Kamis, 08 Juli 2010

Masa Emas Bulu Tangkis Indonesia

Pertandingan bulu Tangkis merupakan Unggulan Indonesia sejak masa-masa lalu. Beberapa nama atlet Bulu Tangkis Indonesia telah menorehkan Tinta Emas untuk Indonesia. Sebut Saja Rudi Hartono, beliau telah mengharumkan nama Indonesia ke berbagai penjuru Dunia dengan menjadi orang terbaik di Olahraga Bulu Tangkis nya pada era 1970 an.

Lahir di Surabaya 18 Agustus 1949 silam, penggemar makanan khas daerah khususnya makanan Surabaya ini mengakui, untuk menjadi juara sejati dibutuhkan perjuangan keras.

“Kemenangan tidak diraih secara kebetulan tetapi harus melalui perjuangan. Kemenangan sejati dicapai melalui prestasi,” ujar peraih gelar Olahragawan Terbaik versi SIWO (Seksi Wartawan Olahraga) PWI pada 1969 dan 1974 tersebut.

Pemilik klub Jaya Raya itu kembali menorehkan sejarah bagi Bangsa Indonesia tatkala untuk ketiga kalinya secara berturut-turut yakni pada 1970 kembali berjaya sebagai Juara All England setelah mengalahkan pemain asal Demmark, Svend Pri.

“Mental juara dunia harus menerima kekalahan. Namun, kekalahan dalam suatu pertandingan bukan akhir prestasi melainkan `cambuk` untuk terus berlatih,” ungkap mantan Ketua Bidang Pembinaan PB PBSI (Pengurus Besar Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia) periode 1981 hingga 1985 tersebut.

“Kegagalan harus dijadikan motivasi untuk meraih keberhasilan selanjutnya. Itulah yang tidak dimiliki pebulutangkis kita saat ini,” ujarnya.

Peraih penghargaan IBF Distinguished Service Award 1985 itu kembali mengulang sukses pada 1971 sebagai Juara Tunggal Putra All England setelah mengalahkan Muljadi, pebulutangkis Indonesia.

Untuk kelima kalinya, ayah dua anak ini kembali mempertahankan gelar Juara All England pada 1972 setelah menundukkan Svend Pri, pemain asal Demmark.

Bertemu dengan rekan senegaranya, Christian, pada Final All England 1973, Rudy Hartono yang sempat bermain film berjudul MATINYA SEORANG BIDADARI bersama aktris Poppy Dharsono pada 1971, kembali mempertahankan gelarnya.

Kedigdayaan Rudy Hartono kembali ditunjukkan setelah berhasil mempertahankan gelar Juara All England tujuh kali berturut-turut ketika menundukkan Punch Gunalan pebulutangkis Malaysia, pada partai final All England 1974.

“Kegagalan itu harus dijadikan sebagai introspeksi untuk memperbaiki kesalahan. Namun, jangan pula terlena dengan kemenangan sebab kemenangan itu juga kadang menjadi bumerang bagi kita,”katanya.

“Kepuasan seorang atlet yakni ketika dia mampu mengalahkan dirinya dan mencapai prestasi sebagai seorang juara,” Rudy Hartono yang menghantar tim Indonesia sebagai Thomas Cup pada 1970, 1973, 1976 dan 1979 tersebut.

Mengakhiri karir sebagai atlet bulutangkis, Rudy Hartono, yang saat ini tengah mengurus usaha sebagai agen peralatan olahraga yang dirintisnya sejak 1984, lebih banyak meluangkan waktu untuk keluarga.

“Saya masih akan terus membangkitkan bulutangkis di Indonesia agar kita dapat meraih Juara Dunia yang sudah lama hilang. Klub, yang saya rintis telah banyak melahirkan pebulutangkis dunia, salah satunya Susy Susanti,” ungkap Juara Dunia 1980 dan Juara Japan Open 1981 tersebut.

Ia menilai, prestasi bulutangkis Indonesia saat ini semakin terpuruk. Rudy Hartono berharap, Indonesia dapat bangkit untuk mengulang prestasi seperti yang pernah diraih pada dekade 1960-an hingga 1990.

“Semangat bulutangkis harus kembali dibangkitkan. Dulu, banyak orang berlomba-lomba untuk menjadi atlet bulutangkis, tetapi sekarang sudah sangat sulit mencari bibit juara dunia,” katanya.

“Semua pihak, termasuk pemerintah harus menggairahkan kembali euforia (semangat) bulutangkis agar kita bisa merebut kembali gelar juara dunia,” harap maestro bulutangkis tersebut. (ww/cio/2010) Kapanlagi.com

Hewan ” Mitos atau ( LEGENDA)

Hewan " mitos gw tertark bgt ma hewan" begini soalnya keren:boong:

Tsuchinoko: Hewan Mitos Dari Jepang

Tsuchinoko, hewan mistik dari cerita dongeng atau mitos Jepang sejak jaman dulu, rupanya sangat terkenal untuk dijadikan bahan pembicaraan.

Tsuchinoko mempunyai bentuk seperti ular dengan panjang antara 30-80 cm dengan bagian tengah tubuhnya lebih lebar dari kepalanya dan mempunyai taring juga racun yang sama dengan ular.

mitos tsuchinoko dari jepang

Berdasarkan cerita legenda, tsuchinoko mempunyai kemampuan berbicara dengan manusia dan cenderung sering berbohong. Beberapa juga percaya kalau Tsuchinoko menyukai alkohol dan sanggup meloncat sejauh 1 meter.

Apakah tsuchinoko benar-benar ada? Selama ini belum pernah ada orang yang mendapatkan bukti fisiknya, meskipun sudah ribuan orang dari seluruh Jepang melaporkan pernah melihatnya secara samar-samar.

yang ke dua …

Yeti

Yeti yang disebut sebagai Manusia Salju Liar telah menjadi legenda di daerah Himalaya.Dari dahulu sampai sekarang banyak cerita orang yang hilang di daerah pegunungan Himalaya, dipercaya mereka telah diculik oleh Yeti.Foto diatas diambil tahun 1925, N. A. Tombazzi melaporkan telah melihat hewan besar mirip manusia 300 yard dari Sikkim.Walaupun banyak yang telah melapor melihat yeti, tidak ada bukti yang menunjukan dia ada.Daerah tempat terlihatnya yeti sangat curam dan landai sehingga sulit diadakan investigasi

3…
Bigfoot

Bigfoot dilaporkan telah ditemukan didaerah Kanada dan Amerika Utara sejak abad 19-an.Dari jejak kakinya diperkirakan beratnya mencapai 400 kg.Bigfoot dikenal juga dengan nama Sasquatch, itu adalah nama hewan legenda yang beredar di Amerika Utara.Bigfoot kadang diciri2kan sangat besar, dengan bulu2 menutupi seluruh tubuh, dan orang percaya makhluk ini dapat ditemukan diseluruh dunia dengan nama2 yang berbeda, seperti Yeti di Tibet dan Nepal, Yeren di China dan Yowie di Australia.

4..
Naga

Dragon atau naga adalah hewan dengan ukuran yang sangat menakjubkan.Mereka berbentuk reptil dan terkadang memiliki beberapa kepala dan dapat menghembuskan nafas api.Naga dipercaya dapat ditaklukan lewat musik.Naga juga disebut2 sebagai dewa oleh beberapa suku.

5..
Unicorn

Unicorn adalah seekor kuda putih yang memiliki tanduk dikepalanya.Unicorn sangat maskulin tetapi juga sangat feminim.Unicorn juga menjadi simbol kesucian dan hubungan spiritual.Unicorn memiliki tubuh yang besar, lebih besar dari ukuran kuda biasa.

6…
Cerberus

Dalam mitor Yunani, Cerberus adalah anjing raksasa berkepala 3 yang menjaga pintu ke Hades. Disebutkan juga Cerberus adalah anak dari Typhon dan Echidna. Dan dikatakan juga bahwa Orpheus, Aeneas dan Odysseus mampu melewati Cerberus dan masuk ke dunia Hades.

7…
Raiju

Menurut kepercayaan masyarakat Jepang "Raiju" adalah seekor binatang peliharaan Dewa Shinto (dewa guntur/petir) yang turun dari langit bersama petir dan merusak lingkungan. Menurut mereka Raiju menyerupai gambaran seekor kucing, musang, atau tikus yang memiliki cakar yang besar, bulu yang lebat dikaki, dan bersinar.

Karena merupakan hewan peliharaan dewa maka Raiju ditakuti oleh orang Jepang, dan tidak jarang pula mereka membuat ritual agar mereka terhindar dari amukan petir (raiju). kalau hanya hewan mitologi yang disembah masyarakat itu sudah biasa, yang mencengangkan menurut pengakuan masyarakat Jepang mereka sering melihat Raiju turun, terperangkap, merusak kebun mereka, bahkan ada yang mengaku pernah menangkapnya.

http://blakdulz.comuv.com/?p=481

Bendera Indonesia = Bendera Monaco? (sama kah?)

BENDERA INDONESIA

http://www.appliedlanguage.com/flags_of_the_world/large_flag_of_monaco.gif
BENDERA MONACO

Ehem... Beberepa blog, forum, dan website profokatif mengangkat masalah bendera Indonesia. Mereka bilang bahwa Bendera Indonesia mencuri Bendera Monaco. Jelas sesungguhnya pernyataan tersebut adalah salah. Keduanya serupa namun jelas berbeda.

Perbandingan
  1. Ukuran:
    • Indonesia=2:3
    • Monaco=4:5
  2. Resmi Digunakan
    • Indonesia=17 Agustus 1945
    • Monaco=4 April 1881
  3. Latar Belakangan Sejarah
    • Indonesia=Warna panji-panji Kerajaan Majapahit
    • Monaco=Warna-warna simbol House of Grimaldi

Selain Indonesia dan Monaco, ada banyak bendera negara/kota/kerajaan yang juga serupa.

Mari kita gunakan kecerdasan dengan bukti dari berbagai referensi untuk menjawab berbagai aksi profokatif terhadap bangsa Indonesia. Waspada terhadap pihak-pihak yang senang mengadu domba negara bertetangga. Rukun dan bersahabat yang bermartabat itu lebih baik. Jauhi perang seperti Iran-Irak, Korea Utara-Korea Selatan, dan lain-lain. Merdeka!


