ARTIKEL PILIHAN

GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

ARTIKEL PILIHAN

SEJARAH AZAZIL : RAJA IBLIS

Written By Situs Baginda Ery (New) on Minggu, 08 Mei 2011 | 13.23

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGUMwbd6LCdpZYl22S5ph09-jFOtOPsH2GPNhkBV_rwLtkOZK8fFdZMWtEBo1KgpM3OfoKaV24VzhjpikIuKkfv95bLcRVclJwWzqlrUHgYhlANNddW6TPrDN4-2IfjNX_VFhzPMCbJts/s1600/devil.jpg

Cerita tentang kesombongan, tentang takabur, tentang selalu berbangga diri, adalah sebuah kisah yang lebih tua dibanding penciptaan manusia. Ia hadir dan berawal ketika manusia masih dalam perencanaan penciptaan. Karena hanya para malaikat makhluk yang diciptakan sebelum manusia, kesombongan sejatinya berhulu dari malaikat. ADALAH Azazil, malaikat yang dikenal penduduk surga karena doanya mudah dikabulkan oleh Allah. Karena selalu dikabulkan oleh Allah, bahkan para malaikat pernah memintanya untuk mendoakan agar mereka tidak tertimpa laknat Allah.

Tersebutlah suatu ketika saat berkeliling di surga, malaikat Israfil mendapati sebuah tulisan "Seorang hamba Allah yang telah lama mengabdi akan mendapat laknat dengan sebab menolak perintah Allah." Tulisan yang tertera di salah satu pintu surga itu, tak pelak membuat Israfil menangis. Ia takut, itu adalah dirinya. Beberapa malaikat lain juga menangis
dan punya ketakutan yang sama seperti Israfil, setelah mendengar kabar perihal tulisan di pintu surga itu dari Israfil. Mereka lalu sepakat mendatangi Azazil dan meminta didoakan agar tidak tertimpa laknat dari Allah. Setelah mendengar penjelasan dari Israfil dan para malaikat yang lain, Azazil lalu memanjatkan doa.

"Ya Allah. Janganlah Engkau murka atas mereka."

Di luar doanya yang mustajab, Azazil dikenal juga sebagai Sayidul Malaikat alias penghulu para malaikat dan Khazinul Jannah (bendaharawan surga). Semua lapis langit dan para penghuninya, menjuluki Azazil dengan sebutan penuh kemuliaan meski berbeda-beda.

>Pada langit lapis pertama , ia berjuluk Aabid, ahli ibadah yang mengabdi luar biasa kepada Allah pada langit lapis pertama,
>Di langit lapis kedua, julukan pada Azazil adalah Raki atau ahli ruku kepada Allah,
>Di langit lapis ke tiga, ia berjuluk Saajid atau ahli sujud,
>Di langit ke empat ia dijuluki Khaasyi karena selalu merendah dan takluk kepada Allah,
>Di langit lapis kelima menyebut Azazil sebagai Qaanit Karena ketaatannya kepada Allah,
>Di langit keenam Gelar Mujtahid, karena ia bersungguh-sungguh ketika beribadah kepada Allah.
> Pada langit ketujuh, ia dipanggil Zaahid, karena sederhana dalam menggunakan sarana hidup.

Selama 120 ribu tahun, Azazil, si penghulu para malaikat menyandang semua gelar kehormatan dan kemuliaan, hingga tibalah ketika para malaikat melakukan musyawarah besar atas undangan Allah. Ketika itu, Allah, Zat pemilik kemutlakan dan semua niat, mengutarakan maksud untuk menciptakan pemimpin di bumi.

"Sesungguhnya Aku hendak menciptakan seorang khalifah (pemimpin) di muka bumi."
begitulah firman Allah.(QS. Al Baqarah : 30)

Semua malaikat hampir serentak menjawab mendengar kehendak Allah.

"Ya Allah, mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di muka bumi, yang hanya akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah di bumi, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau." (QS. Al Baqarah : 30)

Allah menjawab kekhawatiran para malaikat dan meyakinkan bahwa,

"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al Baqarah : 30)

Allah lalu menciptakan manusia pertama yang diberi nama Adam. Kepada para malaikat, Allah memperagakan kelebihan dan keistimewaan Adam, yang menyebabkan para malaikat mengakui kelebihan Adam atas mereka. Lalu Allah menyuruh semua malaikat agar bersujud kepada Adam, sebagai wujud kepatuhan dan pengakuan atas kebesaran Allah. Seluruh malaikat pun bersujud, kecuali Azazil.

"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat "Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk
golongan orang-orang yang kafir" (Al Baqarah: 34)

Bersemi Sejak di Awal Surga

Sebagai penghulu para malaikat dengan semua gelar dan sebutan kemuliaan, Azazil merasa tak pantas bersujud pada makhluk lain termasuk Adam karena merasa penciptaan dan statusnya yang lebih baik. Allah melihat tingkah dan sikap Azazil, lalu bertanya sembari memberi gelar baru baginya Iblis. "Hai Iblis, apakah yang menghalangimu untuk bersujud
kepada yang telah Kuciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri (takabur) ataukah kamu merasa termasuk orang-orang yang lebih tinggi?" Mendengar pernyataan Allah, bukan permintaan ampun yang keluar dari Azazil, sebaliknya ia malah menantang dan berkata,

"Ya Allah, aku (memang) lebih baik dibandingkan Adam. Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan Adam Engkau ciptakan dari tanah."

Mendengar jawaban Azazil yang sombong, Allah berfirman.

"Keluarlah kamu dari surga. Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang diusir".

Azazil alias Iblis, sejak itu tak lagi berhak menghuni surga. Kesombongan dirinya, yang merasa lebih baik, lebih mulia dan sebagainya dibanding makhluk lain telah menyebabkannya menjadi penentang Allah yang paling nyata. Padahal Allah sungguh tak menyukai orang-orang yang sombong.

"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanakanlah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai."

Bibit kesombongan dari Azazil sejatinya sudah bersemai sejak Israfil dan para malaikat mendatanginya agar mendoakan mereka kepada Allah. Waktu itu, ketika mendengar penjelasan Israfil, Azazil berkata,

"Ya Allah! Hamba-Mu yang manakah yang berani menentang perintah-Mu, sungguh aku ikut mengutuknya."

Azazil lupa, dirinya adalah juga hamba Allah dan tak menyadari bahwa kata "hamba" yang tertera pada tulisan di pintu surga, bisa menimpa kepada siapa saja, termasuk dirinya.
Lalu, demi mendengar ketetapan Allah, Iblis bertambah nekat seraya meminta kepada Allah agar diberi dispensasi. Katanya,

"Ya Allah, beri tangguhlah aku sampai mereka ditangguhkan."

Allah bermurah hati, dan Iblis mendapat apa yang dia minta yaitu masa hidup panjang selama manusia masih hidup di permukaan bumi sebagai khalifah. Dasar Iblis, Allah yang maha pemurah, masih juga ditawar. Ia lantas bersumpah akan menyesatkan Adam dan anak cucunya, seluruhnya, Kecuali hamba-hambaMu yang mukhlis di antara mereka.

" Maka kata Allah, "Yang benar adalah sumpah-Ku dan hanya kebenaran itulah yang Kukatakan. Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka jahanam dengan jenis dari golongan kamu dan orang-orang yang mengikutimu di antara mereka semuanya."

Menular pada Manusia Korban pertama dari usaha penyesatan yang dilakukan Iblis, tentu saja adalah Adam dan Hawa. Dengan tipu daya dan rayuan memabukkan, Nabi Adam as. dan Siti Hawa lupa pada perintah dan larangan Allah. Keduanya baru sadar setelah murka Allah turun. Terlambat memang, karena itu Adam dan Hawa diusir dari surga dan ditempatkan di bumi. Dan sukses Iblis menjadikan Adam dan Hawa sebagai korban pertama penyesatannya, tak bisa dilihat sebagai sebuah kebetulan. Adam dan Hawa, bagaimanapun adalah Bapak dan Ibu seluruh manusia, awal dari semua sperma dan indung telur. Mereka berdua, karena itu menjadi alat ukur keberhasilan atau ketidakberhasilan Iblis menyesatkan
manusia. Jika asal usul seluruh manusia saja, berhasil disesatkan apalagi anak cucunya.
Singkat kata, kesesatan yang di dalamnya juga ada sombong, takabur, selalu merasa paling hebat, lupa bahwa masih ada Allah, juga sangat bisa menular kepada manusia sampai kelak di ujung zaman.

Di banyak riwayat, banyak kisah tentang kaum atau umat terdahulu yang takabur menentang dan memperolokkan hukum-hukum Allah, sehingga ditimpakan kepada mereka azab yang mengerikan. Kaum Aad, Tsamud, umat Nuh, kaum Luth, dan Bani Israil adalah sedikit contoh dari bangsa-bangsa yang takabur dan sombong lalu mereka dinistakan oleh
Allah, senista-nistanya. Karena sifat takabur pula, sosok-sosok seperti Fir'aun si Raja Mesir kuno, Qarun, Hamaan dan Abu Jahal juga mendapatkan azab yang sangat pedih di dunia dan pasti kelak di akhirat.

Pada zaman sekarang, manusia sombong yang selalu menentang Allah bukan berkurang, sebaliknya malah bertambah. Ada yang sibuk mengumpulkan harta dan lalu menonjolkan diri dengan kekayaannya. Yang lain rajin mencari ilmu, namun kemudian takabur dan merasa paling pintar. Sebagian berbangga dengan asal usul keturunan; turunan ningrat, anak kiai, dan sebagainya. Ada juga yang merasa diri paling cantik, paling putih, paling mulus dibanding manusia lain. Mereka yang beribadah, shalat siang malam, puasa, zakat dan berhaji merasa paling saleh dan sebagainya. Ada yang meninggalkan perintah-perintah Tuhan hanya karena mempertahankan dan bangga dengan budaya warisan nenek
moyang, dan seolah-olah segala sesuatu di luar budaya itu tak bernilai. Tak sedikit juga yang mengesampingkan larangan-larangan Allah hanya karena menguber era laju zaman modern yang selalu dibanggakan. Sebagai manusia, orang-orang semacam itu tak bermanfaat sama sekali. Mata jasmani mereka memang melihat, tapi mata hatinya sudah buta melihat kebenaran dan kebesaran Allah. Allah telah dijadikan nomor dua, sementara yang nomor satu adalah diri dan makhluk lain di sekitar dirinya. Hati mereka menjadi gelap tanpa nur iman sebagai pelita. Akal mereka tidak dapat membedakan antara yang hak (benar) dengan yang batil (salah).

"Kemudian dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri (takabur)"
(Al Muddatstsir: 23).

Iblis sebagai pelopor sifat takabur selalu mendoktrin kepada siapa saja sifat takabur, dan mewariskannya kepada jin dan manusia. Tujuannya jelas, untuk menyebarkan sumpah (Iblis) pada golongannya sebagaimana golongan setan dari jenis jin. Setan tentu dominan untuk menjerumuskan dan menyesatkan bangsa jin, begitu pula setan dari golongan jenis manusia, sangat dominan untuk menjerumuskan dan menyesatkan bangsa manusia.

