dilakukan di
Alfamart. “Jadi, WNI yang ada di Hong Kong dan negara lain
bisa mengirim uang dan si penerima cukup datang ke Alfamart
untuk mengambil uang. Mereka tidak perlu ke bank.”

Saat ini, ia tengah gencar mengembangkan operator mandiri.
Dengan pola ini, SAT akan menggandeng calon investor yang
berminat membuka gerai Alfamart. Syaratnya, calon investor
menyiapkan lahan, sedangkan kegiatan men-set up toko dan
memenuhi perlengkapan dilakukan SAT. Bila lahan disetujui,
paling tidak SAT akan menginvestasikan dana Rp 300-450 juta
guna menyiapkan gerai. Pola kerja samanya, pemilik lahan hanya
menyiapkan 6 orang untuk mengoperasikan minimarket tersebut.
“Ini cara kami membantu yang lemah,” kata Pudji. Saat ini,
menurutnya, dari total gerai yang ada, sekitar 20%
dikembangkan dengan pola operator mandiri. Pola ini
dikembangkan dengan menggandeng mitra lain seperti Induk
Koperasi Angkatan Darat, Koperasi Pondok Pesantren dan Pusat
Koperasi Polri. (Sumber : swa.co.id)

15.44 | 0 komentar | Read More

Lebih Detail Melihat Peluang – Cerita Sukses Ibu Nana

Peluang pasar untuk usaha kita masih sangat terbuka luas. Tidak hanya pasar di dalam negeri, pasar di luar negeri pun bisa membuka peluang. Begitu banyak peluang yang bisa kita garap untuk mewujudkan mimpi wira usaha yang sudah lama kita pikirkan.

Seperti yang dialami oleh produsen alas laptop, lap topper. Bisnis lap topper menuai sukses sejak 2008. Karena kualitas dan kerja kerasnya, produk ini sudah akrab dengan pasar di Australia dan Mesir.Menurut Juananda Sutan Assin, biasa dipanggil Ibu Nana, peluang bisnis dalam negeri masih sangat terbuka. Pengusaha hanya perlu hal yang berbeda untuk ditawarkan kepada pasar.Suksesnya usaha yang dirintis Ibu Nana tidak lepas dari beberapa upaya yang ia terapkan. Ia yakin ada beberapa hal yang bisa membuat produk atau barang baru bisa diterima di pasar dengan baik.Ibu Nana bepikir bisnisnya tidak akan bisa berjalan jika Ia tidak berani mengambil resiko. Kita sudah bisa menempatkan bahwa ersiko adalah hal penting yang kita pertimbangkan dalam memulai bisnis. Ibu tiga orang anak ini kemudian memberanikan diri mengambil resiko untuk memulai bisnisnya.Ia membawa sekitar lima puluh item lap topper dalam sebuah pameran di Singapura. Harapannya saat itu sederhana, ia berharap pasar suka dengan produknya. Hasilnya ? respon pasar terhadap produknya tidak terduga, semua produk yang ia bawa berhasil terjual. Apa yang membuat produknya laku ? Ternyata produknya punya orisinalitas dan beda.

Waktu terus bergulir, Ibu Nana merasa ada yang harus lebih diperhatikan untuk produknya itu. Hal lain yang pentng adalah intensitas waktu. Bayangkan saja, meski produknya sudah diterima pasar tapi Ibu Nana butuh satu tahun untuk memperkenalkan produknya hingga akhirnya permintaan lap Topper kian bertambah. Semakin hari kapasitas produksinya bisa mencapai 2000 item. Ibu Nana yakin kalo bisnis bakalan berhasil kalo kita bisa konsisten dengan waktu dan cara kita menentukan keberhasilan bisnis.

Oh ya, kadang-kadang kan kita gak sabar saat menjalankan bisnis, atau tergoda untuk melakukan bisnis yang lain sementara bisnis atau usaha sebelumnya belum ditangani dengan serius. Rumusan ini tidak berlaku buat Ibu Nana. Dalam menjalankan bisnis atau usahanya, Ibu Nana selalu fokus dan memberikan komitmen dengan bisnis yang sedang dibangun. Ia melibatkan dirinya langsung dalam operasional usahanya dan ini sangat penting sehingga bisa mengontrol segala sesuatunya dalam proses pengembangan awal bisnis.Salah satu kegiatan yang sangat efektif dalam mempromosikan produknya, Ibu Nana aktif mengikuti berbagai ajang promosi, Ia rajin ikutan dalam pameran atau bentuk kerja sama lainnya. Walhasil,produknya berhasil menjaring pasar . Kita perlu mengambil resiko – termasuk resiko untuk melakukan promosi.