Sumber

http://en.wikipedia.org/wiki/Indonesian_flag

http://en.wikipedia.org/wiki/Poland_flag

http://en.wikipedia.org/wiki/Flag_of_Monaco

http://en.wikipedia.org/wiki/Singapore_flag

Orang Paling Misterius di Indonesia (FULL VERSION)

Supriyadi
Siapa sih yang tidak kenal dengan sosok pahlawan satu ini. Kalo elo-elo gak tau, tandanya pas pelajaran sejarah pada tidur di kelas ya, hehehe…Supriyadi adalah pahlawan nasional Indonesia, pemimpin pemberontakan pasukan Pembela Tanah Air (PETA) terhadap pasukan pendudukan Jepang di Blitar pada Februari 1945. Ia ditunjuk sebagai menteri keamanan rakyat pada kabinet pertama Indonesia, namun tidak pernah muncul untuk menempati jabatan tersebut.
Pada waktu itu, Supriyadi memimpin sebuah pasukan tentara bentukan Jepang yang beranggotakan orang orang Indonesia. Karena kesewenangan dan diskriminasi tentara Jepang terhadap tentara PETA dan rakyat Indonesia, Supriyadi gundah. Ia lantas memberontak bersama sejumlah rekannya sesama tentara PETA. Namun pemberontakannya tidak sukses. Pasukan pimpinan Supriyadi dikalahkan oleh pasukan bentukan Jepang lainnya, yang disebut Heiho.
Kabar yang berkembang kemudian, Supriyadi tewas. Tetapi, hingga kini tidak ditemukan mayat dan kuburannya. Oleh karena itu, meski telah dinobatkan sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah, keberadaan Supriyadi tetap misterius hingga kini. Sejarah yang ditulis pada buku-buku pelajaran sekolah pun menyebut Supriyadi hilang.
Namun yang membikin sosok Supriyadi semakin misterius adalah banyaknya kemunculan orang-orang yang mengaku sebagai Supriyadi. Salah satu yang cukup kontroversial adalah sebuah acara pembahasan buku ‘Mencari Supriyadi, Kesaksian Pembantu Utama Bung Karno’, yang diadakan di Toko Buku Gramedia di Jalan Pandanaran Semarang. Dalam acara itu, seorang pria sepuh bernama Andaryoko Wisnu Prabu membuka jati diri dia sesungguhnya. Dia mengaku sebagai Supriyadi, dan kini berusia 88 tahun.
Namun sampai sekarang pengakuan tersebut belum bisa dibuktikan kebenarannya, meski secara perawakan dan sejumlah saksi membenarkan klaim tersebut.

Tan Malaka
Salah satu sosok pahlawan nasional kita yang terlupakan. Mungkin salah sedikit (atau satu-satunya) sosok pahlawan yang memiliki kisah petualangan dari negara ke negara lain dan menjadi sosok yang paling dicari oleh Belanda dan banyak negara lain. Selain itu, pada masa revolusi kemerdekaan keberadaannya selalu dicari oleh para pejuang pada saat itu (termasuk oleh Bung Karno) karena hobinya melakukan penyamaran untuk menghindari mata-mata musuh, sehingga sosoknya selalu misterius dan tidak banyak yang mengenal dengan pasti seperti apa sosok yang bernama asli Sutan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka itu.
Namun sayangnya keberadaan dari tokoh aliran kiri ini hilang secara misterius dalam pergolakan revolusi kemerdekaan itu. Konon kabarnya Tan Malaka dibunuh pada tanggal 21 Februari 1949 atas perintah Letda Soekotjo dari Batalyon Sikatan, Divisi Brawijaya di daerah Kediri, Jawa Timur. Hingga kini makamnya tidak pernah bisa ditemukan.

Gunadarma
Borobudur dan Gunadarma adalah dua nama yang tidak bisa terpisahkan. Dalam sejumlah literatur, Candi Borobudur diarsiteki oleh sekelompok kaum atau sekelompok brahmana yang meletakkan dasar pada sebuah tempat pemujaan nya dan kemudian entah beberapa waktu kemudian (kemungkinan bisa puluhan, ratusan atau malah ribuan) dibuatkan sebuah proyek mega raksasa, pemberian sebuah “kulit” yang katanya dikepalai oleh seorang arsitek bernama Gunadarma.
Sedangkan siapa sebenarnya sekelompok kaum brahmana yang terdahulu tidak diketemukan catatan resmi tentang mereka, kemudian cerita tentang kepala penanggung jawab mega proyek pembuatan “kulit” situs tersebut yaitu Gunadarma juga tidak ada sebuah keterangan resmi mengenainya, bisa jadi kata Gunadarma adalah sebuah kata symbol dan bukan merupakan nama seseorang.
Kalau memang benar Gunadarma yang mengarsiteki pembangunan Candi Borobudur, maka perlu kita acungi jempol (kalo perlu pake empat kaki!) bagaimana Gunadarma melakukan perencanaan yang tepat dengan kondisi teknologi yang pada saat itu belum begitu canggih. Namun sampai saat ini nama Gunadarma dan Borobudur itu sendiri masih menjadi misteri yang belum bisa diungkapkan dengan tuntas.

Ki Panji Kusmin
Suatu ketika majalah Sastra, dengan cetakan tahun VI No. 48, Agustus 1968, memuat sebuah cerpen yang berjudul Langit Makin Mendung yang dikarang oleh Ki Panji Kusmin (diduga ini nama samaran). Cerpen ini bercerita tentang Nabi Muhammad yang memohon izin kepada Tuhan untuk menjenguk umatnya. Disertai malaikat Jibril, dengan menumpang Bouraq, Nabi mengunjungi Bumi. Namun Bouroq bertabrakan dengan satelit Sputnik sehingga Nabi serta Malaikat Jibril terlempar dan mendarat di atas Jakarta. Di situ Nabi menyaksikan betapa umatnya telah menjadi umat yang bobrok. Cerpen ini adalah sindiran terhadap laku keagamaan masyarakat luas yang ''menyimpang'' pada waktu yang belum jauh berselang dari terjadinya Tragedi 1965.
Namun akibat penerbitan Cerpen yang bikin heboh umat ini, Ki Panji Kusmin dituduh telah melakukan penodaan terhadap agama karena mempersonifikasikan Tuhan, Nabi Muhammad, dan Malaikat Jibril. Tanpa ampun lagi H.B. Jassin selaku penanggung jawab majalah itu dibawa ke pengadilan dan dipaksa untuk mengungkap siapa sebenarnya Ki Panji Kusmin. H.B. Jassin menolak untuk mengungkap jati diri Ki Panji Kusmin. Untuk itu ia dituntut Pengadilan Tinggi Medan dan divonis in absentia berupa kurungan selama satu tahun dan masa percobaan dua tahun.
Dan sampai saat ini pun identitas dari Ki Panji Kusmin tidak terungkap dan dibawa hingga ke liang lahat oleh H.B. Jassin.

Imam Sayuti alias Tebo
Suatu hari, pada 1970 hiduplah sepasang suami-istri Fai dan Nasikah di lereng Gunung Watungan, Desa Wuluhan, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Fai bekerja sebagai kuli bangunan, istrinya membantu mencari kayu di hutan Ambulu. Masih pengantin baru, konon mereka belum sempat berhubungan suami-istri, Fai pergi ke kota untuk bekerja di proyek. Fai pun pamit untuk jangka waktu lama.
Ternyata, baru tiga hari pamitan, 'Fai' pulang lagi menemui Nasikah. (Dipercaya sebagai gendruwo atau makhluk halus. Postur, cara bicara, suara, dan perilakunya persis Fai, sang suami asli). Nah, si gendruwo yang menyamar sebagai Fai ini kemudian menyetubuhi Nasikah.
Nasikah, wanita desa itu, tenang-tenang saja karena menganggap 'laki-laki' itu suaminya yang sah. Bulan ketujuh Nasikah hamil, Fai palsu pamit. Datanglah Fai yang asli. Maka gegerlah sudah keluarga baru ini. Untung saja, ulama terkemuka di Ambulu meminta Fai untuk bersabar karena istrinya tidak selingkuh. Ada pesan atau isyarat spiritual yang terjadi dengan istrinya. Lalu, lahirlah bayi penuh rambut di tubuh dengan bintik-bintik merah. Orang tuanya memberi nama Imam Sayuti. Tapi laki-laki kekar ini diberi nama gaib, Tebo, sesuai dengan petunjuk 'dari langit'. Tebo kemudian diasuh oleh pasangan suami-istri ini layaknya anak mereka sendiri.
Sosok ini cukup menarik perhatian ketika Tebo dititipkan oleh manajer Wahana Misteri (penyelenggara pameran yang berkaitan dengan hal-hal gaib) pada tahun 1990 dan menjadi bintang pameran di sana. Akhirnya kontroversi keberadaan sosok ini merebak.
Tentu suatu hal yang ganjil jika ada makhluk alam lain bisa ’bersetubuh’ dengan manusia dan melahirkan manusia ’gado-gado’. Hingga saat ini belum ada penelitian yang lebih ilmiah untuk membuktikan keberadaan ’makhluk’ ini.

Perobek Bendera Belanda di Hotel Oranje
http://iwandahnial.files.wordpress.com/2009/08/oranye.jpgPeristiwa 10 November 1945 tentu tidak lepas dari dipicunya oleh salah satu peristiwa yang paling heroik, yaitu perobekan bendera Belanda di atas Hotel Oranje. Kisah ini dipicu oleh berita bahwa di Hotel Oranje di Tunjungan telah dikibarkan bendera Belanda merah-putih-biru oleh Mr Ploegman. Tentu saja hal tersebut tidak diterima oleh para arek-arek Suroboyo yang merasa pengibaran bendera tersebut dianggap sebagai penghinaan sebagai bangsa yang merdeka.
Pada akhirnya Mr. Ploegman dibunuh oleh seorang pemuda mendekati dirinya tanpa ia ketahui dan menusukkan pisaunya bertubi-tubi. Pada saat itu Mr. Ploegman menghadapi ribuan massa di depan hotel yang menuntut penurunan bendera triwarna tersebut. Pada saat itu teriakan untuk menurunkan bendera kian membahana. Sejumlah pemuda telah membawa tangga untuk naik ke atap hotel, terdapat 8 sampai 10 pemuda. Dari atap ada yang naik ke tiang bendera dalam gemuruh teriakan, lalu bagian biru bendera itu pun dirobek, dan jadilah kini Sang Merah Putih yang berkibaran di angkasa.
Lalu yang menjadi pertanyaan adalah siapakah yang menjadi perobek bendera tersebut? Dalam kondisi yang sangat kacau dan penuh massa, tentu tidak mudah bagi para saksi sejarah untuk mengetahui secara pasti siapakah yang melakukannya.

Penulis Buku Darmogandhul
Mungkin di antara karya-karya sastra kuno berbahasa Jawa, kitab Darmogandhul adalah salah satu sastra Jawa yang sangat kontroversial. Selain isinya banyak memutarbalikkan ajaran agama tertentu, juga kitab ini sarat dengan sejumlah keganjilan-keganjilan sejarah sebenarnya.
Walaupun menggunakan latar belakang kisah runtuhnya Majapahit dan berdirinya kerajaan Demak Bintara, namun kisah Darmogandhul mencuatkan hal-hal yang tidak masuk akal pada zamannya. Hal ini didapati pada untaian kisah berikut:
… wadya Majapahit ambedili, dene wadya Giri pada pating jengkelang ora kelar nadhahi tibaning mimis, …
Maksudnya: pasukanMajapahit menembak dengan senapan, sedangkan pasukan Giri berguguran akibat tidak kuat menerima timah panas. Apakah zaman itu sudah digunakan senjata api dalam berperang? Hal tersebut tidak mungkin sebab senjata api baru dikenal sejak kedatangan bangsa Eropa ke bumi Nusantara. Darmogandhul ditulis setelah kedatangan bangsa Eropa, bukan pada saat peralihan kekuasaan dari Majapahit ke Demak Bintara.
Lalu siapakah sebenarnya penulis kitab ini? Sampai saat ini belum ada yang bisa menunjukkan secara pasti siapakah pengarang kitab ’ngawur’ ini. Namun dari sejumlah analisis tulisan dan latar belakang sejarah dalam kitab itu, Darmogandhul ditulis pada masa penjajahan Belanda. Penulis Darmogandul bukan orang yang tahu persis sebab-sebab keruntuhan Majapahit yakni Perang Paregreg yang menghancurkan sistem politik dan kekuasaan Majapahit, juga hilangnya pengaruh agama Hindu. Kitab Darmogandhul diduga hanya produk rekayasa sastra Jawa yang dipergunakan untuk kepentingan penjajah Belanda.
GAMBAR DIATAS DITAMBAH OLEH BLOG ERY DARI GOOGLE BERDASARKAN KATA KUNCI.
sumber: http://terselubung.blogspot.com/2010/04/orang-paling-misterius-di-indonesia.html

Asal Usul Burung Garuda sebagai Lambang Negara

Setelah kesana kemari cari tau tentang asal usul nama Indonesia dan sejarahnya bendera merah putih, sekarang saya menambahkan satu lagi kelengkapan simbol negara kita (Republik Indonesia) yakni Lambang Negara Burung Garuda. Alhamdulillah, sedikit banyak jadi tahu persis sejarah dari negeri tercinta ini. Asal usul burung Garuda sebagai lambang negara lebih kurangnya sebagai berikut (di salin dari pikiran-rakyat):

SOBAT-SOBAT, tahu lambang negara kita kan? Ya betul, burung garuda. Tapi, mungkin sobat-sobat masih penasaran, mengapa di kebun binatang tak pernah ada yang namanya burung garuda?