"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-
tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai" (Al Araaf: 179).

Penawar Takabur

Seperti penyakit hati yang lain, mengobati sifat dan sikap sombong bukan perkara mudah. Tak ada dokter, tabib, atau sinse yang sanggup mengobatinya. Dari yang tidak mudah itu, ada beberapa yang bisa disebut sebagai obat mengatasi sombong atau takabur.

Pertama adalah tawadu atau merendahkan hati. Hanya dengan sikap rendah hati, meyakini tak ada yang lebih dan tak ada yang patut dibanggakan dari diri dan apapun yang diperbuat diri, semua kesombongan bisa disingkirkan. Sikap tawadu bisa mengimbangi dan menetralkan jiwa dari sifat takabur, karena hanya dengan rendah hati manusia bisa
melaksanakan perintah Allah. Seorang yang selalu rendah hati, maka padanya tidak akan ada rasa congkak dan besar diri apalagi merasa lebih dari yang lain. Ia senantiasa meyakini sesuatu yang istimewa pada dirinya atau orang lain, semata karena anugerah Allah.

Kedua adalah Tawakal melawan sombong. Dengan tawakal alias berserah diri sepenuhnya kepada Allah maka akal akan menyadari dan hati akan meyakini, semua yang terjadi pada manusia dan seluruh makhluk adalah atas kehendak Allah dan karena itu tak layak bagi manusia untuk menyombongkan diri selain hanya berpasrah pada Allah. Sifat takabur
senantiasa mengajak manusia untuk berbuat ingkar kepada Allah, sebaliknya tawakal senantiasa menyuruh manusia berbuat menurut ketentuan Allah.

"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakal kepada-Nya." (Ali 'Imran: 159).

Ibarat manusia, maka akan didapati tawadu adalah sebagai ruh, dan tawakal sebagai jasad. Karena menyangkut tentang kesempurnaan dimensi batiniah dan dimensi jasmaniah, maka sangat jelas keberadaan dua sifat ini (tawadu dan tawakal) sangat menentukan untuk menetralkan keberadaan nafsu (jiwa) yang bertempat antara ruh dan jasad (lahiriah dan batiniah), termasuk sifat sombong. Karena itu jika ruh dan jasad tadi tak bersatu, sulit bagi manusia bisa mencapai derajat sebagai manusia utuh atau insan kamil.
13.23 | 0 komentar | Read More

SUJUDNYA MALAIKAT DAN IBLIS KEPADA ADAM


“Dan ingatlah ketika kami katakan kepada para malaikat sujudlah kepada Adam maka mereka semua pun bersujud kecuali iblis, dan iblis termasuk bagian dari bangsa jin karena iblis fasik terhadap perintah Rabbnya. Apakah kalian akan menjadikan Iblis dan anak keturunan-nya sebagai kekasih dan penolong kalian selain Aku (Allah) padahal iblis dan anak keturunan-nya adalah musuh kalian. Maka ini adalah sejelek-jelek pengganti bagi orang-orang yang dzholim.”
(QS. Al-Kahfi : 50)

Perbedaan Malaikat dan Jin (baca: setan)

Malaikat merupakan suatu alam ghaib bagi manusia. Dan ia merupakan makhluk yang Allah ciptakan dari cahaya. Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya
“Malaikat tercipta dari cahaya, sedangkan Jin teercipta dari nyala api dan Adam tercipta dari tanah yang telah diceritakan kepada kalian”1.
Dan Allah ta’ala memberitahu kita dalam Al-Qur’an bahwasanya Allah menciptakan malaikat dari cahaya, jin dari api, dan manusia dari tanah yang becampur dengan air (baca :lumpur). Sehingga kita dapat mengetahui asal muasal makhluk ada 3 yaitu malaikat dari cahaya, jin dari api dan manusia dari tanah.

Malaikat itu berbeda dengan setan. Diantara perbedaannya yaitu
1. Malaikat itu lebih kuat dari pada jin dan setan. Dalilnya adalah kisah Sulaiman ketika menawarkan kepada para pengikutnya dari bangsa jin dan lainnya siapakah yang bisa membawakan singasananya Balqies. Maka Jin Ifrid (jin yang paling kuat) mengatakan “Aku bisa mendatangkannya sebelum engkau tegak berdiri dari tempat dudukmu”. Namun ada seorang yang diberi padanya kitab suci dan termasuk orang-orang yang sholih mengatakan “Aku bisa mendatangkannya sebelum matamu terbuka saat engkau pejamkan (pejamkan matamu secepatnya dan buka secepatnya) maka sebelum terbuka singgasana bilqies sudah didepanmu, ”. Penjelasan ahli tafsir tentang hal ini adalah dikarenakan Orang sholih ini berdoa kepada Allah dan Allah-lah yang mengirimkan malaikat untuk mengambilkan singgasana Bilqies. Inilah yang menunjukkan bahwasanya malaikat jauh lebih kuat dan hebat daripada jin dan setan.
2.Malaikat lebih suci dari jin dan setan.
3.Malaikat punya kemampuan menembus langit yang tidak dipunya oleh setan. Sedangkan setan tidaklah mungkin untuk masuk menembus langit, karena siapa saja (setan) yang berupaya untuk mendekati langit maka dia akan diikuti dengan sinar dan nyala api yang membakar yaitu bintang yang Allah gunakan untuk melempar setan. Berbeda dengan malaikat yang dapat menembus langit sebagaimana hadist Sara’ bin Aziz radhiyallahu anhu yang telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan hadisnya adalah hadist yang shohih ketika Nabi shallalahu ‘alaihi wa salam menjelaskan tentang perjalanan arwah orang yang beriman dan orang kafir. Hadist lain mengatakan bahwa malaikat memenuhi langit, Nabi shallalahu ‘alaihi wasalam mengatakan bahwa langit itu mengerang dan layaklah langit untuk mengerang karena tidak ada satupun jengkal di langit (seluas 4 jari di langit) kecuali disana ada malaikat yang bersujud atau berdiri dan lainnya.

Malaikatpun bersujud kepada Adam

Sujud dalam ayat ini menurut Syekh Sholih Al-Utsaimin adalah meletakkan dahi di lantai. Mengapa demikian?

Karena yang menjadi kewajiban kita adalah memahami kalimat sesuai dengan makna dhohirnya.

Dan hukum asal sujud adalah meletakkan dahi di lantai yang mana sujud dalam pengertian ini tidaklah boleh kecuali hanya untuk Allah. Maka jika sujud ini adalah dalam rangka melaksanakan perintah Allah maka bukanlah kemusyrikan sebagaimana membunuh jika tanpa alasan adalah dosa besar akan tetapi jika membunuh itu dalam rangka melaksanakan perintah Allah statusnya adalah ketaatan. Dalilnya adalah Ibrahim sang kekasih Allah ‘alaihi salam diperintahkan membunuh dan menyembelih anaknya sendiri dan dia taat. Dan mulailah Ibrahim memulai menyembelih anaknya. Bukankah membunuh anak adalah memutus kekerabatan? Akan tetapi dikarenakan membunuh disini dalam rangka melaksanakan perintah Allah maka membunuh nilainya adalah ketaatan. Maka sujudnya para malaikat kepada Adam seandainya bukan karena perintah Allah adalah kemusyrikan akan tetapi karena diperintahkan Allah maka sujudnya malaikat kepada Adam adalah ibadah dan ta’at kepada Allah subhanahu wa ta’ala

Siapakah Adam?
Adam adalah bapak manusia yang Allah ciptakan dari tanah yang bercampur air (baca:lumpur). Dan Allah menciptakann Adam dengan tangannya. Dalilnya adalah Allah bekata kepada iblis saat iblis sombong dan tidak mau taat kepada Allah untuk bersujud kepada Adam setelah Allah menciptakan Adam dengan tangannya. Allah berfirman yang artinya “Wahai iblis apa yang menghalangimu untuk bersujud kepada Adam yang telah aku ciptakan dengan dua tanganku”. Sedangkan dalil dalam hadist diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dalam hadist yang menceritakan perdebatan antara Adam dan Musa ‘alaihimaa wa salam. Musa berkata kepada Adam “Engkau adalah Adam, suatu makhluk yang Allah ciptakan dirimu dengan tangan-Nya.”
Para ulama mngatakan bahwasanya Allah tidaklah menciptakan suatu makhluk dengan tangannya kecuali dua yaitu Adam dan Surga. Adapun selain Adam, manusia semacam kita saat ini, demikian juga binatang atau yang lain Allah ciptakan dengan mengatakan “Kun” maka terwujudlah apa yang Allah inginkan.
Adam adalah seorang nabi dan bukanlah Rasul. Karena Rasul pertama yang Allah utus kepada umat manusia adalah Rasul Nuh ‘alaihi sholawatu wa salam. Allah utus Nuh ketika manusia telah berselisih dan tidak lagi bertauhid dan semuanya melakukan kemusyrikan.
Dalilnya adalah dari sahabat Abu Dzar yang hadisnya diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya demikian juga Abu Dawud. Abu Dzar bertanya “Ya Rasulullah siapakah nabi yang pertama? Maka nabi mengatakan Adam. Apakah adam itu benar-benar nabi? Nabi menjawab benar, Adam adalah seorang nabi yang mendapatkan wahyu yang diajak bicara oleh Allah.” hadist ini dinilai shahih oleh Al-Abani.
Mengapa Adam hanya nabi dan bukan Rasul? Karena pada saat itu tidak ada motivasi pendorong untuk dikirimkannya Rasul. Karena seluruh manusia agamanya sama yaitu Tauhid. Dan manusia belum tersebar luas dan belum banyak terfitnah oleh dunia. Dan semua manusia mengikuti ajaran ayah mereka yaitu Adam. Ketika jumlah manusia sudah banyak dan tersebar kemana-mana, lalu mereka berpecah dalam agama maka baru Allah kirimkan Rasul.

Mengapa Iblis tidak mau bersujud?
Iblis tidak mau bersujud, dan iblis adalah setan. Iblis adalah bagian dari Jin. Bahkan iblis adalah cikal bakal nenek moyang jin. Lalu, iblis durhaka terhadap perintah Rabbnya. Dan kedurhakaan Iblis merupakan kedurhakaan yang besar. Sebagaimana dalam surat Al-Baqarah “Iblis sejelas-jelas makhluk yang kafir.”
Lalu Allah memerintahkan mereka (malaikat dan iblis) untuk bersujud maka nampaklah watak mereka asli masing-masing. Maka kembalilah malakiat pada asal muasal mereka yaitu cahaya, yang memiliki sifat yang baik. Dan iblis kembali ke sifat asalnya yaitu sombong dan enggan dan mendebat perintah penciptanya dengan asal-asalan. Dia enggan dan sombong dengan perintah Allah, bahkan mendebat perintah Allah. Buktinya Iblis berkata pada Allah “Aku lebih baik daripada Adam” artinya bagaimana engkau ini ya Allah kok bisa-bisanya perintahkan aku bersujud pada makhluk yang aku lebih baik daripada dirinya. Engkau ciptakan aku dari api dan Engkau ciptakan si Adam dari lumpur. Maka, anggap saja iblis itu tercipta dari Api dan iblis lebih baik dari Adam, maka bukankah yang lebih layak adalah Iblis taat terhadap perintah penciptanya dan tidak sombong serta mendebat perintah penciptanya?

