Rabu, 07 Juli 2010
peristiwa penting sepanjang abad
600 juta-300 juta tahun yang lalu Masa hidupnya Trilobite, fosil Antelope Spring’s Footprint
40.000.000 tahun yang lalu Pondaung Man, Myanmar
7juta tahun yang lalu Toumaë - Chad Man, Chad (Central Africa)
1juta tahun yang lalu Java Man (Pithecanthropus erectus), Indonesia
900.000 tahun yang lalu Peking Man, Tiongkok
600.000 tahun yang lalu Lantian Man, Tiongkok
112.000 tahun yang lalu Fosil “Eve’s Footprint”, Afrika Selatan
3.300 S.M Munculnya budaya penulisan di Sumeria
3.100 S.M Berdirinya dinasti I Mesir
3.000 S.M Munculnya Peradaban Yunani Kuno
3.000 S.M Munculnya Peradaban Lembah Indus (Mohenjo-Daro, dll)
2.637 S.M Munculnya sistem kalender Imlek (Sienci)
2.590 S.M Pembangunan Piramid Raksasa Giza
2.400 S.M Berdirinya imperium I Semitik
2.070 S.M Munculnya dinasti I Tiongkok, Dinasti Hsia (Kaisar Kuning)
1.500 S.M Munculnya Kitab Weda/Vida (Hindu), India
1.220 S.M Munculnya Peradaban Olmec, Meksiko
1.100 S.M Munculnya Kitab Kejadian/Perubahan (I-Ching), Tiongkok
1.013 S.M Lahirnya Nabi Daud a.s
973 S.M Lahirnya Nabi Sulaiman a.s
800 S.M Munculnya Peradaban Etruscan, Yunani Kuno
750 S.M Munculnya kekuatan militer Sparta
660 S.M Munculnya agama Shinto (Kami no Michi)
628 S.M Lahirnya Zarathustra (Zoroaster)
623 S.M Lahirnya Siddharta Gautama (Buddha)
604 S.M Lahirnya Nebukhadnezar, Babel/Babylonia
600 S.M Lahirnya Li Erh/Lao Tzu (Tao)
599 S.M Lahirnya Cyrus II the Great (Archaemenia), Persia
551 S.M Lahirnya Kung Chiu (Kung Fu Tze/Congfucius), Tiongkok
510 S.M Lahirnya Parmenides, Yunani Kuno
500 S.M Lahirnya Sun Tzu, Tiongkok
427 S.M Lahirnya Plato, Yunani Kuno
287 S.M Lahirnya Archimedes, Yunani Kuno
250 S.M Munculnya peradaban Maya
221-214 S.M Masa pembangunan Tembok Besar (2.256 km) Tiongkok
102 S.M Lahirnya Julius Caesar
45 S.M Awal penggunaan Sistem Kalender Julian (Julius Caesar)
6 S.M Lahirnya Nabi Isa a.s
1 M Awal Tahun Masehi
216 M Lahirnya Manes (Manichæism), Babylonia
570 M Lahirnya Nabi Muhammad S.A.W
622 M / 1 H Hijrah Nabi Muhammad ke Madinah/Awal Tahun Hijriah
Pesawat Tenaga Surya Pertama di Dunia Berhasil Terbang
Pesawat itu dibuat oleh penjelajah Bertrand Piccard, yang merupakan orang pertama yang berkeliling dunia tanpa berhenti dengan menggunakan balon pada tahun 1999.
Pesawat tersebut mempunyai sayap sepanjang sayap pesawat jumbo B 747, namun beratnya seperti sebuah mobil kecil. Dalam uji coba penerbangan selama satu setengah jam Rabu (7/4), sayap raksasa itu yang dilapisi dengan 12 ribu sel tenaga surya berhasil menggerakkan empat motor dan mengangkat pesawat setinggi 1000 meter ke udara.
Tak setetes bahan bakar pun digunakan oleh pesawat ini.