Burung garuda sejenis dengan rajawali. Tapi, garuda merupakan tokoh rekaan yang hanya ada dalam dunia wayang atau dongeng. Tokoh garuda muncul dalam epos Ramayana dan cerita Garudeya. Bagaimana sejarahnya hingga ia jadi lambang negara kita?

Baik elang maupun rajawali merupakan burung perkasa yang sering dijadikan lambang negara. Sejak tahun 1989 misalnya, pemerintah DKI Jakarta menetapkan elang bondol sebagai lambang Kota Jakarta.

Selain elang bondol, ada pula burung rajawali Haliaetus leucocephalus atau elang besar yang menjadi lambang Amerika Serikat karena penampilannya yang perkasa, dan ukurannya yang besar.

Di Eropa ada juga rajawali laut berekor putih. Tubuhnya lebih kekar, dengan bentangan sayap 2,5 m. Kebasan sayap burung ini memiliki kekuatan yang luar biasa. Kalau sedang berburu mangsa, ia terbang tanpa kebasan sayap. Dari tempat yang tinggi, ia berputar-putar melingkar, lalu menukik pesat ke arah mangsa seraya mendorongkan kuku kakinya ke depan. Kehebatan inilah yang mendorong warga Jerman memilih rajawali laut berekor putih sebagai lambang negara, hingga saat ini.

Kisah kegagahan rajawali laut berekor putih itu pun tersebar sampai ke pantai barat India. Keperkasaannya menerkam ulang juga terdengar oleh para pujangga India di masa lalu. Maka, dalam cerita-cerita yang mereka buat, burung rajawali pun tampil sebagai Resi Garuda, yakni makhluk berkepala burung dan bertubuh manusia. Menurut cerita, burung garuda itu merupakan kendaraan yang biasa dipergunakan Batara Wisnu.

Dari mitos India inilah, para pujangga Jawa zamannya Dharmawansa Anantawikrama Uttunggadewa mengenal dan menyebarkan nama garuda di Jawa Timur tahun 991-1016. Meskipun tidak melihat sendiri wujud burung itu, mereka berhasil membayangkan dan mengabadikannya dalam pahatan relief Candi Kedaton dan Kidal.

Kemudian, garuda yang setengah orang setengah burung diabadikan lebih nyata sebagai arca Airlangga (titisan Wisnu) di Candi Belahan. Dan, sejak proklamasi kemerdekaan RI tahun 1945, burung garuda dilukiskan sebagai burung rajawali seutuhnya. Kepalanya pun menengok ke kanan seperti semua lambang elang negara lain. Tapi, ia membawa perisai berisi lambang-lambag Pancasila. Sobat-sobat sudah tahu, kan, jumlah bulu sayapnya 17, bulu ekornya 8, bulu ekor di bawah perisai 19, dan bulu kecil di lehernya 45. Ini sangat tepat dengan hari lahir Republik Indonesia. Kakinya merentang spanduk Jawa Kuno, "Bhineka Tunggal Ika", yang berarti beraneka ragam tapi tetap satu. (els/dari berbagai sumber)***

Sejarah Bendera Merah Putih

Bila kita melihat deretan bendera yang dikibarkan dari berpuluh-puluh bangsa di atas tiang, maka terlintas di hati kita bahwa masing-masing warna atau gambar yang terdapat di dalamnya mengandung arti, nilai, dan kepribadian sendiri-sendiri, sesuai dengan riwayat bangsa masing-masing.

Demikian pula dengan bendera merah putih bagi Bangsa Indonesia. Warna merah dan putih mempunyai arti yang sangat dalam, sebab kedua warna tersebut tidak begitu saja dipilih dengan cuma–cuma, melainkan melalui proses sejarah yang begitu panjang dalam perkembangan Bangsa Indonesia.

1. Menurut sejarah, Bangsa Indonesia memasuki wilayah Nusantara ketika terjadi perpindahan orang-orang Austronesia sekitar 6000 tahun yang lalu datang ke Indonesia Timur dan Barat melalui tanah Semenanjung dan Philipina. Pada zaman itu manusia memiliki cara penghormatan atau pemujaan terhadap matahari dan bulan. Matahari dianggap sebagai lambang warna merah dan bulan sebagai lambang warna putih. Zaman itu disebut juga zaman Aditya Candra. Aditya berarti matahari dan Candra berarti bulan. Penghormatan dan pemujaan tidak saja di kawasan Nusantara, namun juga di seluruh Kepulauan Austronesia, di Samudra Hindia, dan Pasifik.

Sekitar 4000 tahun yang lalu terjadi perpindahan kedua, yaitu masuknya orang Indonesia kuno dari Asia Tenggara dan kemudian berbaur dengan pendatang yang terlebih dahulu masuk ke Nusantara. Perpaduan dan pembauran inilah yang kemudian melahirkan turunan yang sekarang kita kenal sebagai Bangsa Indonesia.

Pada Zaman itu ada kepercayaan yang memuliakan zat hidup atau zat kesaktian bagi setiap makhluk hidup yaitu getah-getih. Getah-getih yang menjiwai segala apa yang hidup sebagai sumbernya berwarna merah dan putih. Getah tumbuh-tumbuhan berwarna putih dan getih (dalam Bahasa Jawa/Sunda) berarti darah berwarna merah, yaitu zat yang memberikan hidup bagi tumbuh-tumbuhan, manusia, dan hewan. Demikian kepercayaan yang terdapat di Kepulauan Austronesia dan Asia Tenggara.

2. Pada permulaan masehi selama 2 abad, rakyat di Kepulauan Nusantara mempunyai kepandaian membuat ukiran dan pahatan dari kayu, batu, dan lainnya, yang kemudian ditambah dengan kepandaian mendapat pengaruh dari kebudayaan Dong Song dalam membuat alat-alat dari logam terutama dari perunggu dan besi. Salah satu hasil yang terkenal ialah pembuatan gendering besar dari perunggu yang disebut nekara dan tersebar hampir di seluruh Nusantara. Di Pulau Bali gendering ini disebut Nekara Bulan Pajeng yang disimpan dalam pura. Pada nekara tersebut diantaranya terdapat lukisan orang menari dengan hiasan bendera dan umbul-umbul dari bulu burung. Demikian juga di Gunung Kidul sebelah selatan Yogyakarta terdapat kuburan berupa waruga dengan lukisan bendera merah putih berkibar di belakang seorang perwira menunggang kerbau, seperti yang terdapat di kaki Gunung Dompu.

Sejak kapan bangsa-bangsa di dunia mulai memakai bendera sebagai identitas bangsanya? Berdasarkan catatan sejarah dapat dikemukakan bahwa awal mula orang menggunakan bendera dimulai dengan memakai lencana atau emblem, kemudian berkembang menjadi tanda untuk kelompok atau satuan dalam bentuk kulit atau kain yang dapat berkibar dan mudah dilihat dari jauh. Berdasarkan penelitian akan hasil-hasil benda kuno ada petunjuk bahwa Bangsa Mesir telah menggunakan bendera pada kapal-kapalnya, yaitu sebagai batas dari satu wilayah yang telah dikuasainya dan dicatat dalam daftar. Demikian juga Bangsa Cina di zaman kaisar Chou tahun 1122 sebelum masehi.

Bendera itu terikat pada tongkat dan bagian puncaknya terdapat ukiran atau totem, di bawah totem inilah diikatkan sepotong kain yang merupakan dekorasi. Bentuk semacam itu didapati pada kebudayaan kuno yang terdapat di sekitar Laut Tengah. Hal itu diperkuat juga dengan adanya istilah bendera yang terdapat dalam kitab Injil. Bendera bagi raja tampak sangat jelas, sebab pada puncak tiang terdapat sebuah symbol dari kekuasaan dan penguasaan suatu wilayah taklukannya. Ukiran totem yang terdapat pada puncak atau tiang mempunyai arti magis yang ada hubungnnya dengan dewa-dewa. Sifat pokok bendera terbawa hingga sekarang ini.

Pada abad XIX tentara napoleon I dan II juga menggunakan bendera dengan memakai lambang garuda di puncak tiang. Perlu diingat bahwa tidak semua bendera mempunyai arti dan ada hubungannya dengan religi. Bangsa Punisia dan Yunani menggunakan bendera sangat sederhana yaitu untuk kepentingan perang atau menunjukkan kehadiran raja atau opsir, dan juga pejabat tinggi negara. Bendera Yunani umumnya terdiri dari sebuah tiang dengan kayu salib atau lintang yang pada puncaknya terdapat bulatan. Dikenal juga perkataan vaxillum (kain segi empat yang pinggirnya berwarna ungu, merah, atau biru) digantung pada kayu silang di atas tombak atau lembing.

Ada lagi yang dinamakan labarum yang merupakan kain sutra bersulam benang emas dan biasanya khusus dipakai untuk Raja Bangsa Inggris menggunakan bendera sejak abad VIII. Sampai abad pertengahan terdapat bendera yang menarik perhatian yaitu bendera “gunfano” yang dipakai Bangsa Germania, terdiri dari kain bergambar lencana pada ujung tombak, dan dari sinilah lahir bendera Prancis yang bernama “fonfano”.

Bangsa Viking hampir sama dengan itu, tetapi bergambar naga atau burung, dikibarkan sebagai tanda menang atau kalah dalam suatu pertempuran yang sedang berlangsung. Mengenai lambang-lambang yang menyertai bendera banyak juga corak ragamnya, seperti Bangsa Rumania pernah memakai lambang burung dari logam, dan Jerman kemudian memakai lambang burung garuda, sementara Jerman memakai bendera yang bersulam gambar ular naga.

Tata cara pengibaran dan pemasangan bendera setengah tiang sebagai tanda berkabung, kibaran bendera putih sebagai tanda menyerah (dalam peperangan) dan sebagai tanda damai rupanya pada saat itu sudah dikenal dan etika ini sampai sekarang masih digunakan oleh beberapa Negara di dunia.