Selain strategi promosi, konsistensi mengembangkan usaha dan komitmen dengan waktu dan layanan hal lain yang tidak kalah penting yang dilakukan Ibu Nana adalah membangun kepercayaan dengan pelanggan.Kepercayaan pelanggan produk atau jasa kita akan muncul dari cara kita membangun relasi usaha. Dimana Ibu Nana bisa menemukan kepercayaan pelanggan ? Pertama dari kepuasan pelanggan atas produknya, juga pelayanan yang diberikan kepada pelanggan.Ibu Nana dan semua yang menjalankan usahanya sangat berkomitmen dengan pengiriman tepat waktu, dan sebagai pemilik usaha, Ibu Nana tidak bosen-bosennya menerima keluhan dan permintaan pelanggan kapan pun. Sikap seperti inilah yang penting untuk menumbuhkan kepercayaan pelanggan.

Dasar dari semuana adalah komunikasi yang baik. Ibu Nana dan kita tentu yakin dengan berkomunikasi yang terbangun merupakan pondasi yang kuat untuk membangun kepercayaan dengan pelanggan dan bahkan relasi bisnis kita.Kisah Ibu Nana dengan produk lap Topper nya banyak memberi kita inspirasi. Dari soal keyakinan menjalankan bisnis, keyakinan untuk sukses dan konsistensi menjalankan bisnisnya. Kita tentu bisa melakukan apa yang yang dilakukan Ibu Nana dan usahanya. Kenapa tidak, kata orang bijak, sukses dan gagal kita yang membuatnya sendiri. Dan, kita pasti ingin sukses bukan ?

15.41 | 0 komentar | Read More

Bukan Meninggikan/Merendahkan,Inilah Kisah Sukses Al Jazeera Network (Inspirasi Untuk Metro TV dan TV One)

12973910421660881079

Al jazeera network (dok al jazeera english)

Anda mungkin tercengang bila mendengar misil Amerika menghantam kantor stasiun TV. Terheran-heran Amerika menjebloskan jurnalis ke penjara Guantanamo dengan tuduhan terorisme. Tak habis pikir Presiden George Bush dan Jendral Collin Powell meminta Emir Qatar agar menutup atau menjual Al Jazeera Network. Tapi itulah kisah nyata. Bisa jadi karena tidak berkenan dengan gaya liputan berita blak-blakan ala Al Jazeera untuk memberi hak jawab kepada semua pihak yang bertikai. Sebuah spirit keterbukaan informasi yang mengancam dominasi Barat untuk terus mencekoki dunia dengan pemberitaan yang sesuai dengan kepentingan nasional mereka.

Atau, Amerika (baca: Barat) hanya melaksanakan keinginan kliennya yaitu para diktator di Timur Tengah yang merasa terancam ketika rakyat melek apa yang sebetulnya dilakukan oleh Raja dan Presiden mereka.

al jazeera logo (dok aljazeera.svg)

al jazeera network logo (dok aljazeera.svg)

Penulis tidak akan bahas detail profile al Jazerra Network yang dapat ditemui di banyak sumber. Namun lebih kepada sisi-sisi menarik perjuangan panjang sebuah media massa dari negeri kecil di jasirah Arab yaitu Qatar. Sebuah rangkaian perjuangan yang layak untuk diteladani oleh media-media serupa di negara berkembangan, misalnya Indonesia. Agar tidak terlena dengan penjajahan informasi dengan segala dampak negatifnya yang merugikan negara-negara kecil dan berkemembang.

Kenapa Al Jazeera? Apa yang menarik?

1) Siapa menyangka dunia Arab yang dikenal tertutup mampu memukau dunia dengan kehadiran jaringan TV kelas dunia yang menjadi santapan wajib petinggi Gedung Putih sejajar dengan CNN dan Foxnews?

2) Siapa menyangka keluarga emir Qatar bertekad menggedor publik Arab dengan keterbukaan media massa yang bertentangan dengan media milik pemerintah yang penuh kebohongan?