Penerbangan dengan tenaga surya ini merupakan tantangan terbaru dari Bertrand Piccard, yang memang berasal dari keluarga penjelajah. Kakeknya adalah orang pertama yang menerbangkan balon ke stratosfir, sedang ayahnya membawa kapal selam ke titik paling dalam di Samudra Pasifik.
Bertrand Piccard merencanakan akan terbang keliling dunia menggunakan pesawat tenaga surya ini tahun 2012. Ia bekerjasama dengan Andre Borschberg dalam membangun pesawat tersebut
“Ini merupakan momen penting setelah bekerja selama tujuh tahun,” kata Borschberg yang menjadi ko-pilot dalam uji coba ini sebelum lepas landas.
Namun pesawat tenaga surya ini tidak akan segera menggantikan pesawat konvensional karena kecepatan terbangnya hanya 70 kilometer per jam dan hanya bisa membawa dua orang, pilot dan ko-pilot. [republika]
Begadang, Antara Manfaat & Mudharatnya
Begadang.., jangan begadang…
Masih ingat lagu raja dangdut yang sangat terkenal di masa kecil saya dulu itu (ana hanya terdengar lho, bukan termasuk fans nya dia). Kalo dilihat dari kaca mata Islam ada benarnya juga ya… tapi tak mesti begadang itu haram lho. Ada juga begadang yang syar’i, yang dipuji dalam dalam Islam. Apa itu..???. Simak dong postingan berikut, kalau ingin buktinya dan dalil-dalilnya.
Masalah begadang, kita angkat dalam postingan kali ini, karena begitu pentingnya masalah ini untuk dibahas dengan karena alasan-alasan sebagai berikut:
- Begadang sering dialami atau dilakukan oleh banyak orang,
- Adanya dosa yang diakibatkan oleh begadang (ketika dilakukan dalam hal yang tidak bermanfaat),
- Banyaknya hal yang akan tersia-siakan atau lenyap disebabkan karena begadang (seperti mengabaikan kewajiban atau mengakhirkannya),
- Begadang terkadang mengakibatkan kelelahan sehingga menyebabkan rasa berat atau malas melakukan shalat witir,
- Dan begadang merupakan bagian dari waktu yang akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak.
Nabi Muhammad shallahu ‘alaihi wasallam telah mengingatkan kita dalam sabdanya;
Tidak ada begadang kecuali bagi seorang yang melakukan shalat atau menempuh perjalanan (H.R. Ahmad dari Ibnu Mas’ud).*
Waktu yang dimiliki oleh setiap orang beragam sesuai dengan keadaan mereka masing-masing. Seorang sahabat Nabi, Salman al-Farisi meriwayatkan bahwa manusia terbagi dalam tiga keadaan setelah shalat isya’, sebagaimana perkataan beliau; “…. Jika manusia telah melakukan shalat isya’, maka mereka berada dalam tiga keadaan; diantara mereka ada yang mendapatkan kebaikan dan tidak tertimpa keburukan, ada yang ditimpa keburukan namun dan tidak mendapatkan kebaikan, dan ada yang tidak mendapatkan kebaikan dan juga tidak tidak tertimpa keburukan.”
Kemudian Salman al-Farisi menjelaskan lebih lanjut bahwa orang yang melakukan sholat isya’, lalu mengambil kesempatan dari kelalaian orang lain dan gelapnya malam dengan melaksanakan shalat malam akan masuk dalam golongan yang pertama. Sedangkan orang yang tidur, maka dia tidak mendapatkan kebaikan dan tidak juga ditimpa keburukan. Adapun selain dari kedua keadaan tersebut tentulah termasuk kelompok yang kedua, akan ditimpa keburukan dan tidak akan mendapatkan kebaikan (Qiyamul lail: 12, al-Marwazi).