Adam adalah bapak dari manusia yang Allah ciptakan dengan kedua tangannya dan Allah perintahkan Malaikat dan Iblis untuk bersujud kepada Adam. Lihatlah, betapa besar pengagungan yang telah Allah berikan kepada bapak seluruh manusia. Lalu “ Apakah kalian akan menjadikan Iblis dan anak keturunan-nya sebagai kekasih dan penolong kalian selain Aku (Allah) padahal iblis dan anak keturunan-nya adalah musuh kalian…”. Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi kalian.

Maroji’ :
Kitab Tafsiru Al-Qur’anul Karimu Suratu Al-Kahfii karya Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin diterbitkan oleh Maktabah daara Ibnul Jauzi: Riyadh. Halaman : 87-92 .

Ditemani rekaman kajian Jum’at pagi 16 April 2010 di sendowo
Semoga Allah mengampuninya
Ummu Zubaidah

13.16 | 0 komentar | Read More

Adam dan Iblis (specialversion)

Nun, di suatu masa, ketika wacana kepemimpinan menggelinding di floor al-malaikah. Suasana kontra aklamasi mencatat kemungkinan terbelahnya opini, hakekat dan posisi hambaNya.

Forum demokrasi Ilahiyah, yang membahas agenda pokok kepemimpinan manusia, menerima umpan balik berupa nota pertanyaan dari makhluk yang senantiasa bertasbih, memuji dan mensucikan Rabbnya itu.

“Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di bumi, orang yang akan membuat kerusakan padanya, dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau ?” (QS. Al Baqarah :30)

Tanggapan dalam nuansa under estimate, sengaja merendahkan, terhadap seorang yang kemudian dikenal sebagai Adam itu telah melahirkan fenomena dan kenyataan yang kontadiktif atas pemahaman status dan eksistensi para malaikat, yang di akhir ayat itu memuat nota jawaban Allah: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui “. Para Malaikat yang berimanpun bersujud.

Adalah realita al-haq, jika kemudian - dengan izin Allah tentunya - Adam mampu dan lulus melewati fit and proper test-Nya. Kelulusan yang juga adalah simbol kemenangan dari simplifikasi ‘diam emas’ Adam, atas protes ketidak setujuan dari sebagian al malaikah. Atas hidayahNya jua, Malaikat ikhlas mengakui kepemimpinan Adam.

Legitimasi kepemimpinan Adam, ternyata pada sisi yang berseberangan, telah menandai berdirinya barisan pembangkang yang dikomandani Iblis, yang membakar pengikutnya dengan sebuah deklarasi umum : “Saya lebih baik dari dia, ana khairu minhu“. Tak kurang pula dalil feodalistikpun dijadikan jurus pamungkas: “Khalaqtani min naar, wakhalaqtahu min thin“. ” Saya dibuat dari api, sedangkan dia ‘hanya’ dari tanah”.

Iblis merasa lebih berhak atas amanah kepemimpinan itu, karenanya mereka engkar atas perintah sujud. Sikap yang dikompori oleh egosentrisme feodalistik ini kemudian melahirkan kufur yang maha dahsyat dengan segala tipu dayanya, menghanguskan norma hukum yang semestinya sportif, santun dan sehat berintelektual. Padahal tidak ada sepotong ayat Allahpun yang mengatakan bahwa api lebih baik dari tanah. Taqwalah faktor penentunya.

Iblis kemudian menyebarkan virus prilaku syaythoniyah, dengan cara menumpahkan racun perpecahan kedalam madaniyah yang mulai mekar berkembang, di seluruh jagad Allah. Juga di bumi pertiwi tercinta ini, tak terkecuali. Bahkan sampai hari ini.

Salam Persatuan.

*Foto / illustrasi :Google.

13.14 | 0 komentar | Read More

Apa Beda Kesalahan Iblis dan Adam as ??

Ada di kitab suci Al Quran kisah tentang Iblis laknatullah alaih yang menolaksujud ke Manusia pertama yang diciptakan oleh Allah – Nabi Adam as – , walaupun Iblis mengemukakan argumennya dengan kedalaman ilmu yang dimilikinya. Dikisahkan pula ketika Adam dilarang untuk mendekati dan memakan buah khuldi, yang akhirnya Adam terjerumus juga oleh karena godaan Iblis dan rayuan Istri tercinta (dalam artian Siti Hawa tidak lah sama dengan Iblis).

Iblis melanggar PERINTAH ALLAH

http://musliminformation.files.wordpress.com/2011/03/iblis1.jpg

Adam melakukan LARANGAN ALLAH

http://blog.pangaos.com/wp-content/uploads/2011/03/nabi+Adam1.jpg

Ada yang mengatakan bahwa MELANGGAR PERINTAH lebih berat dosanya dibandingkan dengan melakukan LARANGAN, oleh sebab itu Allah mengampuni Adam as namun tidak mengampuni Iblis.

Kalau menurut saya – Allahu ‘Alam – PERINTAH dan LARANGAN adalah sama. Keduanya adalah PERINTAH, yang pertama adalah PERINTAH untuk MELAKUKAN sedangkan yang kedua adalah PERINTAH untuk TIDAK MELAKUKAN. Kedua-duanya adalah perintah.

Bedanya adalah :

Kalau Adam as melanggar LARANGAN Allah dengan menyadari kesalahan dan kekhilafannya sehingga Allah ampuni segala kesalahannya. Sedangkan IBLIS melanggar PERINTAH Allah dengan KESOMBONGAN (karena merasa berilmu dan lebih mulia dari Adam) tidak ada penyesalan atas kesalahannya kepada Allah sehingga Allah kekalkan laknatnya dan akan menghukumnya di akhirat kelak selama-lamanya.

Hati-hatilah terhadap maksiat yang dilakukan dengan kebanggaan. Berbuat dosa tapi bangga. Tak Takutkah pelakunya terhadap hukuman Allah yang Maha Perkasa.

ilustrasi gambar:www.eryevolutions.co.cc

13.11 | 0 komentar | Read More

KISAH IBLIS YANG MENDATANGI PARA NABI




Nama iblis tidak asing bagi kita, tapi kadang kita lupa akan keberadaannya dan tingkah end bujuk rayunya yang selalu menyesatkan manusia. Untuk itu kita dijaman ini harus terus bersandar kepada Allah s.w.t. meminta perlindungannya selalu. Iblis tidak hanya menggoda kita manusia biasa tapi juga para nabi dan rosul yang Allah utus. Ada beberapa kisah yang dapat diambil hikmah untuk selalu waspada terhadap jerat iblis dari para nabi dan rosul tersebut.

IBLIS YANG MENJUMPAI NABI MUSA A.S.

Dalam sebuah kitab diterangkan bahwa sesungguhnya Iblis telah datang berjumpa dengan Nabi Musa a.s. dengan berkata: "Wahai Musa, engkau adalah seorang yang telah diutus oleh Allah s.w.t. dan Dia telah berkata-kata denganmu secara langsung." Kemudian Nabi Musa a.s. berkata: "Memang benar apa yang kamu kata, kamu ini siapa dan apa yang kamu mau dariku?" Lalu berkata Iblis: "Aku adalah Iblis! Wahai Musa aku mau kamu tolong katakan kepada Tuhanmu bahwa seorang makhluk-Nya ingin minta taubat kepadaNya." Lalu Nabi Musa a.s. berdoa kepada Allah s.w.t. dan menyampaikan apa yang diucap oleh Iblis, kemudian Allah s.w.t. pun menurunkan wahyu yang bermaksud: "Wahai Musa, katakan padanya bahwa sesungguhnya Aku berkenan menerima permohonannya itu dengan syarat mestilah terlebih dahulu dia (Iblis) sujud di kubur Adam, kalau dia mau sujud maka aku sedia mengampuni segala dosanya."
Setelah Nabi Musa a.s. menerima wahyu dari Allah s.w.t. maka Nabi Musa a.s. pun terus memberitahu Iblis tentang apa yang telah Allah perintahkan. Setelah selesai Nabi Musa a.s. memberitahu segala perintah Allah s.w.t. maka dengan sombong dan pongahnya Iblis berkata: "Wahai Musa, aku tidak sujud pada Adam ketika ia hidup di syurga, bagaimana aku hendak sujud padanya sesudah dia mati." Begitulah sifat sombong Iblis yang tetap dengan kedengkiannya, walaupun dia tahu bahwa api neraka itu akan memakannya tapi dia tetap tidak mau beriman pada Allah s.w.t.
Dalam sebuah hadis menerangkan bahawa sesungguhnya Allah s.w.t. mengeluarkan Iblis dari neraka setiap 1000 tahun sekali, dan mengeluarkan Adam a.s. dari syurga, serta memerintahkan Iblis supaya sujud kepada Adam a.s. Disebabkan sikap angkuhnya dia tetap enggan sujud, maka dikembalikan Iblis ke dalam neraka.

IBLIS YANG MENGGODA NABI IDRIS A.S.

Dalam sebuah kitab diterangkan bahwa pada suatu hari Nabi Idris a.s. sedang duduk menjahit bajunya, maka dengan tiba-tiba berdiri di hadapan pintu rumah Nabi Idris seorang lelaki yang tidak dikenal dan ditangannya terdapat sebiji telur. Lalu ia berkata: "Wahai Nabi Idris! Bolehkah Tuhan kamu memasukkan dunia ini ke dalam telur yang sedang aku pegang?" Apabila Nabi Idris mendengar kata-kata lelaki itu, tahulah ia bahwa yang berbicara dengannya itu adalah iblis. Lalu Nabi Idris berkata kepadanya: "Datanglah dekat aku dan tanyalah apa yang hendak kamu ketahui." Setelah iblis menghampirinya maka Nabi Idris pun berkata: "Tuhanku boleh memasukkan dunia ini ke dalam apa saja, jangankan dalam telur yang kamu pengang itu, bahkan ia dapat memasukkan dunia ini ke dalam lubang jarum yang aku pegang."
Setelah menjawab soalan yang dikemukakan oleh iblis itu, Nabi Idris dengan cepat mencucuk mata iblis dengan jarum yang ada di tangannya. Alangkah terperanjatnya iblis dengan tindakan yang tidak diduga sama sekali. Lalu iblis pun lari meninggalkan Nabi Idris yang telah membutakan sebelah matanya. Iblis itu buta sebelah matanya sehingga tiba saat kebangkitan junjungan besar kita Nabi Muhammad s.a.w.
13.09 | 0 komentar | Read More

Iblis Ingin Bertaubat ?