3) Siapa menyangka bahwa negeri kecil Qatar serupa Singapura menjadi pusat inspirasi gerakan demokrasi, revolusi rakyat, dan keterbukaan informasi yang justru membuat negara-negara Barat dan Arab panik?

4) Saking paniknya - Barat dan diktator Arab - Al Jazeera pun mencatat buku hariannya yang ditulis oleh banyak media massa di dunia dengan kisah pembunuhan jurnalis, penganiayaan, pelarangan liputan, dan pengusiran oleh pejabat Arab dan Barat.

>

presenter al jazeera (doc graziadaily.co.uk)

presenter al jazeera (doc graziadaily.co.uk)

Awal perjuangan

Al jazeera bermula tahun 1996 dengan merekrut sebagian crew dari BBC milik Saudi yang bermarkas di Doha Qatar yang ditutup karena crew BBC menolak sensor dari Kerajaan Saudi. Dunia Barat menyambut Al Jazeera sebagai corong keterbukaan informasi di dunia Arab untuk menyuarakan pendapat rakyat secara demokratis. Perlu diketahui bahwa media milik pemerintah di negara Arab serupa dengan TVRI dan koran Suara Karya pada jaman Orde Baru Indonesia. Tapi bulan madu dengan Barat tidak berlangsung lama.

Ciri khas Al Jazeera adalah gesit dalam pemberitaan dari suara langsung dari rakyat, mengangkat topik yang tidak dijamah oleh kebanyakan media, memiki crew militan yang berani mati demi memperoleh informasi dari tangan pertama.

Al Jazeera menuai kecaman dan permusuhan dari elite Barat dan Penguasa Arab ketika pasca tragedi 9/11 menayangkan video Ossama Bin Laden. Amerika marah karena menilai sebagai propaganda pro terorisme. Al Jazeera beralasan bahwa tugas jurnalis untuk beri kesempatan bicara kepada semua pihak yang bertikai.

Sejak itu musuh musuh Al Jazeera berusaha mengaitkannya dengan kelompok Al Qaeda di Afghanisan, Ikhwanul Muslimin di Mesir, Hammas di Palestina, dan Hisbullah di Syiria/Libanon. Namun tidak pernah terbukti. Malah tudingan ngawur tsb menarik simpati kalangan intelektual independen dunia untuk menjadi konstributor berita, esei, dan analisis. Sehingga Al Jazeera kian bergengsi di mata dunia sebagai media alternatif.

Belakangan terbukti banyak analis independen Barat mengendus kemarahan Barat tidak lain karena runtuhnya dominasi media massa Barat di Timur Tengah menyusul rontoknya ekonomi mereka disalip oleh China.

Tadinya baru menempatkan kantor cabang di Kuala Lumpur, London, Washington. Kini tersiar kabar Al Jazeera melebarkan sayap ke Bosnia, Pakistan, Turki, India, China, dan Rusia. Malahan ancang ancang untuk menerbitkan koran Al Jazeera berskala internasional. Hambatan dan rintangan menghadang dari banyak pihak yang tidak suka dengan keberadaan Al Jazeera yang lain daripada yang lain di tengah padang pasir. Namum kegigihan pemilik dan crew mampu membukukan prestasi gemilang dan mencengangkan.

Al jazeera menjelma menjadi media paling digemari di jasirah Arab. Kini Al Jazeera mengklain tak kurang dari 50 juta pemirsa setia saben hari. Bahkan 100 juta pemirsa di seluruh dunia. Sebuah penilitian menemukan rakyat Arab 80% penyuka Al Jazeera versus 20% penyuka media milik pemerintah. Sejak Maret 2006 Al Jazeera Network menjelma mejadi media dunia, kini terdiri atas beberapa flagship: Al Jazeera Arabic channel, Al Jazeera English, Al Jazeera Documentary, Al Jazeera Sport, Al Jazeera.net (the English and Arabic web sites), the Al Jazeera Media Training and Development Center, the Al Jazeera Center for Studies, Al Jazeera Mubasher (Live), and Al Jazeera Mobile.