Dengan berlandaskan berbagai hal diatas, maka begadang adalah sesuatu yang dilarang, bahkan diharamkan jika menyebabkan meninggalkan shalat subuh. Terlebih lagi jika begadang tersebut dilakukan dalam hal-hal yang diharamkan.
Alangkah baiknya jika kita menyimak apa yang diriwayatkan Imam Malik dalam kitabnya al-Muwatha’; “Sesungguhnya Umar bin Khathab radhiyallahu ‘anhu pernah kehilangan Sulaiman bin Abi Hatsmah pada shalat subuh. Lalu beliau pergi ke pasar, sementara tempat tinggal Sulaiman berada antara pasar dan masjid Nabawi. Kemudian beliau terjumpa dengan Syifa, ibu Sulaiman. Beliau berkata kepadanya, “Aku tidak melihat Sulaiman pada shalat subuh!”. Lalu ia menjawab, “Sesungguhnya dia shalat malam, lalu tertidur”. Beliau radhiyallahu ‘anhu lalu berkata, “Melakukan shalat subuh dengan berjama’ah lebih aku sukai daripada melakukan shalat malam” (al-Muwatha’, kitab ash-Shalah: 101).
Lihatlah bagaimana Umar bin Khathab radhiyallahu ‘anhu mencela Sulaiman bin Abi Hatsmah. Padahal begadang yang ia lakukan untuk mengerjakan shalat malam. Hal itu karena melalaikan sesuatu yang lebih utama darinya; shalat subuh berjama’ah.
Imam asy-Syathibi berkata, “Imam Malik tidak suka menghidupkan seluruh bagian malam”, boleh jadi Imam Malik tidur dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai teladan. Kemudian Imam asy-Syathibi berpendapat bahwa, “tidak mengapa begadang, selama tidak berdampak negatif terhadap shalat subuh” (al-I’tisham: 25-26).
Bagaimana jadinya jika begadang yang dilakukannya bukan dalam ketaatan atau kebaikan?. Imam Ibnu Hibban rahimahullah berkata dalam shahihnya, “Telah diungkapkan sebuah khabar yang menunjukkan larangan begadang setelah isya’ (terakhir) dalam hal yang bukan merupakan sebab-sebab akhirat”. Ibnu Hibban juga menyebutkan adanya riwayat yang menunjukkan sesungguhnya larangan begadang sama sekali tidak dimaksudkan kepada begadang dalam masalah ilmu.
Kemudian ia menuturkan sebuah hadits yang sanadnya bersambung kepada Umar ibnu Khathab, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam begadang pada suatu malam di rumah Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu karena ada suatu urusan kaum muslimin. Pada malam yang lain, beliau begadang sementara aku bersama beliau” (Shahih Ibnu Hibban, III/369-370).
Kesimpulannya bahwa begadang bisa dilakukan jika dalam hal-hal kebaikan, seperti: belajar, menunggu waktu shalat, berjaga-jaga di daerah perbatasan dalam kondisi perang (ribath) atau melakukan sesuatu bagi kemaslahatan kaum muslimin. Begadang yang semacam ini adalah terpuji, selama hal itu tidak menyebabkan pengabaian sesuatu yang lebih penting.
Ibnu Taimiyah rahimahullah menamakan begadang seperti ini dengan “Begadang Syar’i”.
Alhamdulillah…. smoga bermanfaat ye..
Ma’alim fi Thariq Thalab al-Ilmi, Abdul Aziz bin Muhammad as-Sadhan (Edisi Indonesia: Bimbingan Menuntut Ilmu; Tahapan, Adab, Motivasi, Hambatan, dan Solusi).
————————————————————————————————————————————
* Sebagaimana yang disabdakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam hal ini tidak disebutkan derajat hadits tersebut.
Letusan Eyjafjallajökull menyimpan keindahan !
Dibawah ini foto-foto gunung Eyjafjallajökull yang menakjubkan itu. Diikumpulkan dari kirim-kiriman email berantai .
“Pakdhe, kok selalu ada petir menyambar disitu sih ?”