3. Pada abad VII di Nusantara ini terdapat beberapa kerajaan. Di Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan pulau-pulau lainnya yang pada hakikatnya baru merupakan kerajaan dengan kekuasaan terbatas, satu sama lainnya belum mempunyai kesatuan wilayah. Baru pada abad VIII terdapat kerajaan yang wilayahnya meliputi seluruh Nusantara yaitu Kerajaan Sriwijaya yang berlangsung sampai abad XII. Salah satu peninggalannya adalah Candi Borobudur , dibangun pada tahun 824 Masehi dan pada salah satu dindingnya terdapat “pataka” di atas lukisan dengan tiga orang pengawal membawa bendera merah putih sedang berkibar. Kata dwaja atau pataka sangat lazim digunakan dalam kitab jawa kuno atau kitab Ramayana. Gambar pataka yang terdapat pada Candi Borobuur, oleh seorang pelukis berkebangsaan Jerman dilukiskan dengan warna merah putih. Pada Candi Prambanan di Jawa Tengah juga terdapat lukisan Hanoman terbakar ekornya yang melambangkan warna merah (api) dan warna putih pada bulu badannya. Hanoman = kera berbulu putih. Hal tersebut sebagai peninggalan sejarah di abad X yang telah mengenal warna merah dan putih.

Prabu Erlangga, digambarkan sedang mengendarai burung besar, yaitu Burung Garuda yang juga dikenal sebagau burung merah putih. Denikian juga pada tahun 898 sampai 910 Raja Balitung yang berkuasa untuk pertama kalinya menyebut dirinya sebagai gelar Garuda Muka, maka sejak masa itu warna merah putih maupun lambang Garuda telah mendapat tempat di hati Rakyat Indonesia.

4. Kerajaan Singosari berdiri pada tahun 1222 sampai 1292 setelah Kerajaan Kediri, mengalami kemunduran. Raja Jayakatwang dari Kediri saat melakukan pemberontakan melawan Kerajaan Singosari di bawah tampuk kekuasaan Raja Kertanegara sudah menggunakan bendera merah – putih , tepatnya sekitar tahun 1292. Pada saat itu tentara Singosari sedang dikirim ke Semenanjung Melayu atau Pamelayu. Jayakatwang mengatur siasat mengirimkan tentaranya dengan mengibarkan panji – panji berwarna merah putih dan gamelan kearah selatan Gunung Kawi. Pasukan inilah yang kemudian berhadapan dengan Pasukan Singosari, padahal pasukan Singosari yang terbaik dipusatkan untuk menghadang musuh di sekitar Gunung Penanggungan. Kejadian tersebut ditulis dalam suatu piagam yang lebih dikenal dengan nama Piagam Butak. Butak adalah nama gunung tempat ditemukannya piagam tersebut terletak di sebelah selatan Kota Mojokerto. Pasukan Singosari dipimpin oleh R. Wijaya dan Ardaraja (anak Jayakatwang dan menantu Kertanegara). R. Wijaya memperoleh hadiah sebidang tanah di Desa Tarik, 12 km sebelah timur Mojokerto. Berkibarlah warna merah – putih sebagai bendera pada tahun 1292 dalam Piagam Butak yang kemudian dikenal dengan piagam merah – putih, namun masih terdapat salinannya. Pada buku Paraton ditulis tentang Runtuhnya Singosari serta mulai dibukanya Kerajaan Majapahit dan pada zaman itu pula terjadinya perpaduan antara Ciwaisme dengan Budhisme.

5. Demikian perkembangan selanjutnya pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit, menunjukkan bahwa putri Dara Jingga dan Dara Perak yang dibawa oleh tentara Pamelayu juga mangandung unsur warna merah dan putih (jingga=merah, dan perak=putih). Tempat raja Hayam Wuruk bersemayam, pada waktu itu keratonnya juga disebut sebagai keraton merah – putih, sebab tembok yang melingkari kerajaan itu terdiri dari batu bata merah dan lantainya diplester warna putih. Empu Prapanca pengarang buku Negarakertagama menceritakan tentang digunakannya warna merah – putih pada upacara kebesaran Raja Hayam Wuruk. Kereta pembesar – pembesar yang menghadiri pesta, banyak dihiasi merah – putih, seperti yang dikendarai oleh Putri raja Lasem. Kereta putri Daha digambari buah maja warna merah dengan dasar putih, maka dapat disimpulkan bahwa zaman Majapahit warna merah – putih sudah merupakan warna yang dianggap mulia dan diagungkan. Salah satu peninggalan Majapahit adalah cincin warna merah putih yang menurut ceritanya sabagai penghubung antara Majapahit dengan Mataram sebagai kelanjutan. Dalam Keraton Solo terdapat panji – panji peninggalan Kyai Ageng Tarub turunan Raja Brawijaya yaitu Raja Majapahit terakhir. Panji – panji tersebut berdasar kain putih dan bertuliskan arab jawa yang digaris atasnya warna merah. Hasil penelitian panitia kepujanggaan Yogyakarta berkesimpulan antara lain nama bendera itu adalah Gula Kelapa . dilihat dari warna merah dan putih. Gula warna merah artinya berani, dan kelapa warna putih artinya suci.

6. Di Sumatra Barat menurut sebuah tambo yang telah turun temurun hingga sekarang ini masih sering dikibarkan bendera dengan tiga warna, yaitu hitam mewakili golongan penghulu atau penjaga adat, kuning mewakili golongan alim ulama, sedangkan merah mewakili golongan hulu baling. Ketiga warna itu sebenarnya merupakan peninggalan Kerajaan Minang pada abad XIV yaitu Raja Adityawarman. Juga di Sulawesi di daerah Bone dan Sopeng dahulu dikenal Woromporang yang berwarna putih disertai dua umbul – umbul di kiri dan kanannya. Bendera tersebut tidak hanya berkibar di daratan, tetapi juga di samudera , di atas tiang armada Bugis yang terkenal. Bagi masyarakat Batak terdapat kebudayaan memakai ulos semacam kain yang khusus ditenun dengan motif tersendiri. Nenek moyang orang Batak menganggap ulos sebgai lambang yang akan mendatangkan kesejahteraan jasmani dan rohani serta membawa arti khusus bagi yang menggunakannya. Dalam aliran animisme Batak dikenal dengan kepercayaan monotheisme yang bersifat primitive, bahwa kosmos merupakan kesatuan tritunggal, yaitu benua atas dilambangkan dengan warna merah dan benua bawah dilambangkan dengan warna hitam. Warna warna ketiga itu banyak kita jumpai pada barang-barang yang suci atau pada hiasan-hiasan rumah adat. Demikian pula pada ulos terdapat warna dasar yang tiga tadi yaitu hitam sebagai warna dasar sedangkan merah dan putihnya sebagai motif atau hiasannya. Di beberapa daerah di Nusantara ini terdapat kebiasaan yang hampir sama yaitu kebiasaan memakai selendang sebagai pelengkap pakaian kaum wanita. Ada kalanya pemakaian selendang itu ditentukan pemakaiannya pada setiap ada upacara – upacara, dan sebagian besar dari moti-motifnya berwarna merah dan putih.

7. Ketika terjadi perang Diponegoro pada tahun 1825-1830 di tengah – tengah pasukan Diponegoro yang beribu – ribu juga terlihat kibaran bendera merah – putih, demikian juga di lereng – lereng gunung dan desa – desa yang dikuasai Pangeran Diponegoro banyak terlihat kibaran bendera merah – putih. Ibarat gelombang samudera yang tak kunjung reda perjuangan Rakyat Indonesia sejak zaman Sriwijaya, Majapahit, putra – putra Indonesia yang dipimpin Sultan Agung dari Mataram, Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten, Sultan Hasanudin, Sisingamangaraja, Tuanku Imam Bonjol, Teuku Umar, Pangeran Antasari, Pattimura, Diponegoro dan banyak lagi putra Indonesia yang berjuang untuk mempertahankan kedaulatan bangsa, sekalipun pihak penjajah dan kekuatan asing lainnya berusaha menindasnya, namun semangat kebangsaan tidak terpadamkan.

Pada abad XX perjuangan Bangsa Indonesia makin terarah dan menyadari akan adanya persatuan dan kesatuan perjuangan menentang kekuatan asing, kesadaran berbangsa dan bernegara mulai menyatu dengan timbulnya gerakan kebangsaan Budi Utomo pada 1908 sebagai salah satu tonggak sejarah.

Kemudian pada tahun 1922 di Yogyakarta berdiri sebuah perguruan nasional Taman Siswa dibawah pimpinan Suwardi Suryaningrat. Perguruan itu telah mengibarkan bendera merah putih dengan latar dasar warna hijau yang tercantum dalam salah satu lagu antara lain : Dari Barat Sampai ke Timur, Pulau-pulau Indonesia, Nama Kamu Sangatlah Mashur Dilingkungi Merah-putih. Itulah makna bendera yang dikibarkan Perguruan Taman Siswa.

Ketika terjadi perang di Aceh, pejuang – pejuang Aceh telah menggunakan bendera perang berupa umbul-umbul dengan warna merah dan putih, di bagian belakang diaplikasikan gambar pedang, bulan sabit, matahari, dan bintang serta beberapa ayat suci Al Quran.

Para mahasiswa yang tergabung dalam Perhimpunan Indonesia yang berada di Negeri Belanda pada 1922 juga telah mengibarkan bendera merah – putih yang di tengahnya bergambar kepala kerbau, pada kulit buku yang berjudul Indonesia Merdeka. Buku ini membawa pengaruh bangkitnya semangat kebangsaan untuk mencapai Indonesia Merdeka.

Demikian seterusnya pada tahun 1927 berdiri Partai Nasional Indonesia dibawah pimpinan Ir. Soekarno yang bertujuan mencapai kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia. Partai tersebut mengibarkan bendera merah putih yang di tengahnya bergambar banteng.

Kongres Pemuda pada tahun 1928 merupakan detik yang sangat bersejarah dengan lahirnya “Sumpah Pemuda”. Satu keputusan sejarah yang sangat berani dan tepat, karena kekuatan penjajah pada waktu itu selalu menindas segala kegiatan yang bersifat kebangsaan. Sumpah Pemuda tersebut adalah tidak lain merupakan tekad untuk bersatu, karena persatuan Indonesia merupakan pendorong ke arah tercapainya kemerdekaan. Semangat persatuan tergambar jelas dalam “Poetoesan Congres Pemoeda – Pemoeda Indonesia” yang berbunyi :

Pertama : KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE

BERTOEMPAH DARAH YANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA

Kedua : KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE

BERBANGSA YANG SATOE, BANGSA INDONESIA

Ketiga : KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA

MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA

INDONESIA

Pada kongres tersebut untuk pertama kalinya digunakan hiasan merah – putih tanpa gambar atau tulisan, sebagai warna bendera kebangsaan dan untuk pertama kalinya pula diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Pada saat kongres pemuda berlangsung, suasana merah – putih telah berkibar di dada peserta, yang dibuktikan dengan panitia kongres mengenakan “kokarde” (semacam tanda panitia) dengan warna merah putih yang dipasang di dada kiri. Demikian juga pada anggota padvinder atau pandu yang ikut aktif dalam kongres menggunakan dasi berwarna merah – putih. Kegiatan pandu, suatu organisasi kepanduan yang bersifat nasional dan menunjukkan identitas kebangsaan dengan menggunakan dasi dan bendera merah – putih.