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOwgYPgTSenhH9E0rtn-eQ66dGEFvmGNhU2ABzwZ5y5-kJtUi6Iop3XidQe8d0T5a-WdQsvqcYgnRy1lpKmO6TrNviV9fYqYEMUMDCH8giH0-hTauLf0OIZmwuzesCfvh4kcaEyFrl2SsG/s1600/Devil.jpg

Dalam sebuah kitab diterangkan bahawa sesungguhnya Iblis telah datang berjumpa dengan Nabi Musa a. s. dengan berkata: "Wahai Musa, engkau adalah seorang yang telah diutus oleh Allah S.W.T. dan Dia telah berkata-kata denganmu secara langsung" Kemudian Nabi Musa a.s. berkata: "Memang benar apa yang kamu kata, kamu ini siapa dan apa yang kamu mahu dariku?" Lalu berkata Iblis: "Aku adalah Iblis! Wahai Musa aku mahu kamu tolong katakan kepada Tuhanmu bahawa seorang makhluk-Nya ingin minta taubat kepadaNya" Lalu Nabi Musa a.s. berdoa kepada Allah s.w.t. dan menyampaikan apa yang diucap oleh Iblis, kemudian Allah s.w.t. pun menurunkan wahyu yang bermaksud: "Wahai Musa, katakan padanya bahwa sesungguhnya Aku berkenan menerima permohonannya itu dengan syarat mestilah terlebih dahulu dia (Iblis) sujud di kubur Adam, kalau dia mau sujud maka aku bersedia mengampuni segala dosanya" Setelah Nabi Musa a.s. menerima wahyu dari Allah s.w.t. maka Nabi Musa a.s. pun terus memberitahu Iblis tentang apa yang telah Allah perintahkan. Setelah selesai Nabi Musa a.s. memberitahu segala perintah Allah s.w.t. maka dengan sombong dan bongkak Iblis berkata: "Wahai Musa, aku tidak sujud pada Adam ketika ia hidup di syurga, bagaimana aku hendak sujud padanya sesudah dia mati" Begitulah sifat sombong Iblis yang tetap dengan kedegilannya, walaupun dia tahu bahwa api neraka itu akan memakannya tapi dia tetap tidak mau beriman pada Allah S.W.T.
Dalam sebuah hadis menerangkan bahwa sesungguhnya Allah S.W.T. mengeluarkan Iblis dari neraka setiap 1000 tahun sekali, dan mengeluarkan Adam a.s. dari syurga, serta memerintahkan Iblis supaya sujud kepada Adam a.s. Tetapi disebabkan sikap angkuhnya dia tetap enggan tuk bersujud, maka dikembalikan Iblis ke dalam neraka Jahanam.
13.05 | 0 komentar | Read More

Alkisah: Iblis Mengajarkan Kejahatan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyWXUhGKjACXGxsBZy8fV1XoVfutgs2u8D-DO1TFmpfiQSk_089FdBDVquZshzEWEIoANFGYY5i5cY8Cqx7gryyfkIuJ28J5fR5_2HBwmlVq51FsRrusjdvJ4V2Aq-NobpEY7mKWBYKeQ/s1600/iblis1.jpg

Dahulu kala, ada sebuah desa kecil, penduduk yang tinggal di desa ini sangat baik, mereka saling menghormati, perkataan yang biasanya mereka katakan adalah :”Apa kabar?, Maaf, dan Terima kasih.” Kata-kata sopan jenis inilah yang biasa mereka pergunakan, sehingga penduduk desa ini hidup dengan makmur, aman dan bahagia. Tetapi iblis sangat benci kepada penduduk desa ini, karena disini tidak ada sumber hidupnya, hanya ada kekuatan jahat yang dapat membuat dia hidup di desa kecil, hanya membuat orang menjadi jahat supaya dia dapat tinggal di desa kecil ini. Dia mempergunakan berbagai cara tetapi akhirnya gagal, dia sangat tidak puas, akhirnya terpikir olehnya sebuah cara.

Pada suatu hari, desa kecil ini mendapat kunjungan dari seorang yang sangat aneh, orang ini membuka sebuah toko yang menjual buah-buahan dan kebutuhan hidup sehari-hari, anehnya barang yang dijual ditokonya semuanya gratis, dia berkata jika siapa yang mengucapkan sepatah kata yang memaki orang lain dia akan mendapat 3 buah apel, memaki lebih banyak akan mendapatkan lebih banyak barang lagi. Semua penduduk mengganggapnya orang gila, oleh sebab itu tidak ada yang peduli kepadanya, tetapi dia cuek saja, tetap membuka tokonya.

Didekat tokonya ada sebuah sekolah, anak-anak biasanya pulang pergi sekolah harus melewati tokonya. Pada suatu hari, ada dua orang anak yang bernama Dodo dan Pipi melewati tokonya, Dodo berkata: ”Saya sangat haus, ayo kita masuk membeli buah.” Pipi berkata :”Jangan, kita jangan membeli disini, pemilik toko tidak menerima uang, dia akan memberikan barangnya secara gratis hanya jika kita memaki orang lain, guru sering mengajarkan kita harus berkata sopan, tidak boleh mengucapkan kata-kata kotor, didepan ada toko yang lain, kita beli disana saja.” Dodo berkata: ”Saya tidak kuat berjalan lagi, kita beli disini saja, hanya sekali ini saja.” Pipi mencoba menghalangi Dodo tetapi tidak berhasil, akhirnya Dodo masuk kedalam toko, pemilik toko mengajari dia sepatah kata memaki orang lain, lalu pemilik toko memberi dia 3 buah apel, Dodo memberikan kepada Pipi 1 buah apel dan berkata: ”Saya rasa berkata sepatah kata yang memaki orang lain tidak menjadi masalah, lagi pula dapat 3 buah apel, alangkah bagusnya.”

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSRku2MWa-AW0qeQMk0C45g099aVLyrxqidrhhsOY3wV2Qe0KwaqaSlVA5ZrimZ0ysvsChnexLOIHj0dF_tBePt5Zh8EQJT6MSI4xFlhnjagqM490vxLKy1LDLqKSkV-nz3FihZNRHRcHR/s1600/iblis.jpg

Mulai saat itu Dodo sering mengunjungi toko ini, kata-kata kotor yang dipelajari semakin lama semakin banyak, perlahan-lahan dia mulai mengucapkan kata-kata kotor tersebut diantara teman-teman sekolahnya, tidak berapa lama kemudian para murid mulai mengucapkan kata-kata kotor, perlahan-lahan para orang tua juga mulai mengucapkan kata-kata kotor, ketika perasaan hati tidak enak mereka mulai memaki, mereka merasa setelah memaki orang lain perasaan menjadi lebih enak. Mulai saat itu penduduk desa sudah tidak saling mengalah, mereka berubah menjadi egois, tidak sabaran. Desa kecil yang aman dan tenteram segera berubah. Sejak saat itu Iblis menjadi sahabat mereka dan menetap di desa ini.Ilustrasi gambar oleh:eryevolutions

13.02 | 0 komentar | Read More

KETELADANAN RASULULLAH PRIODE MADINAH

A.Sejarah Da’wah Rasulullah Priode Madinah

Dakwah Rasulullah yang dilakukan si Mekkah baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan berlangsung selama 13 tahun. Rintangan makin lama makin bertambah karena itu Allah Menyediakan Tempat yang subur untuk da’wah yaitu Madinah. Disinilah membangun umat untuk dijadikan duta keseluruh pelosok dunia

Beberapa Peristiwa Penting tentang Hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah

Pertama

Tersebarnya berita tentang masuk Islamnya sekelompok penduduk Yatsrib (Madinah), membuat orang-orang kafir Quraisy semakin meningkatkan tekanan terhadap orang-orang Mukmin di Makkah.

Lalu Nabi saw. memerintahkan kaum Mukminin agar hijrah ke kota Madinah. Para sahabat segera berangkat menuju Madinah secara diam-diam, agar tidak dihadang oleh musuh. Namun Umar bin Khattab justru mengumumkan terlebih dahulu rencananya untuk berangkat ke pengungsian kepada orang-orang kafir Makkah. Ia berseru, “Siapa di antara kalian yang bersedia berpisah dengan ibunya, silakan hadang aku besok di lembah anu, besuk pagi saya akan hijrah.” Tidak seorang pun berani menghadang Umar.


Kedua

Setelah mengetahui kaum Muslimin yang hijrah ke Madinah itu disambut baik dan mendapat penghormatan yang memuaskan dari penduduk Yastrib, bermusyawarahlah kaum kafir Quraisy di Darun Nadwah. Mereka merumuskan cara yang diambil untuk membunuh Rasululah saw. yang diketahui belum berangkat bersama rombongan para sahabat. Rapat memutuskan untuk mengumpulkan seorang algojo dari setiap kabilah guna membunuh Nabi saw. bersama-sama. Pertimbangannya ialah, keluarga besar Nabi (Bani Manaf) tidak akan berani berperang melawan semua suku yang telah mengu¬tus algojonya masing-masing. Kelak satu-satunya pilihan yang mungkin ambil oleh Bani Manaf ialah rela menerima diat (denda pembunuhan) atas terbunuhnya Nabi. Keputusan bersama ini segera dilaksanakan dan para algojo telah berkumpul di sekeliling rumah Nabi saw. Mereka mendapat instruksi: “Keluarkan Muhammad dari rumahnya dan langsung pengal tengkuknya dengan pedangmu!”

Ketiga

Pada malam pengepungan itu Nabi saw. tidak tidur. Kepada keponakannya, Ali r.a., beliau memerintahkan dua hal: pertama, agar tidur (berbaring) di tempat tidur Nabi dan, kedua, menyerahkan kembali semua harta titipan penduduk Makkah yang ada di tangan Rasulullah saw. kepada para pemiliknya.

Nabi keluar dari rumahnya tanpa diketahui oleh satu orang pun dari para algojo yang mengepung rumahnya sejak senja hari. Nabi saw. pergi menuju rumah Abu Bakar yang sudah menyiapkan dua tunggangan (kendaraan) lalu segera berangkat. Abu Bakar menyewa Abdullah bin Uraiqith Ad-Daily untuk menunjukkan jalan yang tidak biasa menuju Madinah.

Keempat

Rasulullah dan Abu Bakar berangkat pada hari Kamis tanggal 1 Rabi’ul Awwal tahun kelima puluh tiga dari kelahiran Nabi saw. Hanya Ali dan keluarga Abu Bakar saja yang tahu keberangkatan Nabi saw. dan Abu Bakar malam itu menuju Yatsib. Sebelumnya dua anak Abu Bakar, Aisyah dan Asma, telah menyiapkan bekal secukupnya untuk perjalanan itu. Kemudian Nabi saw. ditemani Abu Bakar berangkat bersama penunjuk jalan menelusuri jalan Madinah-Yaman hingga sampai di Gua Tsur. Nabi dan Abu Bakar berhenti di situ dan penunjuk jalan disuruh kembali secepatniya guna menyampaikan pesan rahasia Abu Bakar kepada putranya, Abdullah.

Tiga malam lamanya Nabi saw. dan Abu Bakar bersembunyi di gua itu. Setiap malam mereka ditemani oleh Abdullah bin Abu Bakar yang bertindak sebagai pengamat situasi dan pemberi informasi.

Kelima

Lolosnya Nabi saw. dari kepungan yang ketat itu membuat kalangan Quraisy hiruk pikuk mencari. Jalan Makkah-Madinah dilacak. Tetapi mereka gagal menemukan Nabi saw. Kemudian mereka menelusuri jalan Yaman-Madinah. Mereka menduga Nabi pasti bersembunyi di Gua Tsur. Setibanya tim pelacak itu di sana, alangkah bingungnya mereka ketika melihat mulut gua itu tertutup jaring laba-laba dan sarang bunung. Itu pertanda tidak ada orang yang masuk ke dalam gua itu. Mereka tidak dapat melihat apa yang ada dalam gua, tetapi orang yang di dalamnya dapat melihat jelas rombongan yang berada di luar. Waktu itulah Abu Bakar merasa sangat khawatir akan keselamatan Nabi. Nabi berkata kepadanya, “Hai Abu Bakar, kita ini berdua dan Allah-lah yang ketiganya.”