Bahkan ketika terganjal masalah bahasa Inggris untuk versi dunia maka September 2007 Al Jazeera menyewa Phil Lawrie, mantan Vice President CNN untuk Distribusi Komersial, tujuannya adalah “to spearhead the effort as Director of Global Distribution,” kata PR Al Jazeera diplomatis.

presenter al jazeera (doc thisisbeirut.wordpress.com)

presenter al jazeera (doc thisisbeirut.wordpress.com)

Daftar Presenter dan jurnalis Al Jazeera meliputi berbagai bangsa a.l.: Khadija Benguenna, Nima Abu-Wardeh, Laila Al Shaikhli, , Jasim Al-Azzawi, Tayseer Allouni, Tareq Ayyoub, Jihad Ballout, Stephen Cole, Jane Dutton, Ghida Fakhry, David Foster (journalist), Yosri Fouda, David Frost, Steve Gaisford, Imran Garda, Steff Gaulter, Shiulie Ghosh, Richard Gizbert, Jamal Rayyan, Darren Jordon, Rizwan Khan, Hamish MacDonald, Teymoor Nabili, Maryam Nemazee, Rageh Omaar, Shahnaz Pakravan, Amanda Palmer (journalist), Verónica Pedrosa, Faisal al-Qassem, Sohail Rahman, Robert Reynolds (journalist), Josh Rushing, Kamahl Santamaria, Mark Seddon, Barbara Serra, Lauren Taylor, Sami Zeidan, Ahmed Mansour.

Belum termasuk para kontributor, guest speaker, blogger yang berdatangan dari penjuru dunia.

Berikut ini beberapa halangan dan rintangan yang menghadang dari para penguasa yang bernapsu untuk menghancurkan Al Jazeera:

>

- Desember 2001: Cameraman Al Jazeera Sami Al Hajj ditahan hingga May 2008 tanpa tuduhan yang JELAS di Guantánamo Bay, disertai penganiayaan fisik dan secara seksual . Pejabat Amerika mengatakan karena alasan keamanan. Sami Al Hajj dipaksa mengaku sebagai anggota Al-Qaeda.

- 13 November 2001: Serangan rudal AS menghancurkan kantor Al Jazeera di Kabul.

- 03 Oktober 2001 : Menlu Amerika Jendral Colin Powell membujuk Emir Qatar untuk menutup Al Jazeera.

- 24 Maret 2003: dua wartawan Al Jazeera yang meliput New York Stock Exchange (NYSE) dilarang beroperasi di lantai perdagangan bursa.

- 8 April 2003: Kantor Jazeera di Baghdad dihantam rudal AS, menewaskan reporter Tareq Ayyoub dan melukai lainnya.

- 4 Juli 2004 : Pemerintah Aljazair membekukan kegiatan koresponden Al Jazeera.

- 30 Januari 2005: New York Times melaporkan bahwa pemerintah Qatar di bawah tekanan rezim George W Bush untuk untuk menjual stasiun TV Al jazeera.

- 22 November 2005: Tabloid The Daily Mirror menerbitkan cerita memperoleh memo bocor dari 10 Downing Street (kantor PM Inggris) bahwa mantan Presiden George W. Bush mempertimbangkan pengeboman markas Al Jazeera di Doha pada bulan April 2004, ketika Marinir AS yang melakukan serangan diperdebatkan di Fallujah.

-15 Juli 2009: Otoritas Nasional Palestina menutup kantor Al Jazeera di Tepi Barat.

- FIFA 2010: Al Jazeera gagal tayang meliput Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, dilaporkan ada gangguan saluran dan ketika diperbaiki tetap tidak beres. The Guardian mewartakan bahwa gangguan tsb adalah ulah dari pemerintah Jordania.

- 30 Januari 2011: Pemerintah Mesir memerintahkan saluran TV untuk menutup kantornya, disusul sehari kemudian di mana Pasukan Keamanan Mesir menangkap enam wartawan Al Jazeera selama beberapa jam dan menyita peralatan kamera mereka.

- Pemerintah Israel hanya menginjinkan crew Al Jazeera interview dengan 3 pejabat teras, yang lain dilarang bicara dengan Al Jazeera.

- Perusahaan telekomunikasi Amerika menolak menyediakan channel untuk Al Jazeera agar publik Amerika tidak dapat sekedar menengok siaran TV Al Jazeera.

Gaza Blogger for Al Jazeera (doc al jazeera english)

Gaza Blogger for Al Jazeera (doc al jazeera english)

Bagaimana dengan Indonesia?