“Kalau itu kan sudah pernah dijelaskan disini, thole ”
Gejala ini disebabkan oleh muatan listrik statis penjelasannya ada di :
Matahari terbit dari barat
lah kok bisa ?
Barangkali anda menerima imil seperti ini :
tahu tak!! bahawa matahari kita sekarang dah menghadap ke barat disebabkan tsunami,matahari dah terbit dari barat di planet marikh dan bulan 10/2006 akan berlaku 2 gerhana (bulan dan matahari) 1 petanda kiamat tiba,jika berlaku zaman ini maka kita adalah umat yang paling dimurkai Allah s.w.t,sejauh mana kebenarannya hanya Allah s.w.t yang tahu..tapi sebagai orang islam.. beringatlah… sebarkanlah biar orang lain juga beringat.. katakan ini dengan jelas ,Ya Allah saya mencintai-MU dan memerlukan-MU, datang dan terangilah hati kami sekarang…!!!” kirim ke 10 orang lihat keajaiban malam ini tolong jgn di hapus ini benar2 terjadi … wallahu’alam
Nah bagi anda yg sudah kritis tentunya tidak serta merta mengirimkan ke temen lain kan. Lah kalau semua mengirim 10 kali nanti lalulintas imil jadi macet donk !
Bumi, Bulan, planet Mars dan semua bintang-bintang ini berputar-putar berrevolusi dan berotasi. Nah kita bisa melihat dengan dua cara yaitu cara jadul yaitu dengan teori atau dengan caranya Pteolomeus, yaitu bumi sebagai pusat tatasurya, sedangkan bulan, bintang serta matahari dan planet-planet lain mengelilingi bumi. Yang kedua dengan cara matahari sebagai pusat tatasurya kita. Tentunya mataharipun akan berkeliling berputar-putar mengelilingi ‘sesuatu’ yang lain.
Kalau bumi dianggap sebagai tata surya dan pengamatan dilakukan di bumi, maka akan terjadi hal yg disebut sebagai retrogate motion, atau perputaran terbalik karena pengamatan. Pengamatan di bumi ini yg menimbulkan adanya ‘penampakan’ retrogate motion. Atau perputaran terbalik. Perputaran ini tentunya merupakan gerak semu, bukan gerak absolutnya.
Seandainya matahari dipakai sebagai referensi titik pusat maka penampakan terbitnya matahari di Mars akan nampak seperti pada gambar disamping itu. Jadi ada kalanya memang nampak bahwa sepertinya matahari akan terbit dari sebelah barat , itu kalau diamati antara mars dengan matahari dari bumi. Tetapi kalau anda tinggal duduk-duduk nyantai di Mars pada pagi hari, maka disana matahari juga tetep aja terbit dari timur (eh barat timurnya mars dimana ya ? … yang jelas terbit seperti biasa saja lah. Tidak ada perubahan rotasi Planet mars, juga tidak ada perubahan terbitnya matahari dari barat di Bumi.
Jadi jangan kuatir akan kiamat. Kiamat masih lama, ayo kerja lagi, belajar lagi. Supaya tdak termakan issue yg menyesatkan. Tuhan masih memberikan waktu kepada kita untuk beribadah, bekerja dan belajar. Jangan takut !
(This animated gif was obtained from Dr. Stephen J. Daunt’s Astronomy 161 web site at The University of Tennesee, Knoxville.)