Keenam

Kalangan kafir Quraisy mengumumkan kepada seluruh kabilah, “Siapa saja yang dapat menyerah¬kant Muhammad dan kawannya (Abu Bakar) kepada kami hidup atau mati, maka kepadanya akan diberikan hadiah yang bernilai besar.” Bangkitlah Suraqah bin Ja’syam mencari dan mengejar Nabi dengan harapan akan menjadi hartawan dalam waktu singkat.

Sungguhpun jarak antara Gua Tsur dengan rombongan Nabi sudah begitu jauh, namun Suraqah ternyata dapat menyusulnya. Tatkala sudah begitu dekat, tiba-tiba tersungkurlah kuda yang ditunggangi Suraqah, sementara pedang yang telah diayunkan ke arah Nabi tetap terhunus di tangannya. Tiga kali ia mengibaskan pedangnya ke arah tubuh Nabi, tetapi pada detik-detik itu pula kudanya tiga kali tersungkur sehingga tak terlaksanalah maksud jahatnya. Kemudian ia menyarungkan pedangnya dalam keadaan diliputi perasaan kagum dan yakin, dia benar-benar berhadapan dengan seorang Nabi yang menjadi Rasul Allah. Ia mohon kepada Nabi agar berkenan menolong mengangkat kudanya yang tak dapat bangun karena kakinya terperosok ke dalam pasir. Setelah ditolong oleh Nabi, ia meminta agar Nabi berjanji akan memberinya hadiah berupa gelang kebesaran raja-raja. Nabi menjawab, “Baiklah.”

Kemudian kembalilah Suraqah ke Makkah dengan berpura-pura tak menemukan seseorang dan tak pernah mengalami kejadian apa pun.

Ketujuh

Rasulullah dan Abu Bakar tiba di Madinah pada tanggal 12 Rabi’ul Awal. Kedatangan beliau telah dinanti-nantikan masyarakat Madinah. Pagi hari mereka berkerumun di jalanan, setelah tengah hari barulah mereka bubar. Begitulah penantian mereka beberapa hari sebelum kedatangan Nabi. Pada hari kedatangan Nabi dan Abu Bakar, masyarakat Madinah sudah menunggu berjubel di jalan yang akan dilalui Nabi lengkap dengan regu genderang. Mereka mengelu-elukan Nabi dan genderang pun gemuruh diselingi nyanyian yang sengaja digubah untuk keperluan penyambutan itu: “Bulan purnama telah muncul di tengah-tengah kita, dari celah-celah bebukitan. Wajiblah kita bersyukur, atas ajakannya kepada Allah. Wahai orang yang dibangkitkan untuk kami, kau datang membawa sesuatu yang ditaati.”

Kedelapan

Di tengah perjalanan menuju Madinah, Rasu¬lullah singgah di Quba’, sebuah desa yang terletak dua mil di selatan Madmnah. Di sana Beliau membangun sebuah Masjid dan merupakan Masjid pertama dalam sejarah Islam. Beliau singgah di sana selama empat hari untuk selanjutnya meneruskan perjalanan ke Madinah. Pada Jum’at pagi beliau berangkat dari Quba’ dan tiba di perkampungan Bani Salim bin Auf persis pada waktu shalat Jum’at. Lalu shalatlah beliau di sana. Inilah Jum’at pertama dalam Islam, dan karena itu khutbahnya pun merupakan khutbah yang petama.

Kemudian Nabi berangkat meninggalkan Bani Salim. Program pertama beliau sesampainya di Madinah ialah menentukan tempat di mana akan dibangun Masjid. Tempat itu ialah tempat di mana untanya berhenti setibanya di Madinah. Ternyata tanah yang dimaksud milik dua orang anak yatim. Untuk itu Nabi minta supaya keduanya sudi menjual tanah miliknya, namun mereka lebih suka menghadiahkannya. Tetapi beliau tetap ingin membayar harga tanah itu sebesar sepuluh dinar. Dengan senang hati Abu Bakar menyerahkan uang kepada mereka berdua.

Pembangunan Masjid segera dimulai dan seluruh kaum Muslimin ikut ambil bagman, sehingga berdiri sebuah Masjid berdinding bata, berkayu batang korma dan beratap daun korma.

Kesembilan

Kemudian Nabi mempersaudarakan antara orang-orang Muhajirin dengan Anshar. Setiap orang Anshar mengakui orang Muhajirin sebagai saudara¬nya sendiri, mempersilakannya tinggal di rumah¬nya dan memanfaatkan segala fasilitasnya yang ada di rumah bersangkutan

Kesepuluh

Selanjutnya Nabi saw. merumuskan piagam yang berlaku bagi seluruh kaum Muslimin dan orang-orang Yahudi. Piagam inilah yang oleh Ibnu Hisyam disebut sebagai undang-undang dasar negara dan pemerintahan Islam yang pertama. Isinya mencakup tentang perikemanusiaan, keadilan sosial, toleransi beragama, gotong royong untuk kebaikan masyarakat, dan lain-lain. Saripatinya adalah sebagai berikut:

  • Kesatuan umat Islam, tanpa mengenal perbedaan.
  • Persamaan hak dan kewajiban.
  • Gotong royong dalam segala hal yang tidak termasuk kezaliman, dosa, dan permusuhan.
  • Kompak dalam menentukan hubungan dengan orang-orang yang memusuhi umat.
  • Membangun suatu masyarakat dalam suatu sistem yang sebaik-baiknya, selurusnya dan sekokoh-kokohnya.
  • Melawan orang-orang yang memusuhi negara dan membangkang, tanpa boleh memberikan bantuan kepada mereka.
  • Melindungi setiap orang yang ingin hidup berdampingan dengan kaum Muslimin dan tidak boleh berbuat zalim atau aniaya terhadapnya.
  • Umat yang di luar Islam bebas melaksanakan agamanya. Mereka tidak boleh dipaksa masuk Islam dan tidak boleh diganggu harta bendanya.
  • Umat yang di luar Islam harus ambil bagian dalam membiayai negara, sebagaimana umat Islam sendiri.
  • Umat non Muslim harus membantu dan ikut memikul biaya negara dalam keadaan terancam.
  • Umat yang di luar Islam, harus saling membantu dengan umat Islam dalam melindungi negara dan ancaman musuh.
  • Negara melindungi semua warga negara, baik yang Muslim maupun bukan Muslim.
  • Umat Islam dan bukan Islam tidak boleh melindungi musuh negara dan orang-orang yang membantu musuh negara itu.
  • Apabila suatu perdamaian akan membawa kebaikan bagi masyarakat, maka semua warga negara baik Muslim maupun bukan Muslim, harus rela menerima perdamaian.
  • Seorang warga negara tidak dapat dihukum karena kesalahan orang lain. Hukuman yang mengenai seseorang yang dimaksud, hanya boleh dikenakan kepada diri pelaku sendiri dan keluarganya.
  • Warga negara bebas keluar masuk wilayah negara sejauh tidak merugikan negara.
  • Setiap warga negara tidak boleh melindungi orang yang berbuat salah atau berbuat zalim.
  • Ikatan sesama anggota masyarakat didasarkan atas prinsip tolong-menolong untuk kebaikan dan ketakwaan, tidak atas dosa dan permusuhan.

Dasar-dasar tersebut ditunjang oleh dua kekuatan. Kekuatan spiritual yang meliputi keimanan seluruh anggota masyarakat kepada Allah, keimanan akan pengawasan dan penlindungan-Nya bagi orang yang baik dan konsekuen, dan Kekuatan material yaitu kepemimpinan negara yang tercerminkan oleh Nabi Muhammad saw

  1. Keteladanan Rasul dalam membina umat di Madinah

Setelah sampai di Madinah beliau mulai membangun umat dengan keteladanan, langkah awal ialah :

1. Mempersaudaraan kaum muhajirin dan Anshor

Dalam rangka memperkokoh daulah Islam di Madinah, Nabi Muhammad saw mempersaudarakan kaum muslimin yang satu dengan yang lainnya. Di samping maksud di atas. Juga dimaksudkan untuk menambah teguhnya persatuan umat Islam dan akrabnya hubungan Muhajirin dan Anshor. Yang dipersaudaraan oleh diberi contoh oleh Rasul dengan mengangkat tangan Ali bin Thalib dan menyatakan ”Ini saudaraku” setelah itu diikuti oleh masing- masing mereka memilih saudara angkatnya sendiri, sebagai berikut :

No

Muhajirin

Anshor

1

Abu Bakar

Khrijah bin Zuhair

2

Umar bin Khatttab

Itban bin Malik

3

Bilal bin Rabah

Abu Ruwaihah

4

Amir bin Abdillah

Sa’ad bin Muadz

5

Abdul Rahman bin Auf

Sa’ad bin Rabi’

6

Zubair bin Awwam

Salamah bin Salamah

7

Usman bin Affan

Aus bin Tsabit

8

Thalhah bin Ubaidillah

Ka’ab bin Malik

9

Abu Huzaifah bin Utbah

Ubbah bin Bisyr

10

Ammar bin Yasir

Huzaifah bin Al Yaman

2. Keperwiraan Rasulullah dalam memimpin perang

a. Perang Badar.

Keperwiraan berasal dafri kata ”perwira” artinya gagah berani. Keperwiraan berarti keberanian. Rasulullah dalam beberapa perang yang diikutinya, memeperlihatkan bahwa Rasulullah sebagai komandan perang yang gagah berani. Banyak contoh keperwiraan Rasulullah dalam peperangan melawan orang-orang kafir Quresy, seperti dalam perang Badar, Uhud dan Khandaq.

Perang Badar terjadi tanggal 17 Ramadhan tahun 2 Hijarah bertepatan 8 Januari 623 Masehi. Perang ini terjadi didekat sebuat sumur milik Badar, terletak antara Mekkah dan Madinah. Kaum muslimin berjumlah 314 orang sedangkan kafir Quresy 1000 orang yang lengkap dengan peralatannya. Sedangkan kaum muslimin dengan senjata seadanya.

Strategi Rasulullah dalam perang Badar, dengan menguasai penampungan air, hal itu sangat dibutuhkan kedua belah pihak. Sewaktu kedua pasukan saling berhadapan, maka tiba-tiba seorang kafir Quresy bernama Aswad bin As’ad . Ia Ingin menghancurkan kolam penampungan air yang dimiliki kaum muslimin tetapi hal ini dapat digagalkan oleh Hamzah bin Abdul Muthalib dan Aswad pun tewas dipukul dengan pedang.