Adalah sangat disayangkan bila modal besar konglomerat Indonesia hanya untuk mendirikan stasiun TV Berita dan portal berita tanpa mengubah kedudukan sebagai narasumber kelas dua di bawah CNN, BBC, ABC dll untuk liputan berita di wilayah nusantara dan sekitarnya. Apalagi untuk berbicara di level Asia Tenggara, Asia, dan dunia. Akankah terus menjadi etalase dagangan produk asing dalam bentuk budaya, pemikiran, dan kebijakan publik yang belum tentu sesuai dengan kepentingan bangsa Indonesia?

Mungkin para petinggi TV One dan Metro TV perlu mengubah orientasi. Yaitu mengutamakan pemberdayaan masyarakat dan pencerdasan bangsa. Serta menahan diri untuk tidak turut serta berebut jabatan RI-1 dan RI-2 dengan media massa miliknya sebagai corong propaganda politik. Jika tidak demikian maka publik selalu mencurigai fungsi kontrol sosial media tersebut karena dibayangi oleh agenda tersembunyi pemilik media untuk merebut kursi nan empuk di istana negara.

Atau…. jangan-jangan pemilik Metro TV dan TV One menjadikan media tsb untuk mengejar ambisi politik pribadi. Hemmm.

*

Salam tuljaenak

RAGILE, 11feb2011

>

>

Sumber:- Al Jazeera English, The Guardian UK, The Huffington Post USA, About.com USA

>

Postingan sebelumnya :

Kebohongan Pemimpin dan Media Massa Barat Soal Revolusi Mesir

*

Postingan kawan Della Anna :

Mercury Dan Musuh Kosmetika

15.35 | 0 komentar | Read More

Sebuah Renungan: Ingin Juara Satu di Otak Atau Juara Satu di Hati

Di kelasnya ada 50 orang murid, setiap kali ujian, anak perempuanku tetap mendapat ranking ke-23. Lambat laun membuat dia mendapatkan nama panggilan dengan nomor ini, dia juga menjadi murid kualitas menengah yang sesungguhnya. Sebagai orangtua, kami merasa nama panggilan ini kurang enak didengar, namun anak kami ternyata menerimanya dengan senang hati. Suamiku mengeluhkan ke padaku, setiap kali ada kegiatan di perusahaannya atau pertemuan alumni sekolahnya, setiap orang selalu memuji-muji "Superman cilik" di rumah masing-masing, sedangkan dia hanya bisa menjadi pendengar saja.

Anak keluarga orang, bukan saja memiliki nilai sekolah yang menonjol, juga memiliki banyak keahlian khusus. Sedangkan anak nomor 23 di keluarga kami tidak memiliki sesuatu pun untuk ditonjolkan. Dari itu, setiap kali suamiku menonton penampilan anak-anak berbakat luar biasa dalam acara televisi, timbul keirian dalam hatinya sampai matanya bersinar-sinar. Kemudian ketika dia membaca sebuah berita tentang seorang anak berusia 9 tahun yang masuk perguruan tinggi, dia bertanya dengan hati pilu kepada anak kami: Anakku, kenapa kamu tidak terlahir sebagai anak dengan kepandaian luar biasa? Anak kami menjawab: Itu karena ayah juga bukan seorang ayah dengan kepandaian luar biasa. Suamiku menjadi tidak bisa berkata apa-apa lagi, saya tanpa tertahankan tertawa sendiri.