DIarsipkan di bawah: Dongeng Geologi
Selasa, 06 Juli 2010
Kumpulan Kisah-Kisah Teladan (5)
22. Penangkapan
21. Di San Stefano, Alexandria
20. Surat dari Nurul
19. Rencana-rencana
18. Saat-saat Indah di Tepi Sungai Nil
17. Ikatan Suci
16. Cobaan
15. Pertemuan
14. Badai Kegelisahan
13. Ketika Hati Berdesir-desir
12. Siapa Malaikat Itu?
11. Dijenguk Sahabat Nabi
10. Sepucuk Surat Cinta
9. Merancang Peta Hidup
Kumpulan Kisah-Kisah Teladan (4)
Habiburrahman El Shirazy
The Value of Truth
Gossip
Psychology
Nasrudin dan Tiga Orang Bijak
Belajar Musik
Di Mana Aku Duduk
29. Nyanyian dari Surga
28. Sidang Penentuan
27. Diary Maria
26. Ayat Ayat Cinta
25. Persidangan
24. Tangis Aisha
23. Dalam Penjara Bawah Tanah
Kumpulan Kisah-Kisah Teladan (3)
SHILAH BIN ASY-YAM AL-‘ADAWI
Shaykh ‘Abdullaah Ibn ‘Abdur-Rahmaan Aal Ghudayyaan
Jalan Cinta Para Pejuang
Biografi Imam Al Ajurri : Guru para Imam Ahli Hadits
Shaykh ‘Abdul-’Azeez Ibn ‘Abdullaah Aal ash-Shaykh
Abbas bin Abdul Muththalib
Shaykh Muhammad Saalih al-Munajid
Anjing Menyingkap Pembunuh Majikannya
‘Urwah Bin Az-Zubair
Abbad Bin Bisyir
Ibnu Taymiyah
Ibnu Katsir
Al Imam Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah
Hidayat Nur Wahid
Kumpulan Kisah-Kisah Teladan (2)
Shaykh ‘Abdullaah Ibn Muhammad Ibn Humayd
Syaikh bin Baaz
Abdullah Bin Zubeir
Shaykh ‘Abdullaah Ibn Hasan al-Qu’ood
Abdullah Bin Hudzafah as-Sahmiy
Abdullah Bin Al-Mubarak
Kecerdasan Imam al-Layts
Kisah Ashabul Kahfi
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
Syaikh Ali bin Hasan bin Abdul Hamid Al-Halabi
Contoh Keberanian Para Ulama Di Hadapan Penguasa
Shaykh ‘Abdullaah Ibn ‘Abdur-Rahmaan Abaa Butayn
Saudara Wanita Imam al-Muzanniy
Abdullah Bin Mas’ud
Kumpulan Kisah-Kisah Teladan (1)
Shaykh ‘Abdullaah Ibn Sulaymaan Ibn Muhammad Ibn Munee’
Abu Sufyan Bin Haris
Abu Sufyan Bin Harb
Abu Musa Al-Asy’ari
Nasruddin Hoja – Berita Baik
Abu Lubabah bin Abdil Mundzir
Abu Hurairah ra.
Abu Ayub Al-Anshari
Shaykh ‘Abdullaah Ibn Hasan al-Qu’ood
Abdurrahman bin ‘Auf
Abdurrahman Bin Abi Bakar
Abdullah Ibnu Ummi Maktum
Abdullah Bin Jahsy
Abdullah Ibnu Rawahah
Masih ingatkah Kisah Pembunuh 99 Orang
Dalam sebuah Hadits yang diketengahkan oleh Bukhari dan Muslim secara sepakat disebutkan bahwa: dahulu di kalangan orang-orang yang sebelum kalian -yakni kaum Bani Israil- ada seorang lelaki yang telah membunuh 99 orang. Lelaki ini telah berlumuran darah. Jari-jemarinya, pakaiannya, tangan, dan pedangnya, semuanya basah oleh darah, karena telah membunuh 99 orang dari kalangan orang-orang yang jiwanya terpelihara. Padahal seandainya semua penduduk bumi dan penduduk langit bersatu-padu untuk membunuh seorang lelaki muslim, tentulah Allah akan mencampakkan mereka semuanya dengan muka di bawah ke dalam neraka. Maka terlebih lagi dengan seseorang yang datang dengan pedang yang terhunus, sikap yang kejam, jahat, lagi emosi, akhirnya dia membunuh 99 orang.