Perlu disadari bahwa Polisi Belanda (PID) termasuk Van der Plass tokohnya sangat ketat memperhatikan gerak – gerik peserta kongres, sehingga panitia sangat berhati-hati serta membatasi diri demi kelangsungan kongres. Suasana merah putih yang dibuat para pandu menyebabkan pemerintah penjajah melarang dilangsungkannya pawai pandu, khawatir pawai bisa berubah menjadi semacam penggalangan kekuatan massa.

Pengibaran Bendera Merah-putih dan lagu kebangsaan Indonesia Raya dilarang pada masa pendudukan Jepang, karena ia mengetahui pasti bahwa hal tersebut dapat membangkitkan semangat kebangsaan yang nantinya menuju pada kemerdekaan. Kemudian pada tahun 1944 lagu Indonesia Raya dan Bendera Merah-putih diizinkan untuk berkibar lagi setelah kedudukan Jepang terdesak. Bahkan pada waktu itu pula dibentuk panitia yang bertugas menyelidiki lagu kebangsaan serta arti dan ukuran bendera merah-putih.

Detik-detik yang sangat bersejarah adalah lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945. Setelah pembacaan teks proklamasi, baru dikibarkan bendera merah-putih, yang kemudian disahkan pada 18 Agustus 1945. Bendera yang dikibarkan tersebut kemudian ditetapkan dengan nama Sang Saka Merah Putih.

Kemudian pada 29 September 1950 berkibarlah Sang Merah Putih di depan Gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai pengakuan kedaulatan dan kemerdekaan Bangsa Indonesia oleh badan dunia.

Bendera merah-putih mempunyai persamaan dengan bendera Kerajaan Monako, yaitu sebuah Negara kecil di bagian selatan Prancis, tapi masih ada perbedaannya. Bendera Kerajaan Monako di bagian tengah terdapat lambang kerajaan dan ukurannya dengan perbandingan 2,5 : 3, sedangkan bendera merah putih dengan perbandingan 2 : 3 (lebar 2 meter, panjang 3 meter) sesuai Peraturan Pemerintah No. 40 tahun 1958. Kerajaan Monako menggunakan bendera bukan sebagai lambang tertinggi karena merupakan sebuah kerajaan, sedangkan bagi Indonesia bendera merah putih merupakan lambang tertinggi.

(Video) Kamera Google Earth Tangkap Gambar Garuda Raksasa Di Indonesia

Garuda Raksasa Tertangkap Kamera wahana Google Earth di Indonesia?. Benar, hanya saja Garuda Raksasa yang tertangkap kamera Google Earth ini adalah bangunan yang sengaja dibikin menyerupai burung garuda raksasa jika dilihat dari udara. Keren ya….

Lihat:

3025310118_3726ee15af

Bangunan ini dinamakan Graha Garuda Tiara Indonesia (GGTI), yang berada di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat. GGTI yang mulai dibangun tahun 1995 ingin digunakan sebagai penginapan atlet SEA GAMES XIX pada Oktober 1997.

Kompleks Garuda Tiara ini terdiri atas wisma A, B, C, D, dan E, yang merupakan bagian sayap dan masing-masing terdiri dari 3 lantai dengan total 456 kamar. Bagian dada dan kepala Garuda terdapat lobi dan ruang konvensi yang mampu menampung 3 ribu orang. Sedang di bagian ekor diperuntukkan bagi hotel total ada 196 kamar.

Lihat videonya :

Ada juga lapangan parkir yang luas hingga menampung 100 bus, dan landasan helipad. Tidak hanya itu saja, kompleks olahraga juga tersedia. Ada 2 lapangan tenis, 2 lapangan basket, dan 2 lapangan volly. Ada juga 2 kolam renang.

Siapa pemilik Graha Garuda Tiara Indonesia (GGTI) sekarang, memang belum jelas benar. Namun dulu bangunan yang mirip burung Garuda Pancasila raksasa itu disebut-sebut sebagai milik keluarga Cendana.

Dulu kabarnya putri Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana atau yang biasa disapa Mbak Tutut, kerap bertandang. Biasanya, Tutut menghabiskan akhir pekan di bekas wisma yang terletak di Jalan Narogong Km 23, Cileungsi, Bogor, atau 30 km dari Jakarta.

Namun sayang bangunan unik dan megah yang mengambil tempat 5 hektar dari total 44 hektar luas area ini sekarang konon sudah terbengkalai dan mungkin sudah menjadi ’sarang hantu’, kusam dan nyaris tidak terlihat karena tertutup semak belukar. Begitu ya?

dari berbagai sumber

Burung Garuda, lambang negara kita bukanlah mitos. mereka nyata dan terancam punah.

ELANG JAWA, LAMBANG NEGARA YANG HARUS DIJAGA

Adakah di antara kita yang tidak tahu apa lambang negara RI?

Pastilah semua tahu, kecuali mungkin saudara-saudara kita yang hidup sebagai suku terasing di pedalaman, dan yang belum melek huruf. Saya selalu bangga memandang burung garuda yang dengan gagah mengembangkan sayapnya, yang kedua kakinya mencengkeram pita bertuliskan “Bhineka Tunggal Ika”, dan yang di dadanya tergantung perisai berlambang Pancasila. Apalagi jika kita berada di negeri orang yang jauh, memandang lambang negara kita sungguh membuat hati terharu.



Nah, dimanakah kita bisa melihat burung garuda yang asli, yang terbang mengepakkan sayapnya dengan gagah di atas bumi Indonesia? Apakah burung garuda itu benar-benar ada, atau hanya legenda yang hidup di alam khayal para pendiri negara kita dulu, yang dipetik dari kisah mitos dalam buku cerita?



Burung garuda itu benar-benar ada, disebut Elang Jawa atau Spizaetus Bartelzi. Ia hidup di hutan hujan tropis yang ada di Jawa, di puncak-puncak pohon yang tingginya 20 – 30 meter di atas permukaan tanah. Jika tidak di hutan yang merupakan habitat aslinya, Elang Jawa bisa kita jumpai terkurung di kandang para kolektor burung langka, di dalam kantong kain para pemburu burung, atau terpuruk di kandang sempit, di lorong kumuh pasar burung Ngasem (Yogya) atau pasar Pramuka (Jakarta).

Tragis? Itulah realita yang dialami burung yang menjadi lambang negara kita …




Burung Elang Jawa adalah yang disebut sebagai Garuda, simbol negara kita (foto : indrakila.com )

Jika menilik kembali ke lambang negara kita, siapakah sebenarnya pencipta Garuda Pancasila? Beliau adalah Sultan Hamid II, yang terlahir dengan nama Syarif Abdul Hamid Alkadrie, putra sulung Sultan Pontianak, Sultan Syarif Muhammad Alkadrie. Beliau lahir pada tanggal 12 Juli 1913, dan wafat pada tanggal 30 Maret 1978. Sultan Hamid II memiliki sejarah panjang dalam perjuangan kemerdekaan RI. Beliau memiliki pendidikan militer di KMA Breda, Belanda, ikut terlibat dalam perang-perang kemerdekaan, maupun perundingan-perundingan antara Indonesia dan Belanda.

Setelah Indonesia merdeka, Sultan Hamid II menjadi salah satu pejabat penting pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, yaitu Menteri Negara RIS. Melalui serangkaian proses yang cukup panjang, lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila ciptaan Sultan Hamid II diperkenalkan oleh Presiden Soekarno untuk pertama kalinya di Hotel Des Indes Jakarta (Hotel Indonesia yang — sangat menyedihkan — sekarang sudah almarhum, dijual oleh Megawati sewaktu menjadi Presiden RI) pada 15 Februari 1950.



Sultan Hamid II, desain awal Garuda Pancasila, dan desain final yang kita pakai hingga sekarang.

Burung Elang, Rajawali, Garuda, atau Eagle, menjadi lambang negara bukan saja Indonesia, tetapi sedikitnya 27 negara lain di dunia. Kegagahan dan kemegahan burung ini diakui berbagai bangsa di dunia, sehingga dijadikan sebagai lambang negara yang dibanggakan dan dihormati.



Elang, Rajawali, atau Eagle, menjadi lambang negara Amerika Serikat (kiri) dan Mesir (kanan)

Semoga Elang Jawa tetap hidup di Indonesia. Semoga legenda hidup yang menjadi lambang negara ini tidak punah di habitat aslinya, dan tidak berakhir tragis, kehilangan jati dirinya sebagai elang di kandang burung !

Garudaku, Terbanglah Tinggi di Angkasa … Tuti Nonka's Veranda

Tambahan...

menurut mitologi kebudayaan hindu..
garuda dijelaskan sebagai dewa berwujud setengah manusia dan setengah burung..
tapi apakah yang digambarkan dalam lambang negara kita, garuda berbentuk seperti yang digambarkan mitologi hindu..??
memiliki tubuh layaknya manusia tapi berkepala seperti burung..!!
itulah mengapa garuda dalam kontek arti lambang negara dengan mitologi hindu berbeda..!!
garuda dalam artian hindu adalah dewa..!!
sedangkan garuda dalam artian lambang negara kita adalah sesosok yang menyerupai burung elang jawa..!!

Jangan Berbohong karena Dusta Ciri Orang Munafik

Saat ini, terutama di masa Kampanye Pemilu, saya melihat banyak orang yang tidak sungkan-sungkan untuk berdusta/berbohong hanya untuk membela capres/cawapresnya atau menjatuhkan lawannya. Padahal berdusta itu besar dosanya di mata Allah. Contohnya ada yang berkata hutang berkurang padahal kenyataannya bertambah atau sebaliknya. Maka ramai disebut orang angin/janji surga, jual kecap, dan sebagainya untuk kata-kata dusta yang ditebar di kala kampanye atau waktu lainnya.

Memang di dalam keadaan tertentu, berbohong itu diizinkan.

Rasulullah Saw membolehkan dusta dalam tiga perkara, yaitu dalam peperangan, dalam rangka mendamaikan antara orang-orang yang bersengketa dan pembicaraan suami kepada isterinya. (HR. Ahmad)

Tapi itu pun pada saat yang luar biasa dan Nabi sendiri tetap menghindari untuk tidak berbohong. Sebagai contoh, ketika ada seseorang mencari musuhnya dengan niat berkelahi dan bertanya apakah Nabi melihat ada orang lewat di situ, sebelum menjawab Nabi menggeser tempat berdirinya, baru berkata. “Sejak saya berdiri di sini, saya belum pernah melihat orang lain selain kamu.” Dan memang sejak Nabi berdiri di tempat yang baru dia belum melihat orang lain selain orang yang bertanya.

Tapi hal seperti itu pun jarang dilakukan oleh Nabi sehingga Nabi dijuluki orang sebagai Al Amiin atau yang bisa dipercaya. Jika Nabi menyuruh para sahabat untuk pergi ke arah utara, kemudian setelah jauh berbalik ke selatan itu tidak bisa dikatakan bohong kecuali strategi/taktik militer. Itu pun ditujukan pada orang-orang kafir dan mata-matanya.

Terhadap para sahabat dan orang-orang yang beriman, Nabi boleh dikata senantiasa berkata jujur. Bahkan orang-orang kafir pun mengakui kejujuran Nabi yang tidak biasa berkata bohong.