Pada pertengahan musim gugur, semua sanak keluarga berkumpul bersama untuk merayakannya, sehingga memenuhi satu ruangan besar di restoran. Topik pembicaraan semua orang perlahan-lahan mulai beralih kepada anak masing-masing. Dalam kemeriahan suasana, anak-anak ditanyakan apakah cita-cita mereka di masa mendatang? Ada yang menjawab akan menjadi pemain piano, bintang film atau politikus, tiada seorang pun yang terlihat takut mengutarakannya di depan orang banyak, bahkan anak perempuan berusia 4½ tahun juga menyatakan kelak akan menjadi seorang pembawa acara di televisi, semua orang bertepuk tangan mendengarnya. Anak perempuan kami yang berusia 15 tahun terlihat sibuk sekali sedang membantu anak-anak kecil lainnya makan. Semua orang mendadak teringat kalau hanya dia yang belum mengutarakan cita-citanya kelak. Di bawah desakan orang banyak, akhirnya dia menjawab dengan sungguh-sungguh: Kelak ketika aku dewasa, cita-cita pertamaku adalah menjadi seorang guru TK, memandu anak-anak menyanyi, menari dan bermain-main. Demi menunjukkan kesopanan, semua orang tetap memberikan pujian, kemudian menanyakan akan cita-cita keduanya. Dia menjawab dengan besar hati: Saya ingin menjadi seorang ibu, mengenakan kain celemek bergambar Doraemon dan memasak di dapur, kemudian membacakan cerita untuk anak-anakku dan membawa mereka ke teras rumah untuk melihat bintang-bintang. Semua sanak keluarga tertegun dibuatnya, saling pandang tanpa tahu akan berkata apa lagi. Raut muka suamiku menjadi canggung sekali.
Kisah Renungan, Juara Satu di Otak Atau Juara Satu di Hati
Sepulangnya ke rumah, suamiku mengeluhkan ke padaku, apakah aku akan membiarkan anak perempuan kami kelak menjadi guru TK? Apakah kami tetap akan membiarkannya menjadi murid kualitas menengah? Sebetulnya, kami juga telah berusaha banyak. Demi meningkatkan nilai sekolahnya, kami pernah mencarikan guru les pribadi dan mendaftarkannya di tempat bimbingan belajar, juga membelikan berbagai materi belajar untuknya. Anak kami juga sangat penurut, dia tidak membaca komik lagi, tidak ikut kelas origami lagi, tidur bermalas-malasan di akhir minggu juga tidak dilakukan lagi. Bagai seekor burung kecil yang kelelahan, dia ikut les belajar sambung menyambung, buku pelajaran dan buku latihan dikerjakan tanpa henti. Namun biar bagaimana pun dia tetap seorang anak-anak, tubuhnya tidak bisa bertahan lagi dan terserang flu berat. Biar sedang diinfus dan terbaring di ranjang, dia tetap bersikeras mengerjakan tugas pelajaran, akhirnya dia terserang radang paru-paru. Setelah sembuh, wajahnya terlihat kurus banyak. Akan tetapi ternyata hasil ujian semesternya membuat kami tidak tahu mau tertawa atau menangis, tetap saja nomor 23.

Kemudian, kami juga mencoba untuk memberikan penambah gizi dan rangsangan hadiah, setelah berulang-ulang menjalaninya, ternyata wajah anak perempuanku semakin pucat saja. Apalagi, setiap kali akan ujian, dia mulai tidak bisa makan dan tidak bisa tidur, terus mencucurkan keringat dingin, terakhir hasil ujiannya malah menjadi nomor 33 yang mengejutkan kami. Aku dan suamiku secara diam-diam melepaskan aksi menarik bibit ke atas demi membantunya tumbuh ini. Dia kembali pada jam belajar dan istirahatnya yang normal, kami mengembalikan haknya untuk membaca komik, mengijinkannya untuk berlangganan majalah "Humor anak-anak" dan sejenisnya, sehingga rumah kami menjadi tenteram kembali. Kami memang sangat sayang pada anak kami ini, namun kami sungguh tidak mengerti akan nilai sekolahnya.

Pada akhir minggu, teman-teman sekerja pergi rekreasi bersama. Semua orang mempersiapkan lauk terbaik dari masing-masing, dengan membawa serta suami dan anak untuk piknik. Sepanjang perjalanan penuh dengan tawa dan guyonan, ada anak yang bernyanyi, ada juga yang memperagakan karya seni pendek. Anak kami tiada keahlian khusus, hanya terus bertepuk tangan dengan gembira. Dia sering kali lari ke belakang untuk menjaga bahan makanan. Merapikan kembali kotak makanan yang terlihat agak miring, mengetatkan tutup botol yang longgar atau mengelap jus sayuran yang bocor ke luar. Dia sibuk sekali bagaikan seorang pengurus rumah tangga cilik.
Kisah Renungan, Juara Satu di Otak Atau Juara Satu di Hati
Ketika makan terjadi satu kejadian di luar dugaan. Ada dua orang anak lelaki, satunya adalah bakat matematika, satunya lagi adalah ahli bahasa Inggeris. Kedua anak ini secara bersamaan menjepit sebuah kue beras ketan di atas piring, tiada seorang pun yang mau melepaskannya, juga tidak mau membaginya. Walau banyak makanan enak terus dihidangkan, mereka sama sekali tidak mau peduli. Orang dewasa terus membujuk mereka, namun tidak ada hasilnya. Terakhir anak kami yang menyelesaikan masalah sulit ini dengan cara sederhana yaitu lempar koin untuk menentukan siapa yang menang.