Lelaki pelaku kejahatan ini telah melumuri dirinya dengan darah banyak orang dan membinasakan banyak jiwa yang diharamkan oleh Allah membunuhnya serta mencabut nyawa mereka. Sesudah dirinya berlumuran dengan kejahatan dan dosa besar ini, ia menyadari kesalahannya terhadap Allah. Ia pun berpikir tentang hari pertemuannya dengan Allah nanti, teringat saat hari kedatangannya kepada Allah untuk mempertanggungjawabkan semua dosanya. Dia meyakini bahwa tiada yang mengampuni dosa, yang menghukumnya, yang menghisabnya, dan yang membenci seorang hamba karena dosa, kecuali hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Selanjutnya, ia berpikir untuk kembali dan bertaubat kepadaNya agar Dia membebaskannya dari neraka.
Sesungguhnya para raja pun
bila budak-budaknya telah beruban dalam perbudakannya
mereka pasti akan memerdekakannya
dengan pembebasan yang baik
Dan Engkau, wahai penciptaku, jauh lebih murah daripada itu
Sekarang sungguh aku telah beruban dalam penghambaan diri
maka bebaskanlah diriku dari neraka
Orang-orang berkata kepadanya: “Kami akan menunjukkanmu kepada seorang rahib yang tinggal di kuilnya, maka sebaiknya kamu pergi ke sana dan tanyakanlah kepadanya apakah dirimu masih bisa diampuni.”
Dia menyadari bahwa tiada yang dapat memberi fatwa dalam masalah ini, kecuali hanya orang-orang yang ahli dalam hukum Allah. Ia pun pergi ke sana, ke tempat rahib itu, seorang ahli ibadah dari kalangan kaum Bani Israil yang belum pernah merasakan manisnya ilmu dan tidak pernah membekali dirinya dengan pengetahuan, penelitian, dan penguasaan terhadap masalah-masalah agama. Dia hanya melakukan ibadahnya menurut tata cara yang dibuat-buatnya sendiri tanpa ada dalil, baik dari syari’at maupun agama.
Perhatikan QS. AL-HADJlD (57): 27, yang artinya:
Sesungguhnya agama itu bila tidak dibarengi dengan cahaya hidayah dan ilmu, sama dengan kesesatan dan bid’ah yang bertumpang-tindih antara yang satu dan yang lainnya.
Ia pun pergi dengan langkah yang cepat dengan penuh penyesalan karena dosa-dosa yang telah dilakukannya, lalu ia mengetuk pintu kuil si rahib tersebut.
Rahib tersebut mengharamkan kepada dirinya sendiri: daging, makanan yang baik, pakaian yang baik, dan kawin, padahal Allah tidak mengharamkan semuanya itu atas dirinya. Dia lakukan hal tersebut karena kejahilannya tentang maksud Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ia pun keluar menyambutnya.
Lelaki pembunuh ini masuk dan ternyata pakaiannya masih berlumuran darah segar, membuat si rahib kaget dan terkejut bukan kepalang. Si rahib berkata: “Aku berlindung kepada Allah dari kejahatanmu.”
Sambutan ini jelas bukan tata cara yang biasa digunakan oleh para ulama dan para da’i yang menghendaki hidayah bagi manusia, karena pintu Allah selalu terbuka; pemberiannya senantiasa datang dan pergi; pahala-Nya dianugerahkan; tangan kekuasaanNya senantiasa terbuka pada malam hari untuk menerima taubat orang-orang yang berdosa pada siang harinya, dan senantiasa terbuka pada siang hari untuk menerima taubat orang-orang yang berdo’a pada malam harinya, hingga matahari terbit dari arah tenggelamnya (hari Kiamat).
Si pembunuh bertanya: “Wahai rahib ahli ibadah, aku telah membunuh 99 orang, maka masih adakah jalan bagiku untuk bertaubat?”
Rahib yang jahil itu spontan menjawab: “Tiada taubat bagimu!”