Allah mengutuk orang yang banyak berbohong:

“Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta” [QS Adz Dzaariyaat:10]

Siksa yang pedih di neraka disediakan bagi para pendusta:

“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” [Al Baqarah:10]

“Kecelakaan besarlah bagi tiap-tiap orang yang banyak berdusta lagi banyak berdosa” [Al Jaatsiyah:7]

Jika sering berdusta, maka itu akan menyeretnya ke neraka:

“Hendaklah kamu selalu benar. Sesungguhnya kebenaran membawa kepada kebajikan dan kebajikan membawa ke surga. Selama seorang benar dan selalu memilih kebenaran dia tercatat di sisi Allah seorang yang benar (jujur). Hati-hatilah terhadap dusta. Sesungguhnya dusta membawa kepada kejahatan dan kejahatan membawa kepada neraka. Selama seorang dusta dan selalu memilih dusta dia tercatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta (pembohong). (HR. Bukhari)

Dusta adalah satu ciri orang Munafik:

Nabi Muhammad SAW: “Tanda-tanda orang munafik ada tiga, yaitu bila berbicara dusta, bila berjanji tidak ditepati, dan bila diamanati dia berkhianat. “(HR. Muslim)

Nabi Muhammad SAW: “Celaka bagi orang yang bercerita kepada satu kaum tentang kisah bohong dengan maksud agar mereka tertawa. Celakalah dia…celaka dia.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

Berdusta bukanlah sifat seorang Mukmin:

“Seorang mukmin mempunyai tabiat atas segala sifat aib kecuali khianat dan dusta. (HR. Al Bazzaar)

Orang yang membohongi temannya atau rakyatnya merupakan pengkhianat besar:

Suatu khianat besar bila kamu berbicara kepada kawanmu dan dia mempercayai kamu sepenuhnya padahal dalam pembicaraan itu kamu berbohong kepadanya. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Media Islam – Belajar Islam sesuai Al Qur’an dan Hadits

http://media-islam.or.id

Dosa Pemfitnah

Rupanya ada lagi antara kita yang menaburkan fitnah. Kita ini orang Islam, kuat beramal dan beribadat kerana inginkan pahala dan takutkan dosa. Tetapi ada juga yang tidak endahkan tentang betapa besarnya dosa menyebar fitnah. Cubalah halusi Firman-Firman Allah dan hadith-hadith di bawah ini mengenai dosa memfitnah orang. Semoga mendapat pengajaran:-

Mengumpat

Al-Humazah : 1
"Celakalah mereka yang mengumpat dan memfitnah"
Fitnah
An-Nur : 19
"Orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang keji itu tersiar dikalangan orang-orang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan akhirat. Allah mengetahuinya, sedang kamu tidak mengetahui."

Fitnah
Al-Isra'a : 36
"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta bertanggung jawabnya tentangnya."

Fitnah
Al-Baqarah : 191
"Dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan"

Fitnah
An-Nur : 23-24
Mereka yang memfitnah perempuan suci, celakalah di dunia dan akhirat; bagi mereka hukuman yang dahsyat dihari pengadilan; lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi diatas perbuatan mereka.
Al-Buruj : 10
Orang yang memfitnah orang mukmim, kemudian tidak bertaubat, bagi mereka azab jahanam dan neraka yang membakar.

Khutbah Rasul Allah di Mekah
23 / 2 / 632
"Menyebut 15 aspek sosial. Satunya : Jangan Memfitnah."

Dari Imam Ghazali
"Mengumpat itu dosanya sama dengan berzina 30 kali."

Dari Imam Al-Mawardi
"Orang yang biasa mengumpat, isi batinnya kotor"

Dari R. Muslim
"Seseorang yang menutup cela seseorang yang lain didunia, akan ditutupi celanya oleh Allah pada hari kiamat."

Daripada Abu Huraira, Termidzi:
"Sesiapa yang duduk didalam perhimpunan yang tidak baik hendaklah membaca doa (memuji Allah dan meminta ampun darinya) sebelum berundur diri"

Daripada Al-Nabari:
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah S.W.T dan Hari Akhirat maka hendaklah ia mengucapkan perkara-perkara yang baik atau diam"

Daripada Al-Nabari:
"Wahai Rasul Allah S.A.W, manakah orang Islam yang paling baik? Rasul Allah S.A.W menjawab : Ialah yang mana orang Islam lain terselamat dari gangguan lidah dan tangannya"

Cakap benar
Pepatah arab:
"Wa ma a'layna illal balagh"
---->>>Tiada beban bagi kita melain untuk bercakap benar.

Ihsan
Al- Maidah : 1
Wahai orang-orang yang beriman, sempurnakanlah janjimu.

Pembohong
Al-Imran:
Akhirnya kami jadikan laknat Allah atas orang-orang pembohong.

As-Shaf : 2-3
Hai orang beriman, mengapa engkau ucapkan apa yang tidak engkau lakukan? Besar dosanya disisi Allah jika engkau mengucapkan apa-apa tetapi tidak engkau lakukan.

Menggunjing (sangatlah rugi bagi mereka)

AF Machtum

“Janganlah engkau mempercayai pendengaran dan penglihatanmu berkaitan dengan (kejelekan) saudaramu. Jika 50 orang yang tersumpah bersaksi (tentang keberadaan kejelekan itu), tapi dia mengatakan hal yang lain, maka percayalah kepadanya dan jangan percayai mereka. Jangan sekali-kali engkau menyebarkan sesuatu yang menjelekannya dan merusak nama baiknya, sehingga engkau termasuk orang yang disebut Allah SWT, ‘Sesungguhnya orang-orang yang senang kekejian tersebar di tengah orang-orang yang beriman, mereka akan mendapat azab yang pedih.’”

وَلاَ يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ أَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ

“Dan janganlah sebagian dari kalian menggunjing sebagian yang lain. Apakah salah seorang di antara kalian suka memakan daging bangkai saudaranya? Tentu saja kalian tidak menyukainya.”

(al-Hujurat: 12)

  1. Definisi menggunjing
  2. Keburukan menggunjing
  3. Pengaruh menggunjing terhadap agama
  4. Penyebab menggunjing
  5. Orang yang haram digunjing
  6. Orang yang boleh digunjing
  7. Mendengar gunjingan
  8. Pahala membantah gunjingan
  9. Penebus dosa menggunjing
  10. Akibat menggunjing

Pertama, definisi menggunjing

Menggunjing adalah menyebutkan kejelekan seorang mukmin ketika dia tidak ada baik dengan maksud menjelek-jelekkannya atau tidak, baik kejelekan itu pada badan, nasab, perbuatan, perkataan, keberagamaan, atau keduniaannya, atau selain hal-hal tersebut yang merupakan kejelekan yang tertutup dari orang lain, baik menyebutkannya dalam bentuk perkataan atau dengan perbuatan yang menunjukkan adanya kejelekan, terutama dengan adanya pendengar yang hendak diberitahu tentang kejelekan tersebut, dan terutama dengan menyebutkan secara pasti orang yang digunjing, sehingga jika seseorang mengatakan, “Penduduk negeri ini pengecut-pengecut,” atau “Anak-anak Pak Anu pengecut-pengecut,” maka ini bukan menggunjing, tapi tetap haram karena berimplikasi penghinaan dan pendeskreditan, dan bukannya haram dari segi menggunjing.

Ada riwayat dari Rasulullah saw tentang definisi menggunjing.

“أتدرون ما الغيبة ” قالوا :”الله ورسوله أعلم” قال (ص) :” ذكرك أخاك بما يكره”، قيل :” أرأيت إن كان في أخي ما أقول!” قال :” إن كان فيه ما تقول فقد اغتبته، وإن لم يكن فيه ما تقول فقد بهته”.

Beliau bersabda, “Apakah kalian tahu apakah menggunjing itu?” Para sahabat berkata, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Beliau bersabda, “Engkau menyebut saudaramu dengan sebutan yang ia tidak sukai.” Dikatakan, “Bagaimana jika pada saudaraku itu ada apa yang aku katakan?” Beliau bersabda, “Jika pada dirinya ada apa yang engkau katakan, maka engkau telah menggunjingnya. Jika pada dirinya tidak ada apa yang engkau katakan, maka engkau telah memfitnahnya.”

Kedua, keburukan menggunjing

1. Menyebarkan kekejian

Jafar ash-Shadiq mengatakan, “Orang yang mengatakan (kejelekan) seorang mukmin yang ia lihat dengan matanya dan dengar dengan telinganya, maka dia termasuk orang yang disebut Allah SWT,

إن الذين يحبون أن تشيع الفاحشة في الذين آمنوا لهم عذاب أليم,

‘Sesungguhnya orang-orang yang senang kekejian tersebar di tengah orang-orang yang beriman, mereka akan mendapat azab yang pedih.’ (an-Nur: 19)”

Musa Kazhim, di dalam suratnya kepada Muhammad bin al-Fudhail, mengatakan, “Wahai Muhammad, janganlah engkau mempercayai pendengaran dan penglihatanmu berkaitan dengan (kejelekan) saudaramu. Jika 50 orang yang tersumpah bersaksi (tentang keberadaan kejelekan itu), tapi dia mengatakan hal yang lain, maka percayalah kepadanya dan jangan percayai mereka. Jangan sekali-kali engkau menyebarkan sesuatu yang menjelekannya dan merusak nama baiknya, sehingga engkau termasuk orang yang disebut Allah SWT, ‘‘Sesungguhnya orang-orang yang senang kekejian tersebar di tengah orang-orang yang beriman, mereka akan mendapat azab yang pedih.’ (an-Nur: )”

Ali bin Abi Thalib mengatakan, “Jika aku mendapati seorang mukmin sedang melakukan kekejian, maka aku akan menutupinya dengan bajuku.”

2. Menyebarkan permusuhan dan kebencian di tengah-tengah masyarakat.

3. Menghina kaum mukminin dan menjatuhkan mereka dari pandangan masyarakat.

Jafar ash-Shadiq mengatakan, “Orang yang mengutip perkataan tentang seorang mukmin dengan maksud menjelek-jelekkannya dan menghancurkan nama baiknya agar dia jatuh dari pandangan masyarakat, maka Allah telah mengeluarkan orang itu dari loyalitas kepada-Nya kepada loyalitas kepada setan.”

Ketiga, pengaruh menggunjing terhadap keberagamaan.

Tidak diragukan lagi bahwa menggunjing itu berpengaruh negatif terhadap keberagamaan pelakunya. Nabi saw bersabda,

من اغتاب مسلماً أو مسلمةً لم يقبل الله صلاته ولا صيامه أربعين يوماً وليلة,

“Orang yang menggunjing seorang muslim atau muslimah, maka Allah tidak menerima shalat dan puasanya selama 40 hari 40 malam.”