Peperangan dimulai dengan perang tanding satu lawan satu dari pihak Quresy diwakili 3 orang yaitu : Utbah, Syaibah bin Rabiah dan Al Walid Utbah. Dari kaum Muslimin diwakili Ubaidah bin Harits, Ali bin Abi Thalib dan Hamzah bin Abdul Muthalib. Ketiga pahlawan Quresy ini mati terbunuh. Dilanjutkan dengan perang masal,dengan iman yang kuat Kaum Muslimin dapat memenangkan peperangan ini dengan pertolongan Allah.

b. Perang uhud.

Perang Uhud terjadi pada pertengahan bulan Sya’ban tahu ke tiga Hijrah bertepatan dengan bulan Januari tahun 625 Masehi. Peperangan terjadi di gunung Uhud, sebelah utara kota Madinah. Oleh karena itu peperangan ini dinamai Perang Uhud. Perang ini terjadi karena kaum Quresy ingin membalas kekalahan di Perang Badar sebelumnya.

Kaum muslimin berkuatan 700 orang sedangakan kaum kafir Quresy berkuatan 3000 orang. Dalam peperangan ini umat Islam dipimpin oleh Nabi Muhammad saw sedangan kaum Quresy dipimpin oleh Abu Sufyan bin Harb, yang didampingi isterinya Hindun penyair yang mempunyai suara yang bagus untuk memberi semangat dan menghibur pasukannya. Peperangan dimulai dengan perang tanding satu lawan satu dari kaum Muslimin diwakili oleh Ali bin Abi Thalib, Hamzah bin Abdul Muthalib, Sa,ad bin Abi Waqas dan Ashim bin Tsabit. Orang Quresy diwakili oleh Musafi bin Thalhah, Harits bin Thalhah, Kilab bin Thalhah dan Jallas bin Thalhah. Dalam perang tanding ini semua pahlawan Quresy mati terbunuh, setelah itu baru dilanjutkan dengan perang massal.

Pada mulanya kaum muslimin sudah menang dan kaum kafir meninggalkan hartanya, disebabkan kaum muslimin khususnya pasukan pemanah turun dari tempatnya untuk berbagi harta rampasan, pos kaum muslimin kosong, saat itu Khalid bin Walid pasukan kuda kaum Quresy mendapat kesempatan menerobos kaum muslimin kaum muslimin kucar kacir. Akhirnya kemenangan sudah ditangan sebelumnya sekarang menjadi sirna disebabkan oleh godaan dunia yaitu harta rampasan perang, kemenangan berpindah tangan kepada Kaum Kafir Quresy.

Sebab kekalahan perang ini ialah:

1). Tentara panah yang berjumlah 50 orang taat kepada Rasulullah.

2) Adanya kaum munafiq sebanyak 300 orang yang dipimpin oleh Abdullah bin Ubay yang mundur tidak mau berperang.

3) Terjadinya perbedaan pendapat antara kaum tua dan muda tentang tempat peperangan yang muda ingin di luar kota, sedangkan kaum tua ingin bertahan dalam kota Madinah.

c. Perang Khandaq.

Perang Khandaq atau Ahzah terjadi pada bulan syawal tahun 5 Hijrah, bertepatan dengan bulan Maret tahun 627 Masehi. Perang ini sebelah utara kota Madinah. Perang ini disebut khandaq (parit) karena kaum muslimin membuat parit pertahanan. Disebut ”perang ahzab” karena kaum Quresy bersekutu dengan penduduk lain yang berada sekitar kota Mekkah. Kaum muslimin berkekuatan sebanyak 3000 orang sedangakan kaum Quresy berkekutan 10000 orang .

Kaum muslimin dipinpin oleh Nabi Muhammad saw didampingi Ali bin Abi Tahalib, sedangkan kaum Quresy dipimpin oleh Abu Sufyan. Peperangan ini dimenangkan oleh kaum muslimin dengan cara bertahan di balik parit ayau khandaq. Parit ini merupakan ide seorang sahabat Rasul yang bernama Salman Al Farisi seorang sahabat yang berasal dari Bangsawan Persia yang mengembara mencari kebenaran.

3. Wafat Rasulullah

Menjelang wafat Rasulullah sewaktu sakitnya makin parah, Rasulullah meminta kepada Isteri-isterinya yang lain untuk dirawat di rumah Siti Aisyah binti Abu Bakar Ash Shiddiq, Yang memimpin sholat Jamaah pada saat itu Abu Bakar Ash Shiddiq, Keadaan itu membuat kaum muslimin cemas dan khawatir, kalau-kalau Nabi wafat. Sewaktu Nabi mengetahui kecemasan kaum muslimin beliau ingin menjumpai mereka. Dengan dipapah oleh Ali bin Abi Thalib Nabi bersabda:” Wahai manusia! Saya mendengar bahwa kamu sekalian merasa cemas kalau-kalau Nabimu meninggal dunia, pernahkah ada seorang Nabi yang hidup selamanya? Kalau ada, maka aku akan dapat pula hidup selamanya! Saya akan menemui Allah dan kamu akan menyusulku.

Rasulullah wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun ke 11 Hijrah, bertepatan dengan 8 Juni 632 Masehi, setelah mengalami sakit selama 13 hari dalam usia 63 tahun menurut perhitungan tahunHijrah. Beliau Meninggal di Rumah Siti Aisyah binti Abu Bakar dan di kuburkan disana, Diantara orang yang ikut memandikan beliau ialah : Abbas bin Abdul Muthalib, Ali bin Abi Thalib, Fadhal bin Abbas, Usamah bin Zaid dan Syuqran.

Reaksi sahabat ketika Rasulullah wafat, banyak diantara sahabat dan kaum muslimin yang tidak percaya bahwa Rasulullah wafat, Umar bin Khattab sangat marah sekali mendengar kabar wafatnya Rasulullah, seraya berkata: ” Ada orang yang telah menyatakan Rasulullah wafat! Sesungguhnya, demi Allah, beliau tidak wafat, hanya pergi mengahadap Tuhannya, sebagaimana Nabi Musa pun pernah pergi menghadap Tuhan. Demi Allah, Rasulullah akan kembali.” Tetapi setelah Abu Bakar membenarkan berita kewafatan Rasulullah itu, disertai membacakan firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 144, maka barulah mereka percaya. Firman yang dibacakan tersebut ialah: lihat Al-qur’an Onlines di oogle)

Artinya:”Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur” ( Ali Imran:144)

Beliau meninggalkan dua pusaka dua pusaka ini tidak akan lekang oleh panas dan tidak akan lapuk hujan itulah Al-Qur’an dan Hadits dari Nabi Muhammad saw.

12.57 | 0 komentar | Read More

alkisah tentang Iblis Terpaksa bertamu kepada Rasulullah SAW

http://arc300.files.wordpress.com/2011/03/iblis1.jpg
Iblis Terpaksa bertamu kepada Rasulullah SAW dari Muadz bin Jabal dari Ibn Abbas:Ketika kami sedang bersama Rasulullah SAW di kediaman seorang sahabat Anshar, tiba – tiba terdengar panggilan seseorang dari luar rumah: “Wahai penghuni rumah, bolehkah aku masuk? sebab kalian akan membutuhkanku. “

Rasulullah bersabda:”Tahukah kalian siapa yang memanggil?“

Kami menjawab: “Allah dan rasulNya yang lebih tahu.“

Beliau melanjutkan, “itu iblis, laknat Allah bersamanya.”

Umar bin Khattab berkata: “izinkan aku membunuhnya wahai Rasulullah“

Nabi menahannya:”Sabar wahai Umar, bukankah kamu tahu bahwa Allah memberinya kesempatan hingga hari kiamat? Lebih baik bukakan pintu untuknya, sebab dia telah diperintahkan untuk ini, pahamilah apa yang hendak ia katakan dan dengarkan dengan baik.“

Ibnu Abbas RA berkata: pintu lalu dibuka, ternyata dia seperti seorang kakek yang cacat satu matanya. di janggutnya terdapa 7 helai rambut seperti rambut kuda, taringnya terlihat seperti taring babi, bibirnya seperti bibir sapi.

Iblis berkata: “Salam untukmu Muhammad,…. . salam untukmu para hadirin…“

Rasulullah SAW lalu menjawab: “Salam hanya milik Allah SWT, sebagai mahluk terlaknat, apa keperluanmu?“

Iblis menjawab: “Wahai Muhammad, aku datang ke sini bukan atas kemauanku, namun karena terpaksa.“

“Siapa yang memaksamu?“

“Seorang malaikat utusan Allah mendatangiku dan berkata:
“Allah SWT memerintahkanmu untuk mendatangi Muhammad sambil menundukkan diri.beritahu Muhammad tentang caramu dalam menggoda manusia. jawabalah dengan jujur semua pertanyaannya. Demi kebesaran Allah, andai kau berdusta satu kali saja, maka Allah akan jadikan dirimu debu yang ditiup angin.“
oleh karena itu aku sekarang mendatangimu. Tanyalah apa yang hendak kau tanyakan. jika aku berdusta, aku akan dicaci oleh setiap musuhku. tidak ada sesuatu pun yang paling besar menimpaku daripada cacian musuh.“

OrangYang Dibenci IblisRasulullah SAW lalu bertanya kepada Iblis: “Kalau kau benar jujur, siapakah manusia yang paling kau benci?”

Iblis segera menjawab: ” Kamu, kamu dan orang sepertimu adalah mahkluk Allah yang paling aku benci.”

“Siapa selanjutnya?“
“Pemuda yang bertakwa yang memberikan dirinya mengabdi kepada Allah SWT.”“lalu siapa lagi?“

“Orang Aliim dan wara’ (Loyal)”

“Lalu siapa lagi?“

“Orangyang selalu bersuci.“

“Siapa lagi?“

“Seorang fakir yang sabar dan tak pernah mengeluhkan kesulitannnya kepda orang lain.“
“apa tanda kesabarannya?“

“Wahai Muhammad, jika ia tidak mengeluhkan kesulitannya kepada orang lain selama 3 hari, Allah akan memberi pahala orang – orang yang sabar.“

“Selanjutnya apa?“

“Orang kaya yang bersyukur.“

“apa tanda kesyukurannya?”

“Ia mengambil kekayaannya dari tempatnya, dan mengeluarkannya juga dari tempatnya.”
“Orang seperti apa Abu Bakar menurutmu?“
“Ia tidak pernah menurutiku di masa jahiliyah, apalagi dalam Islam.“

“Umar bin Khattab?”
“Demi Allah setiap berjumpa dengannya aku pasti kabur.“

“Usman bin Affan?“

“Aku malu kepada orang yang malaikat pun malu kepadanya.”

“Ali bin Abi Thalib?“

“Aku berharap darinya agar kepalaku selamat, dan berharap ia melepaskanku dan aku melepaskannya. tetapi ia tak akan mau melakukan itu.” (Ali bin Abi Thalib selau berdzikir terhadap Allah SWT)

Amalan Yang Dapat Menyakiti Iblis
“Apa yang kau rasakan jika melihat seseorang dari umatku yang hendak shalat?“

“aku merasa panas dingin dan gemetar.“

“Kenapa?“

“Sebab, setiap seorang hamba bersujud 1x kepada Allah, Allah mengangkatnya 1 derajat.“
“Jika seorang umatku berpuasa?“

“Tubuhku terasa terikat hingga ia berbuka.”