Mahasuci Allah, apakah engkau menutup pintu yang selalu dibuka oleh Allah? Apakah engkau memutuskan tali yang telah dijulurkan oleh Allah? Apakah engkau mencegah hujan yang telah diturunkan oleh Allah? Apakah engkau menutup jalan masuk yang telah dibuat oleh Allah?
Padahal Allahlah yang menciptakan; Allahlah yang telah menetapkan; Allahlah yang memberikan ampunan; Allahlah yang menghisab; dan Allahlah yang berbisik kepada seorang hamba pada hari yang tiada bermanfaat lagi harta benda dan anak-anak, kecuali orang yang menghadap kepada Allah dengan hati yang bersih, lalu Allah menyuruhnya mengakui dosa-dosanya, kemudian Allah mengampuninya jika Dia menghendaki. Maka apakah urusanmu, hai rahib, sehingga engkau ikut campur dalam urusan antara para hamba dan Tuhannya?
Apakah engkau memang seorang yang ahli untuk memberi fatwa dalam masalah ini? Bukan, engkau bukanlah seorang yang ahli dalam bidang ini. Hal ini hanya bisa ditangani oleh para ulama yang mengamalkan ilmunya lagi mengetahui tujuan syari’at-Nya.
Akhirnya, si penjahat ini putus asa memandang kehidupan ini. Di matanya dunia ini terasa gelap; kehendak dan tekadnya melemah; dan keindahan yang terlihat di wajahnya menjadi buruk. Ia pun mengangkat pedangnya dan membunuh rahib ini sebagai balasan yang setimpal untuknya guna menggenapkan 100 orang manusia yang telah dibunuhnya.
Selanjutnya, ia keluar menemui orang-orang guna menanyakan kembali kepada mereka, bukan karena alasan apa pun, melainkan karena jiwanya sangat menginginkan untuk taubat dan kembali ke jalan Tuhannya serta menghadap kepada-Nya.
Ia bertanya kepada mereka: “Masih adakah jalan untuk bertaubat bagiku?”
Mereka menjawab: “Kami akan menunjukkanmu kepada Fulan bin Fulan, seorang ulama, bukan seorang rahib, yang ahli tentang hukum Tuhan.”
Sehubungan dengan pengertian ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menegaskannya melalui ayat-ayat berikut, yaitu firman-Nya:
Dalam QS. AZ-ZUMAR (39): 9, yang artinya:
“Katakanlah: ‘Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?”
Dalam QS. AL-MUJAADALAH (58): 11, yang artinya:
”Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. “
Dalam QS. AL-ANKABUUT (29): 49
“Sebenarnya Al-Qur’an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. “
Dalam QS. ALI ‘IMRAN (3): 18, yang artinya:
”Allah menyatakan bahwasanya tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). “
Si pembunuh itu pergi menemui orang alim itu yang saat itu berada di majelisnya sedang mengajari generasi dan mendidik umat.
Orang alim itu pun tersenyum menyambut kedatangannya.
Begitu melihatnya, ia langsung menyambutnya dengan hangat dan mendudukkannya di sebelahnya setelah memeluk dan menghormatinya. Ia bertanya: “Apakah keperluanmu datang kemari?”
Ia menjawab: “Aku telah membunuh 100 orang yang terpelihara darahnya, maka masih adakah jalan taubat bagiku?”
Orang alim itu balik bertanya: “Lalu siapakah yang menghalang-halangi antara kamu dengan taubat dan siapakah yang mencegahmu dari melakukan taubat? Pintu Allah terbuka lebar bagimu, maka bergembiralah dengan ampunan; bergembiralah dengan perkenan dari-Nya; dan bergembiralah dengan taubat yang mulus.”
Ia berkata: “Aku mau bertaubat dan memohon ampun kepada Allah.”
Orang alim berkata: “Aku memohon kepada Allah semoga Dia menerima taubatmu.”