Dalam riwayat lain,

يؤتى بأحد يوم القيامة يوقف بين يدي الله ويدفع إليه كتابه فلا يرى فيه حسناته” ، فيقول :” إلهي ليس هذا كتابي فإني لا أرى فيه طاعتي!” فيقال له :” إن ربك لا يضل ولا ينسى، ذهب عملك باغتياب الناس”، ثم يؤتى بآخر ويدفع إليه كتابه فيرى فيه طاعات كثيرة فيقول :” إلهي ما هذا كتابي، فإني ما عملت هذه الطاعات!” فيقال له :” لأن فلانا اغتابك فدفعت حسناته إليك,

“Seseorang didatangkan pada hari Kiamat, dihadapkan di depan Allah, dan diberikan buku catatan perbuatannya, lalu dia tidak melihat kebaikan-kebaikannya di dalam buku itu. Dia berkata, ‘Tuhanku, ini bukan buku catatan perbuatanku, karena aku tidak melihat catatan ketaatanku di dalamnya.’ Maka, dikatakan kepadanya, ‘Sesungguhnya Tuhanmu tidak salah dan tidak lupa. Amalanmu hangus karena engkau menggunjing orang lain.’ Lalu, orang lain didatangkan dan diberikan buku catatan perbuatannya. Dia melihat banyak sekali ketaatan di dalam buku itu. Maka, dia berkata, ‘Tuhanku, ini bukan buku catatan perbuatanku, karena aku tidak melakukan ketaatan-ketaatan ini.’ Maka, dikatakan kepadanya, ‘Sebab, Si Fulan telah menggunjingmu, maka kebaikan-kebaikannya ditarik untukmu.’”

Di dalam riwayat lain,

من اغتاب مسلماً في شهر رمضان لم يؤجر على صيامه,

“Orang yang menggunjing seorang muslim pada bulan Ramadhan, maka puasanya tidak diganjar dengan pahala.”

Keempat, penyebab menggunjing

Ketahuilah, penyebab menggunjing itu banyak sekali. Di antaranya:

1. Melampiaskan kemarahan.

Seseorang terkena dari orang lain sesuatu yang menyebabkan dia marah pada orang itu. Jika kemarahannya bangkit, maka dia lampiaskan dengan menyebutkan kejelekan-kejelekan orang tersebut.

2. Ikut teman dan nimbrung obrolan dengan mereka. Jika ia berkumpul dengan teman-temannya, terkadang mereka bercanda dan saling melontarkan cerita lucu dengan menyebutkan kejelekan orang lain, lalu ia menghentikan atau mencegah, ia berpikir mereka akan membenci dan memusuhinya, sehingga ia ikut serta dalam obrolan itu demi pergaulan dan basa-basi pertemanan. Terkadang teman-temannya marah karena sesuatu hal, lalu ia berpikir ia pun harus marah bersama kemarahan mereka demi kebersamaan dalam suka dan duka. Ia pun nimbrung menyebutkan kejelekan dan keburukan orang lain.

3. Merasa seseorang akan mencelanya, memanjangkan lidah kepadanya, menjelek-jelekkannya pada sejumlah penguasa, atau memberikan kesaksian yang memberatkannya, lalu dia mendahului menjelek-jelekkan sebelum dijelek-jelekkan, agar nilai omongan atau kesaksian orang tersebut jatuh.

4. Membangga-banggakan diri dan gila kekuasaaan. Misalnya dia mengatakan, “Pendapat orang itu buruk. Pengetahuannya tentang seni rendah sekali.” Tujuannya adalah untuk menunjukkan kelebihan dirinya atas orang tersebut.

5. Kedengkian dan keinginan menjatuhkan orang yang dipuji masyarakat dengan menyebutkan kejelekan-kejelekan orang tersebut, karena dia tersiksa oleh pujian masyarakat terhadap orang itu dan tidak menemukan jalan untuk mencegah pujian itu kecuali dengan menyebutkan kejelekan-kejelekannya.

6. Iseng, bercanda, bermain-main, menghabiskan waktu dengan tawa dan canda, dengan menyebutkan satu hal dari seseorang yang membuat orang-orang tertawa sebagai gurauan dan banyolan.

Kelima, orang yang haram digunjing

Jafar Shadiq mengatakan,

من لم تره بعينك يرتكب ذنباً أو لم يشهد عليه بذلك شاهدان فهو من أهل العدالة والستر وشهادته مقبولة، وإن كان في نفسه مذنباً، ومن اغتابه بما فيه فهو خارج عن ولاية الله وداخل في ولاية الشيطان,

“Orang yang tidak engkau lihat melakukan dosa dengan matamu, dan tidak dipersaksikan untukmu oleh dua orang saksi, maka orang itu adil, terjaga kehormatannya, dan kesaksiannya diterima, meskipun orang itu benar-benar melakukan dosa. Orang yang menggunjingnya dalam kondisi tersebut, dia keluar dari loyalitas terhadap Allah dan masuk ke dalam loyalitas terhadap setan.”

Rasulullah saw bersabda,

من عامل الناس فلم يظلمهم، وحدّثهم فلم يكذبهم، ووعدهم فلم يخلفهم، فهو ممن كملت مروءته وظهرت عدالته، ووجبت أخوّته، وحرمت غيبته,

“Orang yang bergaul dengan masyarakat, lalu tidak menzalimi mereka; berbicara dengan mereka, lalu tidak mendustai mereka; berjanji dengan mereka, lalu tidak mengingkari; maka dia termasuk orang yang nama baiknya sempurna, keadilannya tampak, wajib ditemani, dan haram digunjing.”

6. Orang yang boleh digunjing.

Rasulullah saw bersabda,

أربعة ليست غيبتهم غيبة : الفاسق المعلن بفسقه، الإمام الكذّاب إن أحسنت لم يشكر وإن أخطأت لم يغفر، والمتفكّهون بالأمهات، والخارج عن الجماعة الطاعن على أمتي الشاهر عليها سيفه,

“Empat orang yang menggunjingnya bukanlah gunjingan. Orang fasik yang melakukan kefasikan terang-terangan, pemimpin pendusta yang jika engkau berbuat baik, dia tidak berterima kasih, dan jika engkau berbuat buruk, dia tidak mengampuni. Al-mutafakkihun bil ummahat. Dan, orang yang keluar dari jamaah, menuduh umatku, dan menghunus pedang kepada mereka.”

Imam Ridha berkata,

من ألقى جلباب الحياء فلا غيبة له,

“Orang yang menanggalkan jubah malu, menggunjingnya bukanlah gunjingan.”

Asy-Syahid ats-Tsani menyebutkan beberapa kondisi diperbolehkannya gunjingan, yaitu:

  1. Orang yang dizalimi dan pemenuhan haknya tergantung dengan menzalimi orang dia harap menanggalkan kezalimannya.
  2. Meminta bantuan untuk mengubah kemunkaran dan mengembalikan pelaku maksiat ke jalan yang benar. Pijakan masalah ini adalah tujuan yang benar. Jika tujuannya tidak benar, maka hal ini adalah haram.
  3. Meminta fatwa. Misalnya, seseorang mengatakan kepada mufti, “Ayah dan kakakku menzalimiku.” Tapi, sebaiknya, dia mengatakan, “Apa pendapatmu tentang orang yang dizalimi oleh ayah dan saudaranya?”
  4. Mencegah orang Islam terjerumus ke dalam kejahatan dan bahaya, dan memberi nasihat kepada orang yang meminta. Misalnya, engkau melihat orang yang pura-pura menjadi ahli agama padahal ia tidak mampu, maka engkau boleh mengingatkan masyarakat akan kekurangan orang tersebut dan ketidaklayakannya atas posisi yang ia klaim. Begitu juga jika engkau melihat seseorang bergaul dengan orang fasik karena ketidaktahuannya dan engkau khawatir orang itu terjerumus ke dalam kefasikan karena pergaulan itu. Pijakan dalam masalah ini adalah niat yang baik juga.
  5. Fit and proper test/uji kepantasan dan kelayakan terhadap saksi dan periwayat. Syarat dalam hal ini adalah memberikan nasihat yang tulus dengan tujuan menjaga harta kaum muslimin dan menjaga Sunnah Nabi saw dari kebohongan.
  6. Orang yang digunjing pantas untuk digunjing karena dia melakukan penyebab gunjingan itu secara terang-terangan, seperti orang fasik yang melakukan kefasikan secara terang-terangan. Tapi, dalam hal ini, gunjingan ini harus bertujuan menghentikan kefasikan orang tersebut.
  7. Menyebut seseorang yang populer dengan nama yang menunjukkan kecacatan, seperti al-A’raj dan al-A’masy. Menyebut nama ini bukan dosa selama tidak ada maksud merendahkan dan mencela pemiliknya. Para ulama terpaksa menyebut nama-nama seperti ini dengan tujuan memastikan dan dikarenakan pemiliknya tidak berkeberatan setelah dirinya populer dengan sebutan tersebut. Tapi, karena larangan atas hal ini berlaku secara umum, maka bagi orang-orang yang masih hidup, disyaratkan orang yang diberi julukan itu ridha dengan julukan tersebut. Dan bagaimanapun, jika ada cara lain untuk memastikan orang tersebut, maka ini lebih baik.
  8. Jika sejumlah orang yang memenuhi syarat untuk menjatuhkan had atau takzir melihat perbuatan jelek, maka kejelekan ini boleh disebut di hadapan hakim dalam bentuk kesaksian baik di hadapan pelakunya atau tidak.
  9. Jika dua orang mengetahui dan menyaksikan maksiat, lalu salah satu dari mereka menyebut hal itu kepada yang lain di belakang pelakunya, karena hal ini tidak berpengaruh kepada yang mendengar. Tapi yang lebih baik adalah menjauhkan jiwa dan lidah dari hal ini. Sebab, pelakunya tidak suka hal ini disebutkan di hadapannya, boleh jadi mengingatkan hal tersebut kepada temannya padahal dia sudah lupa, atau karena boleh jadi membuat orang itu populer dengan hal tersebut.
  10. Menyebut para pelaku bidah, karya-karya mereka, pendapat-pendapat mereka yang menyesatkan dalam rangka menjaga agama dan melindungi akidah yang benar.

Ketujuh, mendengar gunjingan

Ketika Imam Ali melihat seseorang menggunjing di hadapan anaknya, al-Hasan, beliau berkata,

يا بني نزّه سمعك عن مثل هذا فإنه نظر إلى أخبث ما في وعائه فأفرغه في وعائك,

“Wahai anakku, jauhkan pendengaranmu dari orang ini, karena dia melihat apa yang terjelek di dalam wadahnya lalu memindahkannya ke dalam wadahmu.”

Imam Ali Zainal Abidin mengatakan,

حق السمع تنزيهه عن الغيبة وسماع ما لا يحلّ سماعه,

“Hak pendengaran adalah dijauhkan dari gunjingan dan mendengar yang tidak halal didengar.”

Kedelapan, pahala membantah gunjingan

Rasulullah saw bersabda,

من ردّ عن أخيه غيبة سمعها في مجلس ردّ الله عنه ألف باب من الشر في الدنيا والآخرة، فإن لم يرد وأعجبه كان عليه كوزر من اغتاب,

“Orang yang membantah gunjingan atas saudaranya yang ia dengar di suatu majlis, maka Allah akan menjauhkan dari dirinya 1000 pintu kejahatan di dunia dan akhirat. Orang yang seorang mukmin digunjing di hadapannya, lalu dia tidak membantah, malah menyukainya, maka baginya dosa seperti dosa orang yang bergunjing.”