Ketika pulang, jalanan macat dan anak-anak mulai terlihat gelisah. Anakku terus membuat guyonan dan membuat orang-orang semobil tertawa tanpa henti. Tangannya juga tidak pernah berhenti, dia mengguntingkan banyak bentuk binatang kecil dari kotak bekas tempat makanan, membuat anak-anak ini terus memberi pujian. Sampai ketika turun dari mobil bus, setiap orang mendapatkan guntingan kertas hewan shio masing-masing. Ketika mendengar anak-anak terus berterima kasih, tanpa tertahankan pada wajah suamiku timbul senyum bangga.

Sehabis ujian semester, aku menerima telpon dari wali kelas anakku. Pertama-tama mendapatkan kabar kalau nilai sekolah anakku tetap kualitas menengah. Namun dia mengatakan ada satu hal aneh yang hendak diberitahukannya, hal yang pertama kali ditemukannya selama 30 tahun mengajar. Dalam ujian bahasa ada sebuah soal tambahan, yaitu siapa teman sekelas yang paling kamu kagumi dan alasannya. Selain anakku, semua teman sekelasnya menuliskan nama anakku.

Alasannya sangat banyak: antusias membantu orang, sangat memegang janji, tidak mudah marah, enak berteman, dan lain-lain, paling banyak ditulis adalah optimis dan humoris. Wali kelasnya mengatakan banyak usul agar dia dijadikan ketua kelas saja. Dia memberi pujian: Anak anda ini, walau nilai sekolahnya biasa-biasa saja, namun kalau bertingkah laku terhadap orang, benar-benar nomor satu.

Saya berguyon pada anakku, kamu sudah mau jadi pahlawan. Anakku yang sedang merajut selendang leher terlebih menundukkan kepalanya dan berpikir sebentar, dia lalu menjawab dengan sungguh-sungguh: "Guru pernah mengatakan sebuah pepatah, ketika pahlawan lewat, harus ada orang yang bertepuk tangan di tepi jalan." Dia pelan-pelan melanjutkan: "Ibu, aku tidak mau jadi pahlawan, aku ingin jadi orang yang bertepuk tangan di tepi jalan." Aku terkejut mendengarnya dan mengamatinya dengan seksama.

Dia tetap diam sambil merajut benang wolnya, benang warna merah muda dipilinnya bolak balik di jarum bambu, sepertinya waktu yang berjalan di tangannya mengeluarkan kuncup bunga. Dalam hatiku terasa hangat seketika. Pada ketika itu, hatiku tergugah oleh anak perempuan yang tidak ingin menjadi pahlawan ini. Di dunia ini ada berapa banyak orang yang bercita-cita ingin menjadi pahlawan, namun akhirnya menjadi seorang biasa di dunia fana ini. Jika berada dalam kondisi sehat, jika hidup dengan bahagia, jika tidak ada rasa bersalah dalam hati, mengapa anak-anak kita tidak boleh menjadi seorang biasa yang baik hati dan jujur.

Jika anakku besar nanti, dia pasti akan menjadi seorang isteri yang berbudi luhur, seorang ibu yang lemah lembut, bahkan menjadi seorang teman kerja yang suka membantu, tetangga yang ramah dan baik. Apalagi dia mendapatkan ranking 23 dari 50 orang murid di kelasnya, kenapa kami masih tidak merasa senang dan tidak merasa puas? Masih ingin dirinya lebih hebat dari orang lain dan lebih menonjol lagi? Lalu bagaimana dengan sisa 27 orang anak-anak di belakang anakku? Jika kami adalah orangtua mereka, bagaimana perasaan kami?... [jelajahunik.us]
15.34 | 0 komentar | Read More

BACA JUGA

DAFTAR LENGKAP ARTIKEL BLOG BAGINDAERY

Ikuti situs Bagindaery

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...