“Jika ia berhaji?“

“Aku seperti orang gila.“
“Jika ia membaca al-Quran?“

“Aku merasa meleleh laksana timah diatas api.“

“Jika ia bersedekah?“
“Itu sama saja orang tersebut membelah tubuhku dengan gergaji.”

“mengapa bisa begitu?“

“sebab dalam sedekah ada 4 keuntungan baginya. yaitu keberkahan dalam hartanya, hidupnya disukai, sedekah itu kelak akan menjadi hijab antara dirinya dengan api neraka dan segala macam musibah akan terhalau dari dirinya.“

“apa yang dapat mematahkan pinggangmu?“

“suara kuda perang di jalan Allah.“

“Apa yang dapat melelehkan tubuhmu?“

“taubat orang yang bertaubat.“

“apa yang dapat membakar hatimu?“

“istighfar di waktu siang dan malam.”

“Apa yang dapat mencoreng wajahmu?”

“sedekah yang diam – diam.“

“Apa yang dapat menusuk matamu?“

“Shalat fajar.“

“Apa yang dapat memukul kepalamu?“

“Shalat berjamaah.”

“Apa yang paling mengganggumu?“

“Majelis para ulama.“

“bagaimana cara makanmu?“

“dengan tangan kiri dan jariku.“

“dimanakah kau menaungi anak – anakmu di musim panas?“

“di bawah kuku manusia.”

Manusia Yang Menjadi Teman IblisNabi lalu bertanya : “Siapa temanmu wahai Iblis?“

“Pemakan riba.“

“Siapa sahabatmu?“

“Pezina.“

“Siapa teman tidurmu?“

“Pemabuk..”

“Siapa tamumu?“

“Pencuri.“

“Siapa utusanmu?“

“Tukang sihir.“
“Apa yang membuatmu gembira?“

“Bersumpah dengan cerai.”

“Siapa kekasihmu?“

“Orangyang meninggalkan shalat jumaat“

“Siapa manusia yang paling membahagiakanmu?“
“orang yang meninggalkan shalatnya dengan sengaja.”

IblisTidak Berdaya Di hadapan Orang Yang IkhlasRasulullah SAW lalu bersabda : “Segala puji bagi Allah yang telah membahagiakan umatku dan menyengsarakanmu.“

Iblis segera menimpali:” tidak, tidak… tak akan ada kebahagiaan selama aku hidup hingga hari akhir..
Bagaimana kau bisa berbahagia dengan umatmu, sementara aku bisa masuk ke dalam aliran darah mereka dan mereka tak bisa melihatku.
Demi yang menciptakan diriku dan memberikan ku kesempatan hingga hari akhir, aku akan menyesatkan mereka semua.
Baik yang bodoh, atau yang pintar, yang bisa membaca dan tidak bisa membaca, yang durjana dan yang shaleh, kecuali hamba Allah yang ikhlas.”

“Siapa orang yang ikhlas menurutmu?”

“Tidakkah kau tahu wahai Muhammad, bahwa barang siapa yang menyukai emas dan perak, ia bukan orang yang ikhlas. Jika kau lihat seseorang yang tidak menyukai dinar dan dirham, tidak suka pujian dan sanjunang, aku bisa pastikan bahwa ia orang yang ikhlas, maka aku meninggalkannya. Selama seorang hamba masih menyukai harta dan sanjungan dan hatinya selalu terikat dengan kesenangan dunia, ia sangat patuh padaku.“

IblisDibantu oleh 70.000 anak – anaknya
Tahukah kamu Muhammad, bahwa aku mempunyai 70.000 anak. Dan setiap anak memiliki 70.000 syaithan.

Sebagian ada yang aku tugaskan untuk mengganggu ulama. Sebagian untuk menggangu anak – anak muda, sebagian untuk menganggu orang – orang tua, sebagian untuk menggangu wanita – wanita tua, sebagian anak -anakku juga aku tugaskan kepada para Zahid.

Aku punya anak yang suka mengencingi telinga manusia sehingga ia tidur pada shalat berjamaah. tanpanya, manusia tidak akan mengantuk pada waktu shalat berjamaah.

aku punya anak yang suka menaburkan sesuatu di mata orang yang sedang mendengarkan ceramah ulama hingga mereka tertidur dan pahalanya terhapus.

Aku punya anak yang senang berada di lidah manusia, jika seseorang melakukan kebajikan lalu ia beberkan kepada manusia, maka 99% pahalanya akan terhapus.

Pada setiap seorang wanita yang berjalan, anakku dan syaithan duduk di pinggul dan pahanya, lalu menghiasinya agar setiap orang memandanginya.

Syaithan juga berkata,”keluarkan tanganmu”, lalu ia mengeluarkan tangannya lalu syaithan pun menghiasi kukunya.

mereka, anak – anakku seleu meyusup dan berubah dari satu kondisi ke kondisi lainnya, dari satu pintu ke pintu yang lainnya untuk menggoda manusia hingga mereka terhempas dari keikhlasan mereka.

Akhirnya mereka menyembah Allah tanpa ikhlas, namun mereka tidak merasa.

Tahukah kamu, Muhammad? bahwa ada rahib yang telah beribadat kepada Allah selama 70 tahun. Setiap orang sakit yang didoakan olehnya, sembuh seketika. Aku terus menggodanya hingga ia berzina, membunuh dan kufur.Cara Iblis MenggodaTahukah kau Muhammad, dusta berasal dari diriku?

Akulah mahluk pertama yang berdusta.

Pendusta adalah sahabatku. barang siapa bersumpah dengan berdusta, ia kekasihku.

Tahukah kau Muhammad?

Aku bersumpah kepada Adam dan Hawa dengan nama Allah bahwa aku benar – benar menasihatinya.

Sumpah dusta adalah kegemaranku.

Ghibah(gosip) dan Namimah(Adu domba) kesenanganku.

Kesaksian palsu kegembiraanku.

Orang yang bersumpah untuk menceraikan istrinya ia berada di pinggir dosa walau hanya sekali dan walaupun ia benar. sebab barang siapa membiasakan dengan kata – kata cerai, isterinya menjadi haram baginya. Kemudian ia akan beranak cucu hingga hari kiamat. jadi semua anak – anak zina dan ia masuk neraka hanya karena satu kalimat, CERAI.

Wahai Muhammad, umatmu ada yang suka mengulur ulur shalat. Setiap ia hendak berdiri untuk shalat, aku bisikan padanya waktu masih lama, kamu masih sibuk, lalu ia manundanya hingga ia melaksanakan shalat di luar waktu, maka shalat itu dipukulkannya ke mukanya..

Jika ia berhasil mengalahkanku, aku biarkan ia shalat. Namun aku bisikkan ke telinganya ‘lihat kiri dan kananmu’, iapun menoleh. pada saat iatu aku usap dengan tanganku dan kucium keningnya serta aku katakan ‘shalatmu tidak sah’

Bukankah kamu tahu Muhammad, orang yang banyak menoleh dalam shalatnya akan dipukul.

Jika ia shalat sendirian, aku suruh dia untuk bergegas. ia pun shalat seperti ayam yang mematuk beras.

jika ia berhasil mengalahkanku dan ia shalat berjamaah, aku ikat lehernya dengan tali, hingga ia mengangkat kepalanya sebelum imam, atau meletakkannya sebelum imam.

Kamu tahu bahwa melakukan itu batal shalatnya dan wajahnya akan dirubah menjadi wajah keledai.

Jika ia berhasil mengalahkanku, aku tiup hidungnya hingga ia menguap dalam shalat. Jika ia tidak menutup mulutnya ketika menguap, syaithan akan masuk ke dalam dirinya, dan membuatnya menjadi bertambah serakah dan gila dunia.

Dan iapun semakin taat padaku.

Kebahagiaan apa untukmu, sedanga aku memerintahkan orang miskin agar meninggalkan shalat. aku katakan padaknya, ‘kamu tidak wajib shalat, shalat hanya wajib untuk orang yang berkecukupan dan sehat. orang sakit dan miskin tidak, jika kehidupanmu telah berubah baru kau shalat.’

Ia pun mati dalam kekafiran. Jika ia mati sambil meninggalkan shalat maka Allah akan menemuinya dalam kemurkaan.

Wahai Muhammad, jika aku berdusta Allah akan menjadikanku debu.

Wahai Muhammad, apakah kau akan bergembira dengan umatmu padahal aku mengeluarkan seperenam mereka dari islam?“

10 Permintaan Iblis kepada Allah SWT
“berapa yang kau pinta dari Tuhanmu?”

“10 macam“

“apa saja?”

“aku minta agar Allah membiarkanku berbagi dalam harta dan anak manusia, Allah mengizinkan. Allah berfirman, “berbagilah dengan manusia dalam harta dan anak. dan janjikanlah mereka, tidaklah janji setan kecuali tipuan.” (QS Al-Isra :64)

Harta yang tidak dizakatkan, aku makan darinya. aku juga makan dari makanan haram dan yang bercampur dengan riba, aku juga makan dari makanan yang tidak dibacakan nama Allah.

Aku minta agar Allah membiarkanku ikut bersama dengan orang yang berhubungan dengan istrinya tanpa berlindung dengan Allah, maka setan ikut bersamanya dan anak yang dilahirkan akan sangat patuh kepada syaithan.

aku minta agar bisa ikut bersama dengan orang yang menaiki kendaraan bukan untuk tujuan yang halal.

aku minta agar Allah menjadikan kamar mandi sebagai rumahku.

aku minta agar Allah menjadikan pasar sebagai masjidku.

Aku minta agar Allah menjadikan syair sebagai Quranku.

Aku minta agar Allah menjadikan pemabuk sebagai teman tidurku.

Aku minta agar Allah memberikanku saudara , maka Ia jadikan orang yang membelanjakan hartanya untuk maksiat sebagai saudaraku.

Allah berfirman, “Orang – orang bros adalah saudara – saudara syaithan. ” (QS Al-Isra : 27)

Wahai Muhammad, aku minta agar Allah membuatku bisa melihat manusia sementara mereka tidak bisa melihatku.

dan aku minta agar Allah memberiku kemampuan untuk mengalir dalam aliran darah manusia.

Allah menjawab, “silahkan”, aku bangga dengan hal itu hingga hari kiamat. sebagian besar manusia bersamaku di hari kiamat.

Iblis berkata : “wahai muhammad, aku tak bisa menyesatkan orang sedikitpun, aku hanya bisa membisikan dan menggoda.”

jika aku bisa menyesatkan, tak akan tersisa seorangpun.

sebagaimana dirimu, kamu tidak bisa memberi hidayah sedikitpun, engkau hanya rasul yang menyampaikan amanah.

jika kau bisa memberi hidayah, tak akan ada seorang kafir pun di muka bumi ini.

kau hanya bisa menjadi penyebab untuk orang yang telah ditentukan sengsara.

Orang yang bahagia adalah orang yang telah ditulis bahagia sejak di perut ibunya. dan orang yang sengsara adalah orang yang telah ditulis sengsara semenjak dalam kandungan ibunya.