Imam Jafar Shadiq berkata,

من اغتيب عنده أخوه المؤمن فنصره وأعانه نصره الله في الدنيا والآخرة، ومن اغتيب عنده أخوه المؤمن فلم ينصره ولم يعنه وهو يقدر على نصرته وعونه إلا خفضه الله في الدنيا والآخرة,

“Orang yang saudaranya yang mukmin digunjing di hadapannya, lalu dia membantu dan menolong saudaranya itu, maka Allah akan menolongnya di dunia dan akhirat. Sedangkan orang yang saudaranya yang mukmin digunjing di hadapannya, lalu dia tidak membantu dan menolong saudaranya itu, padahal dia mampun untuk membantu dan menolongnya, maka Allah akan merendahkannya di dunia dan akhirat.”

Kesembilan, penebus dosa menggunjing

Rasulullah saw bersabda,

, إذا اغتاب أحدكم أخاه فليستغفر الله فإنّها كفّارة له,

“Jika salah seorang dari kalian menggunjing saudaranya, maka hendaklah dia meminta ampunan kepada Allah, karena ini adalah penebus dosanya.”

Di dalam wasiat Nabi saw kepada Abu Dzar,

إيّاك والغيبة فإن الغيبة أشدّ من الزنا “، قلت :” ولم ذاك يا رسول الله؟ قال :” لأن الرجل يزني فيتوب إلى الله فيتوب الله عليه، والغيبة لا تغفر حتّى يغفر صاحبها,

“Janganlah engkau menggunjing, karena menggunjing itu lebih jahat daripada zina.” Abu Dzarr berkata, “Mengapa demikian wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Karena seseorang berzina, lalu bertobat kepada Allah, maka Allah pun menerima tobatnya. Sedangkan gunjingan tidak diampuni sampai orang yang digunjing memaafkan.”

Kesepuluh, akibat gunjingan

Dari penjelasan ini jelas bahwa gunjingan merupakan perbuatan jelek dan penyakit masyarakat. Gunjingan dibenci oleh Allah dan Dia mengancam pelakunya dengan azab yang pedih. Imam Ali as-Sajjad mengatakan,

إياكم والغيبة فإنها أدام كلاب النار,

“Jauhilah gunjingan, karena gunjingan adalah makanan anjing-anjing neraka.”

http://al-hawza.com/include/makal/1_03/4.shtml

Mengupas tentang Keajaiban Alquran

Satu fakta tentang alam semesta sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur’an adalah bahwa langit terdiri atas tujuh lapis.


Bumi memiliki seluruh sifat yang diperlukan bagi kehidupan. Salah satunya adalah keberadaan atmosfir, yang berfungsi sebagai lapisan pelindung yang melindungi makhluk hidup. Adalah fakta yang kini telah diterima bahwa atmosfir terdiri dari lapisan-lapisan berbeda yang tersusun secara berlapis, satu di atas yang lain. Persis sebagaimana dipaparkan dalam Al Qur’an, atmosfir terdiri dari tujuh lapisan. Ini pastilah salah satu keajaiban Al Qur’an "Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (Al Qur'an, 2:29)

"Kemudian Dia menuju langit, dan langit itu masih merupakan asap. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya." (Al Qur'an, 41:11-12)

Kata "langit", yang kerap kali muncul di banyak ayat dalam Al Qur’an, digunakan untuk mengacu pada "langit" bumi dan juga keseluruhan alam semesta. Dengan makna kata seperti ini, terlihat bahwa langit bumi atau atmosfer terdiri dari tujuh lapisan.

Saat ini benar-benar diketahui bahwa atmosfir bumi terdiri atas lapisan-lapisan yang berbeda yang saling bertumpukan. Lebih dari itu, persis sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur’an, atmosfer terdiri atas tujuh lapisan. Dalam sumber ilmiah, hal tersebut diuraikan sebagai berikut:

Para ilmuwan menemukan bahwa atmosfer terdiri diri beberapa lapisan. Lapisan-lapisan tersebut berbeda dalam ciri-ciri fisik, seperti tekanan dan jenis gasnya. Lapisan atmosfer yang terdekat dengan bumi disebut TROPOSFER. Ia membentuk sekitar 90% dari keseluruhan massa atmosfer. Lapisan di atas troposfer disebut STRATOSFER. LAPISAN OZON adalah bagian dari stratosfer di mana terjadi penyerapan sinar ultraviolet. Lapisan di atas stratosfer disebut MESOSFER. . TERMOSFER berada di atas mesosfer. Gas-gas terionisasi membentuk suatu lapisan dalam termosfer yang disebut IONOSFER. Bagian terluar atmosfer bumi membentang dari sekitar 480 km hingga 960 km. Bagian ini dinamakan EKSOSFER. . (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 319-322)

Jika kita hitung jumlah lapisan yang dinyatakan dalam sumber ilmiah tersebut, kita ketahui bahwa atmosfer tepat terdiri atas tujuh lapis, seperti dinyatakan dalam ayat tersebut.

1. Troposfer
2. Stratosfer
3. Ozonosfer
4. Mesosfer
5. Termosfer
6. Ionosfer
7. Eksosfer

Keajaiban penting lain dalam hal ini disebutkan dalam surat Fushshilat ayat ke-12, "… Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya." Dengan kata lain, Allah dalam ayat ini menyatakan bahwa Dia memberikan kepada setiap langit tugas atau fungsinya masing-masing. Sebagaimana dapat dipahami, tiap-tiap lapisan atmosfir ini memiliki fungsi penting yang bermanfaat bagi kehidupan umat manusia dan seluruh makhluk hidup lain di Bumi. Setiap lapisan memiliki fungsi khusus, dari pembentukan hujan hingga perlindungan terhadap radiasi sinar-sinar berbahaya; dari pemantulan gelombang radio hingga perlindungan terhadap dampak meteor yang berbahaya.

Salah satu fungsi ini, misalnya, dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah sebagaimana berikut:

Atmosfir bumi memiliki 7 lapisan. Lapisan terendah dinamakan troposfir. Hujan, salju, dan angin hanya terjadi pada troposfir. (http://muttley.ucdavis.edu/Book/Atmosphere/beginner/layers-01.html)

Adalah sebuah keajaiban besar bahwa fakta-fakta ini, yang tak mungkin ditemukan tanpa teknologi canggih abad ke-20, secara jelas dinyatakan oleh Al Qur’an 1.400 tahun yang lalu.

sumber:keajaibanalquran.com

Rabu, 07 Juli 2010

peristiwa penting sepanjang abad

2 milyar tahun yang lalu Fosil Reaktor Nuklir Oklo, Gabon
600 juta-300 juta tahun yang lalu Masa hidupnya Trilobite, fosil Antelope Spring’s Footprint
40.000.000 tahun yang lalu Pondaung Man, Myanmar
7juta tahun yang lalu Toumaë - Chad Man, Chad (Central Africa)
1juta tahun yang lalu Java Man (Pithecanthropus erectus), Indonesia
900.000 tahun yang lalu Peking Man, Tiongkok
600.000 tahun yang lalu Lantian Man, Tiongkok
112.000 tahun yang lalu Fosil “Eve’s Footprint”, Afrika Selatan
3.300 S.M Munculnya budaya penulisan di Sumeria
3.100 S.M Berdirinya dinasti I Mesir
3.000 S.M Munculnya Peradaban Yunani Kuno
3.000 S.M Munculnya Peradaban Lembah Indus (Mohenjo-Daro, dll)
2.637 S.M Munculnya sistem kalender Imlek (Sienci)
2.590 S.M Pembangunan Piramid Raksasa Giza
2.400 S.M Berdirinya imperium I Semitik
2.070 S.M Munculnya dinasti I Tiongkok, Dinasti Hsia (Kaisar Kuning)
1.500 S.M Munculnya Kitab Weda/Vida (Hindu), India
1.220 S.M Munculnya Peradaban Olmec, Meksiko
1.100 S.M Munculnya Kitab Kejadian/Perubahan (I-Ching), Tiongkok
1.013 S.M Lahirnya Nabi Daud a.s
973 S.M Lahirnya Nabi Sulaiman a.s
800 S.M Munculnya Peradaban Etruscan, Yunani Kuno
750 S.M Munculnya kekuatan militer Sparta
660 S.M Munculnya agama Shinto (Kami no Michi)
628 S.M Lahirnya Zarathustra (Zoroaster)
623 S.M Lahirnya Siddharta Gautama (Buddha)
604 S.M Lahirnya Nebukhadnezar, Babel/Babylonia
600 S.M Lahirnya Li Erh/Lao Tzu (Tao)
599 S.M Lahirnya Cyrus II the Great (Archaemenia), Persia
551 S.M Lahirnya Kung Chiu (Kung Fu Tze/Congfucius), Tiongkok
510 S.M Lahirnya Parmenides, Yunani Kuno
500 S.M Lahirnya Sun Tzu, Tiongkok
427 S.M Lahirnya Plato, Yunani Kuno
287 S.M Lahirnya Archimedes, Yunani Kuno
250 S.M Munculnya peradaban Maya
221-214 S.M Masa pembangunan Tembok Besar (2.256 km) Tiongkok
102 S.M Lahirnya Julius Caesar
45 S.M Awal penggunaan Sistem Kalender Julian (Julius Caesar)
6 S.M Lahirnya Nabi Isa a.s
1 M Awal Tahun Masehi
216 M Lahirnya Manes (Manichæism), Babylonia
570 M Lahirnya Nabi Muhammad S.A.W
622 M / 1 H Hijrah Nabi Muhammad ke Madinah/Awal Tahun Hijriah

http://www.jaist.ac.jp/~rac/pub/kanigara/i…e/arkeologi.htm

Pesawat Tenaga Surya Pertama di Dunia Berhasil Terbang

Sebuah prototipe pesawat bertenaga surya untuk pertama kali berhasil diterbangkan dalam uji coba di Swiss.

Pesawat itu dibuat oleh penjelajah Bertrand Piccard, yang merupakan orang pertama yang berkeliling dunia tanpa berhenti dengan menggunakan balon pada tahun 1999.

Pesawat tersebut mempunyai sayap sepanjang sayap pesawat jumbo B 747, namun beratnya seperti sebuah mobil kecil. Dalam uji coba penerbangan selama satu setengah jam Rabu (7/4), sayap raksasa itu yang dilapisi dengan 12 ribu sel tenaga surya berhasil menggerakkan empat motor dan mengangkat pesawat setinggi 1000 meter ke udara.
Tak setetes bahan bakar pun digunakan oleh pesawat ini.

Penerbangan dengan tenaga surya ini merupakan tantangan terbaru dari Bertrand Piccard, yang memang berasal dari keluarga penjelajah. Kakeknya adalah orang pertama yang menerbangkan balon ke stratosfir, sedang ayahnya membawa kapal selam ke titik paling dalam di Samudra Pasifik.

Bertrand Piccard merencanakan akan terbang keliling dunia menggunakan pesawat tenaga surya ini tahun 2012. Ia bekerjasama dengan Andre Borschberg dalam membangun pesawat tersebut

“Ini merupakan momen penting setelah bekerja selama tujuh tahun,” kata Borschberg yang menjadi ko-pilot dalam uji coba ini sebelum lepas landas.

Namun pesawat tenaga surya ini tidak akan segera menggantikan pesawat konvensional karena kecepatan terbangnya hanya 70 kilometer per jam dan hanya bisa membawa dua orang, pilot dan ko-pilot. [republika]