Selanjutnya, orang alim itu berkata kepadanya: “Sesungguhnya engkau tinggal di kampung yang jahat, karena sebagian kampung dan sebagian kota itu adakalanya memberikan pengaruh untuk berbuat kedurhakaan dan kejahatan bagi para penghuninya. Barang siapa yang lemah imannya di tempat seperti ini, maka ia akan mudah berbuat durhaka dan akan terasa ringanlah baginya semua dosa, serta menggampangkannya untuk melakukan tindakan menentang Tuhannya, sehingga akhirnya ia terjerumus ke dalam kegelapan lembah dan jurang kesesatan. Akan tetapi, apabila suatu masyarakat yang di dalamnya ditegakkan amar ma’ruf dan nahi mungkar, maka akan tertutuplah semua pintu kejahatan bagi para hamba.”
“Oleh karena itu, keluarlah kamu dari kampung yang jahat itu menuju ke kampung yang baik. Gantikanlah tempat tinggalmu yang lalu dengan kampung yang baik dan bergaullah kamu dengan para pemuda yang shalih yang akan menolong dan membantumu untuk bertaubat.”
Si pembunuh itu pun pergi dengan langkah yang cepat dan hati yang gembira dengan berita dan pengharapan ini. Ketika ia telah berada di tengah jalan, ia jatuh sakit dan sekaratul maut datang menjemputnya.
Dalam QS. QAAF (50): 19, yang artinya:
“Dan datanglah sakaratul maut yang sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari darinya.”
Selanjutnya, dia mengucapkan kalimat laa ilaaha illallooh, lalu meninggal dunia. Dia belum pernah shalat, belum pernah puasa, belum pernah bershadaqah, belum pernah zakat, dan belum pernah mengerjakan kebaikan sama sekali, tetapi dia kembali kepada Allah dengan bertaubat, menyesal, berharap, dan takut kepada-Nya.
Maka datanglah malaikat rahmat dan malaikat adzab untuk mengambil dan menerima nyawanya dari malaikat maut yang mencabutnya. Mereka terlibat perselisihan yang sengit dalam memperebutkannya. Malaikat rahmat berkata: “Sesungguhnya dia datang untuk bertaubat dan menghadap kepada Allah menuju kepada kehidupan yang taat, kembali kepada Allah, dan dilahirkan kembali melalui taubatnya itu. Oleh karena itu, dia adalah bagian kami.”
Malaikat adzab berkata: “Sesungguhnya dia belum pernah melakukan suatu kebaikan pun. Dia tidak pernah sujud, Tidak pernah shalat, tidak pernah zakat, dan tidak pernah bershadaqah, maka dengan alasan apakah dia berhak mendapatkan rahmat? Bahkan dia termasuk bagian kami.”
Allah pun mengirimkan malaikat lain dari langit untuk melerai persengketaan mereka. Selanjutnya, malaikat yang baru diutus itu pun datang kepada mereka yang telah menjadi dua golongan yang bertengkar.
Malaikat yang baru berkata kepada mereka: ”Tahanlah oleh kalian. Sesungguhnya solusinya menurutku ialah hendaklah kalian sama-sama mengukur jarak antara lelaki ini dan tanah yang ia tinggalkan, yaitu kampung yang jahat, dan jarak antara dia dan kampung yang ditujunya, yaitu kampung yang baik.”
Ketika mereka sedang sama-sama mengukur, Allah memerintahkan kepada kampung yang jahat untuk menjauh dan kepada kampung yang baik untuk mendekat.
Menurut riwayat lain disebutkan bahwa sesungguhnya lelaki pembunuh 100 orang ini menonjolkan dadanya ke arah kampung yang baik. Akhirnya, mereka menjumpai mayat lelaki jahat ini lebih dekat kepada penduduk kampung yang baik dan mereka memutuskan bahwa lelaki ini adalah bagian untuk malaikat rahmat. Malaikat rahmat pun mengambilnya untuk dimasukkan ke dalam surga.