Rasulullah SAW lalu membaca ayat :”mereka akan terus berselisih kecuali orang yang dirahmati oleh Allah SWT” (QS Hud :118 – 119)
juga membaca, “Sesungguhnya ketentuan Allah pasti berlaku” (QS Al-Ahzab : 38)

Iblis lalu berkata: “wahai Rasul Allah takdir telah ditentukan dan pena takdi
r telah kering. Maha Suci Allah yang menjadikanmu pemi
mpin para nabi dan rasul, pemimpin pendudk surga, dan yang telah menjadikan aku pemimpin mahluk – mahluk celaka dan pemimpin penduduk neraka. aku si celaka yang terusir, ini akhir yang ingin aku sampaikan kepadamu. dan aku tak berbohong.“

ilustrasi gambar:eryevolutions
sumber : http://www.facebook.com/notes/isty-qomariah/iblis-terpaksa-bertamu-kepada-rasulullah/389661737087
12.53 | 0 komentar | Read More

Kelembutan Sang Rasul

Rasulullah
Nabi Muhammad, sosok manusia yang penuh kelembutan. Beliau sering diludahi, dikatakan gila, dilempari kotoran hewan, dan lain sebagainya. Pernah ada seorang laki-laki yang apabila Nabi lewat depan rumahnya, ia selalu meludahi Nabi. Terus begitu setiap hari. Suatu hari, Nabi lewat depan rumahnya seperti biasa. Namun beliau heran, karena beliau tidak mendapati laki-laki tersebut meludahinya. Maka bertanyalah beliau kepada tetangga laki-laki tersebut. Rupanya laki-laki itu sedang sakit. Apakah nabi Muhammad merasa senang? Nabi Muhammad justeru bertamu ke rumah laki-laki itu untuk menjenguk dan menghibur laki-laki itu. Maka kagumlah laki-laki itu akan akhlaq beliau. Nabi Muhammad bukanlah sosok yang mudah marah jika dihina. Beliau hanya marah jika seseorang menghina Allah.


Muhammad Ar-Rasul di Tha’if

Sepeninggal Abu Thalib, gangguan kafir Quraisy terhadap Rasulullah saaw semakin bertambah ganas. Ketika beliau merasakan gangguan kaum musyrikin Quraisy bertambah hebat dan tetap menolak serta menjauhi agama Islam, beliau berpikir untuk meninggalkan Makkah dan pergi ke Tha’if. Beliau berharap akan memperoleh dukungan penduduk setempat dan akan menyambut baik ajakan beliau untuk memeluk agama Islam. Dengan harapan itu, Muhammad saaw sang Rasul bersama Zaid bin Haritsah, anak angkat beliau saaw, pergi ke Tha’if.

Banyak tokoh Quraisy membangun tempat peristirahatan di sana. Kabilah terbesar di Tha’if adalah Bani Tsaqif, kabilah yang berkuasa serta mempunyai kekuatan fisik dan ekonomi yang cukup memadai. Mengetahui akan hal ini, Rasulullah saaw menemui pemimpin Bani Tsaqif yang terdiri dari tiga bersaudara.

Rasulullah saaw menyampaikan maksud kedatangan beliau dan mengajak mereka untuk memeluk Islam dan tidak menyembah selain Allah SWT. Namun jawaban dari mereka sungguh di luar harapan Nabi Muhammad saaw.

Salah satu dari mereka berkata, “Apakah Allah tidak dapat memperoleh seseorang untuk diutus selain engkau?”

Yang lainnya berkata, “Kami hidup turun-temurun di sini. Tiada kesusahan atau pun penderitaan. Hidup kami makmur, serba berkecukupan, dan kami merasa senang dan bahagia. Oleh sebab itu, kami tak perlu agamamu. Juga tidak perlu dengan segala ajaranmu. Kami pun punya Tuhan yang bernama Al-Latta, yang memiliki kekuatan melebihi berhala Hubal di Ka’bah. Buktiny dia telah memberikan kesenangan di sini dengan segala kemewahan dan kekayaan yang kami miliki.”

Yang lainnya lagi berkata, “Jauh berbeda dengan ajaran yang kalian tawarkan. Penuh siksaan dan daerah yang selalu penuh dengan derita. Jels kami menolak ajaran kalian. Bila tidak, akan menimbulkan malapetaka bagi penduduk kami di sini.”

Mendengar jawaban mereka, berkata Muhammad Rasulullah saaw, “Bila memang demikian, kami pun tidak memaksa. Maaf kalau telah mengganggu kalian. Kami mohon diri.”
Berkata mereka, “Pergilah kalian cepat-cepat dari sini! Sebelum kau sebarkan bencana besar bagi penduduk di sini. Oh ya, kedatangan kalian ke sini tak bisa kami diamkan begitu saja. Mau tak mau kami harus melaporkan hal ini kepada pemimpin Bani Quraisy di Makkah sebagai mitra kami. Kami tidak ingin berkhianat kepada mereka.”

Maka Rasulullah saaw dan Zaid bin Haritsah keluar dari rumah para pemimpin Bani Tsaqif itu. Akan tetapi, para pemimpin Bani Tsaqif tidak membiarkan mereka berdua pergi begitu saja. Di luar rumah para pemimpin Bani Tsaqif, Rasulullah saaw dan Zaid bin Haritsah dihadang oleh sekelompok penduduk kota Tha’if yang tampaknya tidak ramah. Bahkan di antara kelompok itu ada beberapa anak kecil. Dengan satu aba-aba dari seseorang, sekelompok penduduk itu pun melempari Rasulullah saaw dan Zaid bin Haritsah dengan batu. Zaid bin Haritsah berusaha melindungi Rasulullah saaw sambil pergi dari tempat itu. Mereka berdua terluka akibat lemparan-lemparan itu.

Setelah agak jauh dari kota Tha’if, Rasulullah berteduh dekat sebuah pohon sambil membersihkan luka-luka mereka.

Sesudah agak tenang, Rasulullah mengangkat kepala menengadah ke atas, ia hanyut dalam suatu doa yang berisi pengaduan yang sangat mengharukan:
“Allahumma ya Allah, kepadaMu juga aku mengadukan kelemahanku, kurangnya kemampuanku serta kehinaan diriku di hadapan manusia. Wahai Tuhan Yang Mahapengasih Mahapenyayang. Engkaulah yang melindungi si lemah, dan Engkaulah Pelindungku. Kepada siapa hendak Kauserahkan daku? Kepada orang yang jauhkah yang berwajah muram kepadaku, atau kepada musuh yang akan menguasai diriku? Asalkan Engkau tidak murka kepadaku, aku tidak peduli, sebab sungguh luas kenikmatan yang Kaulimpahkan kepadaku. Aku berlindung kepada Nur Wajah-Mu yang menyinari kegelapan, dan karenanya membawakan kebaikan bagi dunia dan akhirat. Janganlah Engkau timpakan kemurkaanMu kepadaku. Engkaulah yang berhak menegur hingga berkenan pada-Mu. Dan tiada daya upaya kecuali dengan Engkau.”

Allah mengutus Jibril untuk menghampiri beliau saaw. Jibril berkata, “Allah mengetahui apa yang telah terjadi di antara kamu dan penduduk kota Tha’if. Dia telah menyediakan malaikat di gunung-gunung di sini untuk menjalankan perintahmu. Jika engkau mau, maka malaikat-malaikat itu akan menabrakkan gunung-gunung itu hingga penduduk kota itu akan binasa. Atau engkau sebutkan saja suatu hukuman bagi penduduk kota itu.”

Rasulullah saaw terkejut dengan hal ini, lalu bersabda, “Walau pun orang-orang ini tidak menerima ajaran Islam, aku harap dengan kehendak Allah, anak-anak mereka pada suatu masa nanti akan menyembah Allah dan berbakti kepada-Nya.” Demikianlah kelembutan hati Rasulullah saaw. Dia manusia, tapi tak seperti manusia. Begitu mulya pengorbanan beliau. Walaupun halangan menimpa, namun hatinya tetap tabah dan penuh kelembutan dan kasih-sayang. Maka betapa kejinya orang-orang yang menghina manusia mulya ini. Betapa jahatnya orang-orang yang menyakiti beliau. Akan tetapi manusia di zaman ini begitu mudah menyakiti perasaan beliau dengan meninggalkan ajaran beliau saaw. Tidak tahukah mereka, bahwa setiap hari amal-amal mereka dihadapkan kepada Rasulullah? Jika amal itu baik, maka beliau pun bergembira dan bersyukur. Jika amal itu buruk, maka beliau dengan kelembutannya memohonkan ampunan kepada Allah bagi orang itu. Adakah pemimpin yang selalu memikirkan ummatnya dari sejak di dunia hingga di kehidupan berikutnya selain beliau saaw?

Tak jauh dari tempat istirahat Rasulullah saaw dan Zaid bin Haritsah, terdapat sebuah kebun milik ‘Utbah bin Rabi’ah. Kebetulan dua orang anak ‘Utbah berada di situ. Melihat keadaan Rasulullah saaw dan Zaid, mereka menyuruh budak mereka, ‘Addas, yang beragama Nashrani untuk membawakan buah anggur dari kebun itu.

Pelayan itu segera menghampiri Rasulullah saaw dan berkata, “Makanlah anggur ini wahai tuan-tuan. Semoga dapat melepaskan dahaga kalian.” Kemudian Rasulullah saaw mengambil anggur itu sambil mengucapkan, “Bismillah.”

Addas, demi mendengar ucapan Rasulullah saaw, merasa kagum dan berkata, “Sungguh, kata-kata itu tidak pernah diucapkan penduduk daerah ini.”

Rasulullah saaw bertanya, “Dari negara mana engkau dan apa agamamu?” ‘Addas menjawab, “Aku seorang penganut Nashrani, aku berasal dari Niniwe.”

Rasulullah saaw berkata, “Oh, dusun tempat seorang hamba Allah yang shalih, Yunus bin Matta.”

Addas bertanya penuh kekaguman, “Dari manakah Anda mengenal Yunus bin Matta?” Rasulullah saaw menjawab, “Dia saudaraku. Dia seorang nabi, dan aku pun seorang nabi.”

Dengan perasaan gembira bercampur haru, Addas memeluk Rasulullah dan menciumi kening, tangan dan kaki Rasulullah saaw.

Setelah merasa cukup beristirahat, Rasulullah saaw dan Zaid bin Haritsah beranjak pulang ke Makkah.

Yunus bin Matta adalah seorang Nabi dari Niniwe, terkadang disebut juga sebagai Dzun Nun. Penduduk Niniwe begitu ingkar dan menolak ajaran yang dibawa beliau as. Lalu beliau pergi dari negeri itu dengan menggunakan perahu. Akan tetapi di tengah laut beliau terpaksa di buang ke laut dan kemudian di makan ikan. Beliau tinggal di dalam perut ikan selama tiga hari tiga malam. Kemudian beliau dimuntahkan ikan itu ke tepi pantai dekat Niniwe. Penduduk Niniwe menyambut kedatangan beliau yang ternyata penduduk Niniwe telah bertobat dan menerima ajaran yang beliau bawa. Kisah ini dapat dilihat dalam Al-Qur`an surat Al-Anbiya` ayat 87-88 dan Ash-Shaffat ayat 139-148

12.49 | 0 komentar | Read More

BACA JUGA

DAFTAR LENGKAP ARTIKEL BLOG BAGINDAERY

Ikuti situs Bagindaery

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...